Airport and Her Blue Feeling
Bandara International Changi Singapore pagi ini tampak tidak terlalu lengang. Di sana terlihat beberapa orang yang berlalu lalang. Sekitar pukul 6 pagi waktu Singapura, Olivia telah tiba di bandara untuk melakukan check in dan kemudian menunggu keberangkatan pesawatnya.
Olivia menunggu di waiting room yang disediakan setelah melewati gate 3 untuk keberangkatan luar negeri.
Olivia membawa dirinya untuk duduk di salah satu kursi yang ada di ruang tunggu itu. Masih sekitar 1 jam lagi pesawatnya akan take off. Jadi Olivia dan penumpang lainnya yang punya keberangkatan sama, harus menunggu di sana.
Olivia menatap ke sekelilingnya. Matanya berpendar dan mengamati orang-orang di sekitarnya. Di antara banyaknya manusia di sana, hanya beberapa yang tampak sendiri, sama seperti dirinya. Kebanyakan dari mereka tidak sendiri. Ada yang bersama keluarga kecilnya, ada yang hanya berdua yang tampaknya merupakan sepasang kekasih, dan ada yang hanya bersama orang tua mereka atau pun teman.
Mungkin setiap orang memang ditakdirkan untuk bersama, atau mungkin juga tidak. Kadang takdir bisa terasa kejam dan tidak adil. Orang yang saling menyayangi, belum tentu bisa bersama.
Tempat di mana Olivia berada saat ini, yakni bandar udara, menjadi saksi dari pertemuan atau bahkan perpisahan. Bahwa artinya di hidup ini, pertemuan tidak selalu berakhir dengan kebersamaan yang hakiki. Maka ada yang namanya perpisahan.
Sekilas Olivia tersenyum getir, lalu ia mengalihkan tatapannya pada langit biru melalui dinding kaca besar di waiting room itu.
Di dalam hidup ini, Olivia tahu beberapa hal tidak bisa dimiliki. Namun jika begitu adanya, Olivia ingin memohon kepada Tuhan, agar ia bisa melupakan sosok itu. Olivia ingin melupakan sosok pria yang dicintainya, yang rasanya begitu sulit Olivia singkirkan dari pikirannya.
Olivia memutuskan membuka ponselnya karena ia baru teringat bahwa dirinya harus melakukan sesuatu. Olivia pun membuka akun Instagramnya dan ia mengarsipkan foto-fotonya kebersamaannya dengan Marcel. Olivia sebelumnya berpikir akan menghapusnya, tapi nyatanya ia tidak sanggup. Lebih tepatnya, Olivia belum sanggup untuk menghilangkan semua jejak itu. Jadi pilihan untuk mengarsipkannya adalah yang terbaik. Ketika nanti Olivia merasa rindu akan momen-momen mereka, Olivia masih bisa melihatnya dan mengingat kembali masa-masa indahnya bersama Marcel.
Semalam Olivia telah mencari tahu semuanya, setelah Ghea memberitahu identitas pria yang akan menikah dengannya.
Olivia memang telah lama tidak berkontak dengan Ghea. Hubungan Olivia dan keluarga Omnya sebenarnya baik-baik saja. Namun sejak Olivia memutuskan tinggal mandiri, keluarga Omnya memang jarang menanyakannya, padahal Olivia masih kerap kali mencoba menghubungi mereka.
Keluarga Om dan Tantenya tinggal di luar negeri, lebih tepatnya sejak Ghea berkuliah di luar negeri 4 tahun yang lalu. Kemudian baru 2 bulan belakangan—sebelum Olivia mengenal Marcel—Tantenya memberitahu bahwa Ghea dijodohkan dan akan segera menikah. Namun Olivia belum diberitahu siapa sosok yang akan menikah dengan adik sepupunya.
Kini semuanya tampak jelas di mata Olivia.
Kakeknya Ghea merupakan seorang pengusaha yang memiliki relasi bisnis dengan orang tua Marcel. Kedua keluarga telah merencanakan pernikahan untuk mempersatukan dua keluarga, tentunya untuk mengembangkan bisnis dan menjalin hubungan mitra yang baik secara berkelanjutan.
Papanya Ghea merupakan adik dari almarhumah Mamanya, jadi Olivia dan Ghea adalah saudara sepupu. Sementara Mamanya Ghea merupakan anak dari seorang pengusaha kaya raya. Ghea merupakan cucu tertua yang akan menyambung hubungan mitra bisnis keluarganya.
Olivia sudah terlanjur mengatakan pada Ghea bahwa dirinya akan merancang gaun pernikahan untuk sepupunya. Setelah Olivia tahu siapa pria yang akan menikah dengan Ghea, rasanya Olivia tidak sanggup melanjutkan janjinya. Namun Olivia kembali berpikir, rasanya tidak mungkin juga Olivia membatalkan janjinya kepada Ghea untuk membuatkan gaun pengantin. Olivia tidak ingin membuat Ghea kecewa. Lagi pula tanggal pernikahan tinggal menghitung bulan, mungkin akan sulit untuk menemukan desainer pengganti.
Olivia ingin menghindar, tapi tidak mungkin selamanya ia bisa menghindar, bukan? Bagaimana bisa, Olivia tidak hadir di hari penting adik sepupunya dan terlibat di sana?
***
Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹
Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi💕
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍒