Don't Remind Me About That
Sebelumnya Marcel telah bicara pada Olivia, bahwa pria itu ingin mengenalkan Olivia pada teman-teman dekatnya.
Marcel mengatakan ia dan teman-temannya biasa melakukan ini, yakni liburan bersama pasangan mereka. Di saat punya waktu senggang, mereka akan meluangkan waktu untuk pergi ke suatu tempat untuk me-refresh pikiran. Disebutnya sih ‘Collab Date’. Jadi para pria akan mengajak pasangan mereka masing-masing untuk kemudian menginap bersama di satu tempat.
Sebuah penerbangan pesawat first class ke Bali telah dipesan. Mereka totalnya berjumlah 8 orang, dan berencana akan menginap selama 3 hari sudah termasuk perjalanan pulang dan pergi.
Olivia berkenalan dengan 3 pria yang merupakan sahabat-sahabat Marcel, serta 3 orang perempuan yang merupakan kekasih dari para pria itu.
“Hai, gue Ravell,” ujar seorang pria berkulit putih dan bermata agak sipit. Pria itu yang pertama kali memperkenalkan diri kepada Olivia.
“Gue Keenan,” berlanjut seorang pria bertubuh jangkung dan berkulit agak tan yang mengulurkan tangannya pada Olivia untuk memperkenalkan diri.
“Kenalin gue Alex.” Dan yang terakhir adalah Alex, pria berkulit putih yang merupakan pria blasteran Indonesia Australia.
Ravell, Keenan, dan Alex merupakan sahabat Marcel dan mereka telah lama menjalin hubungan pertemanan. Ketiga lelaki tersebut merupakan pengusaha sukses di usia mereka yang terbilang muda. Satu persatu mereka mengenalkan diri pada Olivia yang dibalas dengan sambutan ramah olehnya.
Olivia juga berkenalan dengan Luna, Allysa, dan Maya, yang merupakan kekasih dari ketiga lelaki itu.
Malam ini mereka berkumpul di beach club yang tidak jauh dari resort tempat mereka menginap. Di sana mereka menyewa sebuah area VVIP untuk menikmati pemandangan pantai sambil berendam di jacuzzi dan meneguk minuman yang harganya bisa terbilang fantasis.
Di sana bukan hanya para pria yang bicara tentang bisnis, tapi para wanita juga. Maya merupakan pengusaha yang memiliki brand kosmetik dan sebuah salon. Allysa baru saja terjun ke dunia bisnis untuk melanjutkan bisnis kuliner milik keluarganya. Serta Luna merupakan pemilik brand skincare lokal yang terkenal, bahkan produk miliknya telah banyak dipakai oleh kalangan artis ternama.
Olivia juga menceritakan tentang dirinya, pekerjaannya, dan beberapa kliennya yang ternyata juga mengenal mereka. Dunia rasanya sempit, terlebih mereka berada di bidang yang sama yakni bisnis. Jadi mereka seperti berputar-putar saja dan lagi-lagi bertemu dengan orang sama.
Ketika hari beranjak malam, mereka berdelapan memutuskan untuk menikmati dinner di restoran seafood yang lokasinya yang tidak jauh dari pantai. Sambil menikmati makan malam, mata mereka dimanjkan oleh pemandangan Pantai Canggu, salah satu pantai di Bali yang sangat indah.
Berbagai menu makanan seafood kini tersaji di hadapan mereka, lengkap di satu meja panjang dan nampak begitu menggugah selera. Ada minuman wine yang juga telah dipesan oleh Alex, satu di antara mereka tampak begitu bersemangat malam ini.
Alex baru saja akan menuangkan minuman anggur itu ke gelas milik Marcel, tapi dengan cepat Marcel menolaknya. “Gue nggak minum, Bro,” ujarnya.
“Beneran?” Alex bertanya untuk memastikan.
“Kan udah lama juga Marcel nggak minum,” celetuk Ravell.
“Oh iya. Oke-oke,” Alex lantas membawa botol itu bersamanya dan kembali duduk di kursinya, yakni di samping Maya.
Makan malam pun berlanjut diiringi dengan obrolan-obrolan ringan. Alex dan Keenan menikmati wine di sela-sela menyantap makanan. Ravell meminumnya sedikit, sementara Marcel tidak menyesap minuman keras itu sama sekali.
Selesai mereka menikmati makan malam, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sedikit guna menghilangkan rasa begah di perut sebelum harus kembali ke resort.
Ketika mereka berjalan-jalan, Alex tampak hangover cukup parah, jadi pria itu izin kembali duluan ke resort bersama dengan kekasihnya, Maya.
Tidak lama berselang, Keenan juga pamit karena terlihat sudah tidak sabar melakukan sesuatu dengan kekasihnya. Keenan hampir saja mencium Allysa secara brutal, tidak sadar tempat bahwa mereka bisa ditonton beberapa orang di pantai juga.
Jadi akhirnya Marcel dan Ravell berinisiatif untuk membantu membawa Keenan ke resort. Tidak mungkin Allysa yang tubuhnya mungil sanggup membawa kekasihnya yang bertubuh kekar itu sampai dengan aman ke kamar resort mereka.
Sehingga jadinya tersisa Olivia dan Luna di sana . Kedua perempuan itu memutuskan tetap berjalan pelan di sekitar pantai, toh pacar mereka akan kembali setelah mengantar Keenan. Luna mengatakan, untung saja Ravell tidak sampai hangover, jadi mereka masih bisa berjalan-jalan. Luna ingin menikmati suasana pantai di malam hari, jadi perempuan itu memang telah mengatakan pada kekasihnya untuk tidak minum terlalu banyak.
“Liv, Ravell sempet cerita lho sama gue tentang lo sama Marcel,” celetuk Luna tiba-tiba.
“Oh iya? Cerita apa emangnya Lun?” Olivia bertanya.
“Ravell sama Marcel udah sahabatan lumayan lama. Jadi hampir apa-apa Marcel tuh cerita ke Ravell, terus Ravell cerita juga ke gue. Nah pas kemarin waktu Marcel naksir lo, dia sempet ngerasa kalut gitu. Ravell ikutan kepikiran juga, makanya coba bantuin buat hubungin Om Hari kalau nggak salah, buat beli saham gitu deh.”
Olivia masih mendengarkan cerita Luna dengan seksama.
“Perlakuan Marcel ke lo keliatan beda deh Liv, sama cewek-cewek dia yang sebelumnya. Dia dulu nggak se-effort ini, terus katanya lo udah ketemu sama anaknya Marcel ya?”
“Iya, udah sempet ketemu,” ujar Olivia.
“Gue kasih tau nih Liv, pacarnya yang sebelumnya mana ada tuh yang dikenalin ke anaknya. Ya paling ke kita-kita doang sih dikenalinnya. Biasanya ya, Marcel tuh gampang banget dapetin cewek, nggak pernah ngerasa galau dan sampe ngejar segitunya, kayak ke lo. Makanya Ravell sempet agak heran juga pas kemarin, tapi bagus deh kalian long last sampe sekarang. Gue liat Marcel kayak serius banget ama lo. Gue doain lo sama Marcel langgeng terus ya Liv. Gue ikut happy liat kalian.” Luna mengakhiri penuturannya dengan seulas senyum di wajahnya.
“Iya Lun. Makasih ya,” ujar Olivia diiringi sebuah senyum segaris.
***
Marcel dan Olivia telah kembali ke kamar mereka. Marcel menutup pintu dan menguncinya, lalu lekas menghampiri Olivia yang telah menjamah kasur lebih dulu.
“Babe, besok kita berenang yuk di pantai. Tapi pagi ya?” ujar Marcel.
“Jam berapa?”
“Kalau jam enam gimana? Kamu mau pake swim suit yang warna item itu kan?”
“Iya, aku mau pake yang itu. Kenapa harus pagi-pagi? Itu jam 6 masih dingin banget lho, Babe,” ujar Olivia.
Marcel menyusul Olivia ke kasur, lalu ia menghela pinggang Olivia agar posisi mereka tidak berjauhan.
Marcel mempertemukan netranya dengan netra Olivia. “Kamu pasti cantik banget pake baju itu. Kalau pagi kan masih sepi, Babe. Aku maunya aku doang yang liat, ya? Please,” Marcel mencebikkan sedikit bibirnya, kelakukannya persis seperti anak anjing yang meminta sesuatu dan tampak begitu menggemaskan.
“Iya. Nanti bangunin aja kalau aku belum bangun.” Olivia akhirnya setuju akan ide itu.
“Oke, Sayang. Ayo kita tidur sekarang, biar besok bisa bangun pagi,” Marcel menampakkan senyum lebarnya di hadapan Olivia.
Olivia mengangguk. Lantas mereka melangkah ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan sedikit membersihkan diri. Baru setelah itu keduanya kembali lagi ke ranjang dan menenggelamkan diri di bawah selimut. Udara malam ini cukup dingin, jadi cocok sekali untuk berpelukan agar mendapat hangat alami dari kulit yang saling bersentuhan.
“Babe,” ujar Olivia.
“Iya?”
“Emangnya sejak kapan kamu udah nggak minum alkohol lagi?” Olivia bertanya.
“Udah lumayan lama sih. Mungkin sekitar empat atau lima tahun yang lalu,” terang Marcel.
“Alasan kamu berhenti?”
“Karena aku punya anak. Kayaknya karena itu aja. Aku pengen hidup lebih sehat dan punya umur panjang, jadi harus berhenti minum minuman itu.”
“Alright. That’s a good choice.”
Olivia lantas semakin mendekatkan dirinya kepada Marcel, kini sepenuhnya menyandarkan kepalanya di dada bidang Marcel.
“Tadi Luna cerita sama aku. Katanya dia tau cerita itu dari Ravell,” ujar Olivia. Olivia sudah memejamkan matanya, tapi masih berbicara.
“Luna cerita apa ke kamu?” Marcel bertanya.
“Ada deh. Pokoknya tentang kamu,” ujar Olivia dengan nada menggoda.
“Babe, serius. Dia cerita apa?” Marcel yang penasaran pun bertanya lagi dan benar-benar ingin mengetahuinya.
“Cerita tentang yang baik-baik kok,” ujar Olivia.
“Lho aku kan emang pria baik-baik.”
Olivia spontan tertawa, lalu ia melonggarkan dekapannya di torso Marcel. Olivia lantas sedikit menjauhkan wajahnya agar ia bisa menatap Marcel.
“Alright, alright, you’re a good man,” ujar Olivia.
“I will be a good man for you,” cetus Marcel.
“Thank you then.”
Dengan gerakan cepat, Marcel lalu mencuri satu ciuman di bibir Olivia.
CUPH.
Terdengar bunyi kecupan yang pelan di kamar itu.
Olivia lantas tidak diam begitu saja, ia lekas membalas ciuman itu. Jadi kini mereka satu sama. Marcel membulatkan matanya, tampak lucu dan menggemaskan di mata Olivia.
“Kamu makin pro ya, Babe,” cetus Marcel.
“Oh ya?”
“Iya.”
“I think I’m not a pro yet. Can you teach me more?” ujar Olivia dengan tatapan menggodanya.
“Ini kamu yang minta lho, Babe. Jangan nangis ya nanti.”
“Kenapa aku harus nangis? Kapan emangnya aku nangis?”
“Kemarin, kamu nangis karena kesakitan.”
“Babe, oke. Don’t remind me about that,” cetus Olivia dengan cepat, tatapan matanya memperingati Marcel, tapi justru tampak lucu dan menggemaskan di mata Marcel.
Marcel spontan tertawa puas, tapi kemudian tawanya terhenti karena Olivia yang bergerak melumat bibirnya. Bahkan Olivia menarik bibir bawah Marcel kemudian menggigit-gigit kecil di sana. Selama beberapa detik Olivia melakukannya dan akhirnya perempuan itu melepaskan pagutannya.
“Hei, calm down, Babe. I’m here, I will teach you more,” ujar Marcel dengan nada santainya, seolah pria itu menikmati pembalasan cukup kejam yang baru saja dilakukan Olivia.
“Alright. Teach me then,” ucap Olivia dengan nada seriusnya.
“Oke. We will do it tonight. It’s a lesson that we can learning by doing,” ujar Marcel.
“Babe, kita nggak jadi langsung tidur dong?” ujar Olivia.
“Satu kali aja, habis itu kita tidur. Gimana?”
Olivia mengangguk sekali, “Oke.”
***
Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹
Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi 💕
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍒