Be Better
Hubungan Edgar dan Lilie telah berangsur membaik. Kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka telah terselesaikan. Mereka telah sama-sama tahu bahwa keduanya memiliki perasaan yang sama dan berkomitmen untuk itu. Mereka juga semakin dekat setiap harinya dan saling mengenal satu sama lain, tentu saja. Kadang ada hal yang sulit dilalui oleh Edgar maupun Lilie, tapi mereka bisa karena mereka mau menjalaninya. Edgar dan Lilie berusaha terus belajar untuk saling mengerti dan memahami, yang diyakini bahwa itu adalah kunci sukses dalam menjalin sebuah hubungan.
Tidak terasa sudah 3 bulan sejak Edgar magang di perusahaan IT’S CLEINE. Artinya masa internship Edgar akan segera berakhir. Edgar telah menjalani sidang skripsinya dua hari yang lalu. Sebagai mentor bagi Edgar, Lilie memberi nilai A untuk Edgar. Itu bukan karena kedekatan mereka, tapi tentu karena Edgar memang pantas mendapatkan nilai tersebut. Edgar telah menunjukkan kinerjanya, bertanggung jawab, dan dapat menyelesaikan target tugas dengan sangat baik.
Sore ini Lilie dan Edgar masih di kantor. Ini menjadi hari terakhir Edgar bekerja di perusahaan tersebut. Ada perayaan kecil-kecilan di sana. Rekan kerja Edgar di divisi itu mengucapkan selamat atas keberhasilan Edgar lulus sidang skripsi. Mereka juga memberi sedikit bingkisan untuk Edgar, katanya kenang-kenangan sebagai teman sejawat di kantor ini.
Ada sesi foto juga di sana, dan terakhir Edgar berfoto dengan Lilie. Jesslyn yang memotret mereka berdua.
“Deketan dikit dong, kaku banget sih,” celetuk Jesslyn dengan nada bergurai begitu melihat Edgar dan Lilie tampak canggung saat akan difoto.
Edgar lalu mendekat lebih dulu pada Lilie, berusaha terlihat senormal mungkin. Orang-orang kantor tentu belum ada yang tahu tentang dirinya dan Lilie. Lilie pun demikian, ia berusaha tampak biasa saja, seolah memang antara dirinya dan Edgar tidak ada yang spesial. Akhirnya setelah mendapat beberapa jepretan foto, sesi foto tersebut berakhir. Karena sudah sore juga, satu persatu mulai pamit meninggalkan ruangan. Jesslyn dan Ardi pulang berdua dan kini tersisa Valdo saja.
Valdo menatap ke arah Edgar dan Lilie. Tanpa bertanya apa pun, Valdo seperti sudah tahu bahwa ada yang telah terjadi antara Edgar dan Lilie.
“Gue bakal jaga rahasia deh. Tapi ada uang tutup mulut nggak nih?” celetuk Valdo dengan nada jenakanya.
“Nanti gue traktir deh Bang. Lo mau apaan emangnya?” ujar Edgar.
“Bener ya? Steik house deh,” ucap Valado.
“Yah, Bang. Belum sanggup kalau itu. Nanti kalau gue udah dapet kerjaan yang lumayan, pasti gue traktir lo. Tapi nggak bisa sekarang.”
Valdo hanya tertawa saja setelahnya, begitu juga Lilie yang tahu bahwa Valdo sebenarnya hanya bergurau, tapi Edgar keburu menganggapnya serius.
Tidak lama kemudian, Valdo berlalu dari ruangan tersebut. Valdo mengerti bahwa Edgar dan Lilie pasti butuh waktu untuk berdua saja.
“Kemarin Marcel panggil aku ke ruangannya untuk ngomongin sesuatu,” ujar Lilie pada Edgar.
“Oh yang kemarin itu. Ngomongin apa jadinya?” Edgar bertanya.
Lilie menjelaskan bahwa Marcel telah memutuskan untuk mundur dan sungguhan menyerah membuat Lilie kembali padanya. Marcel berbicara pada Lilie bahwa ia ingin Lilie bahagia, meskipun itu bukan bersamanya. Jabatan CEO Marcel akan dialihkan kepada sepupunya, tapi owner perusahaan tetap masih atas nama Marcel. Marcel memutuskan hal tersebut karena ia ingin yang terbaik untuk Lilie. Maksudnya adalah Marcel ingin Lilie bekerja dengan nyaman, tanpa harus mengingat kembali rasa sakit akan masa lalu jika Marcel masih berada di sekitar Lilie. Ini adalah yang terbaik menurut Marcel.
“Aku kayaknya bakal tetep kerja di perusahaan ini. Menurut kamu gimana?” Lilie menanyakan pendapat Edgar tentang keputusan yang akan diambilnya.
“Iya, nggak papa. Kamu tetep kerja di perusahaan ini aja. Kak, perusahaan ini butuh kamu dan kamu udah nyaman sama lingkungan kerjanya, sama tim kamu. Jadi jangan pergi dari sini, yaa?”
Lilie akhirnya mengangguk setuju. Lilie akan tetap bekerja di perusahaan ini setelah sebelumbya mempertimbangkan untuk resign.
“Ohiya, hasil interview kamu gimana? Udah dikabarin sama HR nya?” Lilie bertanya pada Edgar. Beberapa hari lalu memang Edgar mendapat panggilan untuk interview kerja dengan posisi full time job di sebuah perusahaan yang cukup ternama.
“Udah, Kak. HR nya semalem ngabarin aku dan katanya aku keterima kerja di sana. Minggu depan habis aku selesaiin revisi skripsi, aku udah bisa mulai kerja.”
Lilie yang mendengarnya tampak senang dengan berita itu. Lilie juga merasa bangga karena Edgar berhasil mendapat pekerjaan tetap.
Edgar sempat mendiskusikannya dengan Lilie, apakah ia menerima tawaran full time di IT’S CLEINE saja. Namun Lilie mengusulkan beberapa pertimbangan. Posisi dan gaji di perusahaan lain yang menawarkan bekerja, lebih menjanjikan. Selain itu Lilie juga telah mencari tahu beberapa hal tentang perusahaan itu. Jadi, Lilie menyarankan Edgar untuk menerima tawaran tersebut ketimbang mengambil tawaran yang diajukan IT'S CLEINE pada Edgar.
“Tapi kalau kerja bareng kan kita bisa ketemu tiap hari, Kak,” ucap Edgar.
“Iya, sih. Tapi kamu berhak juga untuk dapet kerjaan yang lebih baik, Gar,” ujar Lilie.
“Emangnya nggak bisa ketemu? Kan kita tetep bisa ketemu,” sambung Lilie.
Lilie berpikir Edgar pantas mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Lagi pula Lilie ingin profesional. Lilie tidak ingin bekerja dengan seseorang yang spesial baginya. Ditakutkan akan jadi bias, maka lebih baik hubungan rekan kerja itu sebatas kerja saja, tidak ada yang spesial di luar itu.
Edgar akhirnya setuju akan hal tersebut. Ia dapat tawaran kerja yang lebih baik, dan Lilie sangat mendukungnya untuk itu yang mana semakin membuat Edgar bersemangat dalam mengejar karirnya.
“Besok kamu udah nggak ke kantor lagi. Aku bakal kangen sama kamu sih,” aku Lilie dengan jujur. Mungkin Lilie harus beradaptasi dari yang sebelumnya ada Edgar dengan besok yang keadaannya sudah berbeda.
“Kantor kita deket. Aku minggu depan kan udah mulai kerja, nanti kalau kamu mau dijemput, aku siap jemput,” tutur Edgar.
“Bener .. ya kamu jemput aku?” tanya Lilie.
“Iya, bener, Cantik.”
“Oke,” ujar Lilie akhirnya sambil menampakkan senyum lebarnya.
Meskipun harus berpisah, tapi itu bukan masalah besar bagi Edgar dan Lilie. Perasaan mereka telah sama, jadi jarak pun akan bisa saja dilalui jika mereka mau berusaha menjalaninya. Mereka tetap bisa bertemu. Edgar mengatakan ia akan sering menjemput Lilie di kantor, lalu mereka bisa menghabiskan waktu bersama setelah selesai bekerja.
***
Terima kasih sudah membaca Chasing Lilie 🌸
Silakan beri dukungan untuk Chasing Lilie supaya bisa lebih baik lagi pada update berikutnya. Support apa pun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya 🍰
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 💕