Boyfriend Revealed
Satu minggu kemudian.
Sejak hari penangkapan Leonel dan Abbas Pasha, perlahan-lahan Raegan dan keluarganya dapat menjalani kehidupan seperti sediakala, seperti saat sebelum kecemasan tidak menghantui mereka. Satrio dan Indri pergi bekerja bersama di pagi hari, Raegan berangkat ke kantornya setelah mengantar Kaldera ke sekolah. Sesekali The Ninety Seven berkunjung ke rumah atau Raegan dan Kaldera yang mengunjungi markas. Mereka cukup banyak menghabiskan waktu bersama, Raegan dan Kaldera memberitahu orang-orang terdekat mereka tentang hubungan keduanya. Mereka ikut bahagia saat mendengarnya, meski terkadang Romeo atau Calvin megganggu keduanya saat ingin berduaan saja.
Hari ini ada jadwal pengambilan rapot di sekolah Kaldera. Teman-teman Kaldera mayoritas datang bersama orang tua mereka, tapi berbeda dengan Kaldera. Tadinya Kaldera ingin datang bersama mama, tapi ada perubahan pada rencana awal.
Raegan menawarkan Kaldera untuk menjadi walinya, untuk mengambil rapot ke sekolahnya. Akhirnya Kaldera menyetujui itu, karena mama hari ini ada rapat penting di kantornya yang tidak bisa ditinggalkan.
Pengambilan rapot ini merupakan yang terakhir, akan ada informasi penting yang akan disampaikan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan nantinya. Jadi sepertinya akan lebih baik jika ada seseorang yang menemaninya untuk datang ke sekolah, daripada Kaldera datang sendiri.
Begitu giliran Kaldera mengambil rapotnya, kini seorang guru perempuan menatap Kaldera dan Raegan secara bergantian. Tatapan bu Nurhayati itu seolah meminta penjelasan tentang siapa sosok wali yang tengah bersama salah satu muridnya ini.
“Dengan Bapak—atau Mas siapa? Apakah Anda walinya Kaldera?” bu Nurhayati berujar agak ragu. Beliau memperhatikan penampilan formal Raegan. Mungkin wali kelasnya itu sedang memperkirakann, berapa usia Raegan dan apa hubungannya dengan Kaldera.
Raegan menoleh pada Kaldera selama beberapa detik, lalu ia beralih menatap wali kelas Kaldera. Raegan lantas mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. “Saya walinya Kaldera yang baru, Bu. Kenalkan, Raegantara,” ucap Raegan dengan begitu lugas, khas sekali gaya pria itu ketika berbicara.
Ibu Nurhayati segera membalas uluran tangan Raegan dan mengulaskan seuntai senyuman. “Baik, silakan duduk, Bapak Raegantara,” ucap bu Nurhayati kemudian.
***
Keberadaan Raegan sukses mengundang perhatian teman-teman sekelas Kaldera. Tidak hanya sampai di situ, beberapa orang tua murid yang memang mengenal Kaldera, menanyakan padanya tentang siapa Raegan sebenarnya dan apa hubungan yang ia miliki dengan lelaki berusia 30 tahunan itu.
Kaldera hanya menjawab bahwa Raegan adalah walinya yang baru. Kaldera tidak ingin menjelaskan lebih jauh kenapa walinya sebelumnya yang merupakan tantenya berubah menjadi sosok lelaki dewasa. Beberapa akhirnya menduga bahwa Raegan adalah kakaknya Kaldera. Kaldera dan Raegan pun hanya mengiyakannya saja. Perbedaan usia yang jelas tampak di antara Kaldera dan Raegan, membuat orang-orang akhirnya berasumsi demikian.
Untung acara pengambilan rapot itu tidak memakan waktu yang terlalu lama. Setelah membawa buku rapot dan hasil portofolio karya selama Kaldera bersekolah 3 tahun di SMA ini, Kaldera dan Raegan akhirnya keluar dari ruangan kelas dan bergegas untuk pulang.
Namun saat mereka hampir sampai di tangga, Kaldera menghentikan langkahnya. Otomatis Raegan yang berjalan di samping Kaldera pun ikut berhenti.
“Mas, ada barang aku yang ketinggalan di loker kelas. Aku ambil dulu, ya? Kamu tunggu di sini aja sebentar,” ucap Kaldera pada Raegan.
“Oke.” Raegan pun mengangguk mengiyakan.
Raegan menunggu Kaldera di sana. Selama ia di sana, beberapa murid atau pun guru yang melewatinya selalu berhenti sejenak untuk sekedar menoleh ke arahnya. Kepada para guru, Raegan membungkukkan badannya dengan sopan dan mengulaskan senyum tipis yang ramah. Ini pengalaman seumur hidup yang tidak akan Raegan lupakan. Bagaimana Raegan bisa melupakannya, ia datang ke sebuah sekolah untuk menjdi mengambil rapot dan menjadi wali bagi kekasihnya sendiri. Sungguh pengalaman yang menakjubkan, bukan?
Ketika ditatap dengan tatapan ingin tahu, biasanya Raegan akan dapat menjelaskan siapa dirinya. Namun kali ini, situasinya sungguh berbeda. Tidak mungkin ia menjawab dengan jujur pertanyaan orang tua teman Kaldera tentang apa hubungannya dengan Kaldera.
Saat mata Raegan menangkap sosok Kaldera yang tengah berjalan ke arahnya di ujung koridor, Raegan hampir melangkah untuk menghampiri Kaldera lebih dulu. Namun aksinya tersebut terhenti, kala ia melihat tiga orang teman Kaldera menghampiri gadis itu.
Raegan pun memutuskan untuk tetap di tempatnya. Dari posisinya saat ini, Raegan cukup bisa mendengar percakapan antara Kaldera dan teman-temannya.
“Kal, kok kita nggak pernah tau kalau wali lo ganti? Tante lo emangnya ke mana?” tanya salah satu teman Kaldera itu.
“Gue nggak bisa ceritain sekarang. Kapan-kapan gue bakal cerita ke kalian ya,” jawab Kaldera.
Tatapan teman-teman Kaldera pun nampak kecewa. Namun apa boleh buat, mereka tetap harus menghargai keputusan Kaldera itu. Kaldera masih belum ingin berbagi cerita tentang perubahan pada hidupnya.
Raegan juga akhirnya mencoba mengerti itu. Meski sebenarnya Raegan sangat ingin teman-teman Kaldera mengetahui hubungan mereka, tapi Raegan sadar itu tidak mungkin dapat terjadi dalam waktu dekat.
“Cuma satu yang bisa gue kasih tau ke kalian. Tapi please, jangan sampai ini kesebar dulu siapa-siapa ya,” ujar Kaldera lagi.
Suasana sekolah saat ini sudah lumayan sepi, beberapa sudah meninggalkan gedung setelah selesai mengambil rapot. Hari ini juga kelas 10 dan 11 diliburkan, jadi khusus kelas 12 saja yang diperbolehkan datang karena ada urusan mengambil rapot ke sekolah.
“Ini soal wali lo yang baru Kal?” tebak temannya yang satunya. Kaldera dengan cepat mengangguk mengiyakan. Dari posisinya, Raegan pun ikut menunggu jawaban yang akan diberikan Kaldera kepada teman-temannya.
“Sebenernya mas Raegan itu cowok gue, sekaligus wali gue juga,” ucap Kaldera akhirnya. Kaldera lantas nampak tersenyum sekilas setelah mengatakannya.
Usai Kaldera mengucapkannya, ketiga temannya hanya mampu terdiam, mereka nampak bingung harus memberi respon apa. Sahabat-sahabat dekat Kaldera itu nampak tidak percaya atas kalimatnya barusan. Namun memang begitulah kenyataannya. Kaldera berjanji akan menceritakan semuanya nanti, ketika waktunya sudah tepat. Kaldera akan menunjukkan secara resmi orang-orang yang sangat ia sayangi di hidupnya, sosok Raegan, mama Indri, dan papa Satrio.
“Yaudah, gue duluan ya,” ucap Kaldera sebelum melangkah pergi meninggalkan teman-temannya.
Begitu Kaldera semakin dekat menuju di mana Raegan berada, Raegan segera mengubah ekspresi wajahnya agar jadi senormal mungkin. Nanti apa yang akan Kaldera pikirkan kalau melihat Raegan tersenyum lebar seperti ini.
Kaldera mungkin tidak menyadari itu. Namun perlakuan kecil dan pengakuan Kaldera akan sosok Raegan di hidupnya, telah membuat Raegan merasa bahagia. Bahagianya Raegan ternyata sesederhana ini.
***
Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮
Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂