Berita Pernikahan dan Alasan yang Terpendam

Berita pernikahan Alvaro dan Marsha telah resmi diumumkan oleh pihak entertainment mereka, dan dalam waktu 24 jam, kabar tersebut berhasil menghebohkan media.

Selama dua hari, Alvaro dan Marsha memutuskan untuk tidak terlihat di hadapan publik. Respon publik cukup baik terhadap kabar pernikahan mereka, tapi perusahaan menyarankan demikian. Tujuannya semata agar skenario yang mereka ciptakan terkesan natural dan berjalan mulus sesuai dengan harapan.

Hari ini Alvaro memutuskan kembali terlihat di publik. Saat sebuah Range Rover putih yang diketahui adalah milik Alvaro sampai di depan lobi gedung IMD Pictures, terlihat di sana sudah banyak wartawan yang berkumpul. Alvaro turun dari mobilnya dan rupanya Marsha berada di mobil yang sama dengan lelaki itu.

Saat Alvaro dan Marsha turun dari mobil, tiga orang bodyguard sudah siap berada di sisi kanan dan kiri mereka untuk menjaga kedua artis itu. Para bodyguard memerintahkan para wartawan untuk memberi Alvaro dan Marsha ruang, tapi mereka tidak mau mundur sedikit pun.

Marsha paparazzi

Alvaro paparazzi

Akhirnya Alvaro meminta bodyguard-nya untuk membiarkan para wartawan mewawancarai dirinya dan Marsha. Di depan gedung itu, Alvaro dan Marsha setuju untuk memberi jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan oleh para wartawan.

Ketika salah satu wartawan mengajukan pertanyaan soal anak angkat Alvaro, salah satu bodyguard Alvaro langsung meminta wartawan lain untuk mengajukan pertanyaan. Namun yang terjadi adalah di luar dugaan, wartawan yang lain mengatakan kalau mereka datang untuk meminta Alvaro dan Marsha memberi konfirmasi yang jelas, mengenai rumor yang beredar beberapa hari ke belakang.

Sempat terjadi keributan ketika para bodyguard meminta para wartawan untuk berhenti meliput dan mengusir mereka dari sana. Tanpa diprediksi, Alvaro akhirnya angkat bicara. “Saya tidak ingin ada pemberitaan apa pun mengenai anak saya. Jadi tolong mengerti, saya hanya ingin melindungi anak saya.”

Pada akhirnya para wartawan tidak bertanya lagi tentang hal yang menyangkut anak angkat Alvaro. Alvaro dan Marsha hanya membenarkan kabar pernikahan mereka yang sebelumnya memang telah diumumkan oleh perusahaan.

“Saya dan Marsha akan menikah dalam waktu 6 bulan lagi, seperti yang sudah diberitakan oleh perusahaan kami,” ujar Alvaro.

“Kalau soal konsep pernikahan bagaimana? Bisa tolong jelaskan sedikit?” salah satu wartawan bertanya lagi.

Kali ini Marsha yang menjawab pertanyaan itu. “Kami ingin konsep internasional untuk pernikahan kami. Mohon doanya yaa teman-teman semua,” ucap Marsha sambil menoleh pada Alvaro yang berada di sampingnya. Marsha menatap Alvaro dengan seulas senyuman lembut. “Kami meminta dukungan, dan berharap pernikahan kami dilancarkan,” tukas Marsha mengakhiri ucapannya.

***

Alvaro dan Marsha memutuskan kembali ke rumah. Hari ini mereka tidak memiliki jadwal pekerjaan, jadi mereka memutuskan menghabiskan waktu bersama di rumah bersama Gio. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, jadi pasti anak mereka telah kembali dari sekolahnya.

Sebelum pulang ke rumah, Alvaro dan Marsha sempat berbicara dengan para petinggi perusahaan yang menaungi nama mereka. Mereka juga menyaksikan bersama pemberitaan yang mulai naik dan bahkan dengan cepat menjadi trending di media konvensional seperti televisi dan berbagai platform sosial media. Diprediksi pernikahan Alvaro dan Marsha akan menjadi pernikahan artis yang menggemparkan jagat hiburan tanah air.

Alvaro dan Marsha memiliki banyak fans yang merestui hubungan mereka dan mendapat banyak dukungan atas rencana pernikahan. Sejauh ini, rencana yang dibuat oleh perusahaan rupanya cukup berhasil, isu miring tentang anak angkat Alvaro mulai teralihkan dengan berita pernikahan.

Begitu Range Rover Alvaro sampai di pekarangan rumahnya, seseorang langsung membukakan pintu mobil. Kehadiran Alvaro dan Marsha langsung disambut oleh dari salah satu bodyguard Alvaro di sana yang menyampaikan sesuatu padanya.

Alvaro's house

“Ada tamu yang datang, mereka adalah keluarga Zachary,” jelas lelaki di hadapan Alvaro yang merupakan kepala bodyguard-nya.

Sebelum Aufar sempat mengatakan sesuatu lagi kepada Alvaro, Alvaro telah lebih dulu melangkah memasuki rumahnya. Dengan langkah lebarnya, Alvaro langsung berjalan menuju ruang tamu. Marsha segera menyusul langkah Alvaro, setelah Aufar memberi kode bahwa kemungkinan akan terjadi sesuatu yang besar. Bagaimana tidak, bertahun-tahun setelah keluarga Zachary mencampakkan Alvaro dan Inggit, kini mereka tiba-tiba datang.

Alvaro's house 2

Ketika langkah Alvaro sampai di ruang tamu, Alvaro mendapati wajah-wajah yang cukup fameliar yang kini tengah berbincang dengan Inggit di sofa. Alvaro berdecih pelan, kemudian menyusul sebuah senyum getir yang tersungging di wajahnya.

“Alvaro,” ujar seorang pria paruh baya yang akhirnya menyadari kehadiran Alvaro di sana.

Seketika tatapan para tetua di sana mengarah pada Alvaro. Mereka menatap Alvaro sekaligus sosok perempuan di samping Alvaro yang kini tengah tersenyum ramah ke arah mereka.

Alvaro hanya dapat mematung di tempatnya, padahal banyak sekali unek-unek di dalam hatinya yang ingin ia ungkapkan. Alvaro ingin mengatakannya, tapi lidahnya terasa kelu.

Saat Inggit menyuruh Alvaro menyalami kakek dan neneknya serta tante dan omnya, Alvaro pun melakukannya dengan terpaksa. Alvaro yang melihat mamanya mencoba tersenyum, padahal tahu bahwa Inggit masih begitu sakit atas perlakuan keluarga papanya di masa lalu, hal itu membuat Alvaro ikut merasakan rasa sakit yang sama setelah bertahun-tahun lamanya.

Hari ini keluarga Zachary datang dan bersikap seolah mereka adalah sebuah keluarga, dan mereka melupakan apa yang telah mereka lakukan pada Inggit dan juga Alvaro di masa lalu.

“Alvaro, apa gosip itu benar? Kalau benar kamu punya anak, Nenek ingin sekali bertemu dengan cicit nenek. Apakah boleh?” ujar seorang wanita yang sudah nampak menua sambil menatap Alvaro dengan tatapan penuh harap. Tanpa sadar, kedua tangan Alvaro telah mengepal di kedua sisi tubuhnya.

Alvaro pun hanya mengangguk sekilas untuk mengiyakannya. Kemudian Alvaro mengatakan sesuatu kepada Marsha. “Aku ke kamar dulu ya,” ujar Alvaro pelan. Marsha terlihat sedikit bingung, tapi ia membiarkan Alvaro meninggalkan ruang tamu.

Keluarga Zachary terlihat ramah dan sangat antusias ketika bertanya kepada Marsha mengenai hubungannya dengan Alvaro, serta mengenai kabar tentang anak lelaki yang diduga adalah darah daging Alvaro dan Marsha.

“Sebentar ya Nenek dan Kakek, Marsha panggil Gio ke sini dulu,” ucap Marsha kepada pasangan tetua di hadapannya. Sebelum Marsha berlalu dari ruang tamu untuk memanggil Gio, netra Marsha bersitatap dengan Inggit. Dari tatapan Inggit, Marsha dapat melihat luka yang tergambar di kedua iris wanita itu, tapi Inggit terlihat berusaha untuk menutupinya semua dengan sebuah senyuman di wajahnya.

***

Selagi Marsha dan Gio bertemu dan mengobrol dengan keluarga Zachary, Inggit memutuskan menemui Alvaro di kamarnya. Inggit mengetuk pintu di hadapannya terlebih dulu dan setelah Alvaro membukakannya, Inggit meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan putranya.

Inggit dan Alvaro duduk bersisian di tepi ranjang di kamar. Alvaro menundukkan pandangannya dan hanya menatap lantai marmer, ia tidak sanggup melihat mata terluka mamanya.

“Al, Mama nggak pernah ngajarin kamu untuk membenci keluarga papamu,” ucap Inggit, suara wanita itu terdengar sedikit bergetar. Inggit menjeda ucapannya sesaat, ia meraih satu tangan Alvaro dan menggenggamnya. “Mama tau, hati kamu masih sakit banget kalau mengingatnya. Tapi Mama percaya, kamu adalah orang yang berhati besar dan kamu bisa memaafkan mereka.”

Alvaro kemudian mengangkat wajahnya, ia mempertemukan netranya dengan Inggit. “Untuk apa mereka datang setelah bertahun-tahun, Mah? Alvaro udah maafin mereka sejak lama, tapi Alvaro nggak bisa kalau harus ngeliat Mama ngerasain sakit kayak dulu lagi. Luka itu akan selalu ada Mah, Alvaro tau itu.”

Inggit seketika bungkam berkat ucapan putranya. Apa yang dikatakan oleh Alvaro adalah benar. Inggit memang telah memaafkan perlakuan keluarga almarhum suaminya, tapi luka itu selamanya akan tetap membekas di dalam hatinya.

Inggit meminta Alvaro mendengarkan perkataannya dengan seksama. “Al, Mama nggak ingin kamu seperti ini. Sebenarnya Mama nggak papa kalau kita menetap tinggal di Bali aja, ketimbang harus pindah ke Jakarta. Tapi waktu kamu bilang ingin balik ke Jakarta, Mama setuju, karena Mama cuma ingin melihat kamu bahagia. Meskipun sampai sekarang kamu nggak ngasih tau Mama, apa alasan kamu ingin kembali ke Jakarta.”

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Alvaro sedang berada di ruang pribadi yang diperuntukkan khusus untuknya bekerja, tapi Alvaro nampak tidak melakukan apa pun di sana. Terdengar ketukan di pintu ruangan sebanyak dua kali, Alvaro lantas memperbolehkan seseorang di sana untuk masuk.

Pintu pun terbuka dan menampakkan sosok Aufar. Aufar merupakan kepala bodyguard yang telah setia bekerja dengan Alvaro sejak lelaki itu baru memulai karirnya di dunia akting. Bagi Alvaro, Aufar sudah seperti abangnya sendiri. Meskipun kini Alvaro sudah menjadi lelaki dewasa, tapi bagi Aufar Alvaro tetaplah adiknya yang akan selalu membutuhkannya.

“Sampai sekarang tante Inggit nggak tau alasan lo minta pindah ke Jakarta?” celetuk Aufar setelah menarik kursi di hadapan Alvaro dan menjatuhkan pantatnya di sana.

“Mama nggak perlu tau,” ujar Alvaro. Alvaro tampak berpikir sesaat, kemudian pria itu lanjut berujar, “Lagian setelah gue pikir-pikir, alasan itu nggak terlalu penting, Bang.”

“Lo nggak berniat pindah ke Bali lagi aja? Lagian lo sama Marsha udah mau nikah, jadi gue pikir lo udah nggak punya tujuan untuk stay di Jakarta, right?” Aufar menyampaikan pendapatnya kepada Alvaro. Sejauh ini, hanya Aufar yang mengetahui alasan Alvaro ingin kembali ke Jakarta, setelah sebelumnya menetap tinggal di Bali. Tujuan awal Alvaro ke Jakarta adalah karena Alvaro ingin mencari sosok gadis dari masa lalunya.

“Gue mau tetap stay di Jakarta aja,” ucap Alvaro setelah beberapa detik lelaki itu terdiam.

“Tapi bukannya lo mau menghindari keluarga almarhum papa lo? Lo juga nggak ingin tante Inggit ngerasain sakit hati lagi, kan?” tanya Aufar.

Alvaro lantas mengatakan bahwa ia menyetujui perkataan Aufar tentang dirinya yang tidak ingin melihat Inggit sakit hati lagi. Jakarta memang telah menorehkan luka yang mendalam kepada Inggit dan juga Alvaro, dan itu bukanlah hal yang mudah. Namun soal menghindari keluarga almarhum papanya, Alvaro tidak setuju. Alvaro mengatakan pada Aufar bahwa ia telah sadar, dirinya tidak bisa terus lari dari kenyataan untuk dapat mengobati luka di hatinya. Alvaro harus menghadapinya untuk bisa sepenuhnya memaafkan dan sembuh dari luka itu.

“Tujuan gue di Jakarta bukan untuk cari perempuan itu lagi. Sejak gue pacaran sama Marsha, gue udah janji kalau gue cuma akan mencintai dia. Perempuan yang dulu pernah gue suka, dia cuma masa lalu gue, Bang,” terang Alvaro.

“Oke-oke,” ujar Aufar sambil terkekeh pelan.

“Tapi lo masih inget nama lengkapnya,” ucap Aufar sebelum lelaki itu beranjak dari kursinya karena Alvaro meminta waktu untuk sendiri dulu.

“Iya, gue emang masih inget. Tapi semuanya udah berubah. Mungkin pun kalau kita ketemu lagi, gue nggak akan ngenalin dia,” jawab Alvaro apa adanya.

Alvaro memang masih mengingat nama lengkap gadis itu. Namun segalanya telah berubah, dan mungkin jika suatu saat mereka tidak sengaja berpapasan, Alvaro tidak akan mengenali atau menyadari keberadaan gadis itu. Gadis itu hanya bagian dari masa lalunya, sosok yang pernah Alvaro kagumi bukan hanya karena kecantikan parasnya, tapi juga karena kecerdasannya saat di Sekolah Dasar.

***

Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷

Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜

Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭