Buah Simalakama
Romeo, Barra, dan Calvin telah berhasil menemukan keberadaan Leonel, tepat sebelum pria itu kabur menaiki sebuah kapal persiar dari sebuah pelabuhan besar. Seperti mendapatkan sebuah lotre, mereka menemukan Leonel seorang diri.
Kini tidak jauh dari pelabuhan, di sebuah gudang tua yang tidak lagi digunakan, mereka akan menunjukkan dengan siapa Leonel telah berurusan. Romeo, Barra, dan Calvin memang telah memutuskan akan membawa Leonel kepada polisi, tapi Calvin yang bersumbu pendek berniat memberi Leonel sedikit pelajaran menggunakan tangannya sendiri.
“Kalian akan menyesal telah melakukan ini,” ucap Leonel dengan tampang tenangnya. Leonel tidak dapat bergerak di tempatnya, tapi rupanya pria itu masih berupaya mempengaruhi 3 lelaki di hadapannya. Kedua kaki Leonel dimasukkan ke dalam sebuah pasung kayu, serta kedua tangannya dipasung menggunakan rantai yang dikaitkan pada beban seberat 3 kilogram.
Calvin hampir saja mendekat pada Leonel dan melayangkan bogem mentah di wajah pria itu, tapi Romeo dan Barra dengan cepat mencegah aksi gegabah Calvin itu.
“Kalian tidak akan pernah menduga siapa yang sesungguhnya berada di balik semua ini. Rupanya kalian sangat bodoh,” ujar Leonel lagi.
“He just said a bullshit things. We don’t need to thinked about it,” ucap Romeo ketika Barra justru memikirkan ucapan Leonel.
Leonel lantas mengedikkan kedua bahunya, lalu dengan tampang beringasnya pria itu berujar, “Alright, it’s your choice. Kalian sendiri padahal tahu hukum di negara ini bisa dimanipulasi. I’ll let you doing what you want to do. But someday, I’ll make sure you need to pay me back.”
“Udah gue bilang, kita habisin aja dia,” ujar Calvin dengan guratan emosi yang tergambar jelas di wajahnya. Calvin berpikir bahwa menghabisi Leonel adalah jalan utama yang terbaik, toh mereka tetap akan memenjarakan Abbas Pasha Tarigan dengan tuduhan perencanaan pembunuhan terhadap Satrio.
Mereka ingin sekali menghabisi Leonel, tapi ingat bahwa mereka tidak ingin mengotori tangan mereka untuk itu. Situasi saat ini terasa seperti buah simalakama. Mereka harus memilih apakah menghabisi Leonel adalah yang terbaik atau membiarkannya membusuk di penjara akan menjadi keputusan terbaik untuk masa depan?
***
Akhirnya Romeo, Barra, dan Calvin memutuskan untuk mendiskusikannya terlebih dulu. Di markas The Ninety Seven, mereka membicarakan hal tersebut bertiga.
“Kita akan pastikan dia mati di penjara,” ucap Romeo membuka suaranya.
“Tapi gimana kalau siklusnya berputar kayak roda? Hukum bisa dibeli, dan gue curiga si bajingan itu akan melakukan apa pun untuk bebas dari jerat hukum,” ujar Calvin.
“Bar, kalau menurut lo gimana?” tanya Romeo yang melihat Barra belum mengungkapkan pendapatnya.
“Nggak ada gunanya kita habisin dia,” ucap Barra. Mendengar ucapan itu, seketika Romeo dan Calvin menatap Barra dengan tatapan bertanya.
Barra kembali melanjutkan perkataannya. “Kalau pun hukum bisa dibeli, harusnya kita nggak cuma habisin Leonel saat ini, tapi kita perlu habisin seluruh pejabat negara yang terlibat.”
“Jadi maksud lo kata-kata Calvin tadi bener? Siklusnya akan terus sama kalau kayak gitu,” Romeo tampak tidak setuju dengan Barra.
“I'm always right, see,” ucap Calvin.
Barra lantas menatap Romeo dan Calvin secara bergantian. Barra yang terkenal paling genius dan realistis di antara mereka, kembali mengungkapkan pikirannya. “Gue curiga perkataan Leonel emang bener, ada oknum lain yang menggerakkan mereka.”
“Maksud lo?” tanya Calvin nampak penasaran, ia tidak mengerti jalan pikrian si jenius Barra.
“Kalian inget mobil yang nolong Leonel waktu itu? Orang-orang itu bukan anggota Tacenda, jadi ada kemungkinan besar kalau Abbas bukan kepala utama dari semua ini, tapi ada orang lain yang menjadikan Abbas dan Leonel sebagai anteknya,” ujar Barra mengungkapkan pemikirannya.
Akhirnya setelah diskusi tersebut, mereka bertiga tetep memutuskan untuk menyerahkan Leonel ke pihak yang berwenang menghukumnya. Mereka yakin Raegan akan memenangkan kasusnya karena mereka sudah punya bukti yang kuat yakni kesaksian dari Hendri. Namun meskipun begitu, ada hal yang perlu mereka diskusikan dengan Raegan terkait oknum yang dicurigai sebagai kepala utama dari semua kejahatan ini. Mereka perlu mencari tahu dan mengantisipasi, jika tidak ingin suatu hari bom waktu yang sedang disembunyikan tersebut meledak di permukaan.
***
Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮
Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂