Everything That Make She Happy, He Will Agree of It
Manda sampai di rumah sekitar pukul 8 malam. Tidak lama setelah Manda pulang, ia mendapati El juga kembali.
Manda berjalan melenggang keluar dan membukakan pintu pagar untuk El.
Usai El memarkirkan range rovernya di garasi rumah, El segera turun dari mobilnya. El seketika mendapati Manda ketika ia membuka pintu mobil.
El lantas memperhatikan raut wajah Manda. Tampak di paras cantik itu ada kebahagiaan yang terpancar yang tidak bisa ditutupi.
“Gimana tadi acaranya?” El bertanya.
“Seru sih acaranya. Mayoritas emang ibu-ibu kan yang hadir di sana. Tapi beberapa mereka ada yang sekalian ngajak anak perempuannya, ngajak mantunya, ada juag yang ngajak cucunya. Habis selesai acara, nggak langsung pulang. Jadi agak malem deh baliknya,” cerita Manda panjang lebar.
“Ohya, pasti sih. Nenek sama Mama emang suka jalan-jalan. Sering nggak inget umur mereka tuh,” ujar El.
Manda mengangguk menyetujui itu. “Eh tapi bagus dong ..? Artinya Nenek sama Mama sehat, masih kuat jalan-jalan, umur nggak menghalangi.”
Mereka mengobrol sembari berjalan masuk ke dalam rumah. Manda masuk lebih dulu, lalu disusul oleh El yang langsung mengunci pintu utama rumah.
“Hmm .. iya ya, bener juga. Emangnya tadi ke mana aja?” El bertanya lagi.
“Belanja baju. Karna kebetulan ukurannya ada, jadi beli baju tiga biji samaan deh. Terus habis itu meni pedi juga ke salon langganan Mama.”
“Ya ampun.” El berdecak kecil, lalu ia geleng-geleng kepala tampak heran. Namun setelahnya El tidak dapat menahan senyumannya. Perasaan bahagianya tidak dapat ditutupi kala melihat Manda yang juga tampak senang hari ini.
Tidak terasa langkah mereka sudah jauh memasuki bagian dalam rumah. Manda dan El akan berjalan berpisah. El akan menuju ke kamarnya, lalu Manda akan menaiki tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
Namun sebelum itu, Manda berceletuk, “Besok gantian Kak Shila yang ngajakin saya pergi, Pak.”
“Berdua aja sama Kak Shila?“
“Iya. Mau hangout katanya. Kak Shila suruh saya buat milih kegiatannya. Yaudah saya bilang aja mau ikutan baking class. Kak Shila setuju juga.”
“Oh iya. Yaudah nggak papa. Kamu suka baking kan.” Manda dengan cepat mengangguk.
“Iya. Kalau kamu suka dan kamu enjoy, kamu bisa lakuin itu. Saya setuju aja sih,” tambah El lagi.
Manda setelahnya hanya tersenyum kecil. Sejenak hati kecil Manda tidak dapat berbohong lagi. Kali ini suara itu begitu kuat. Manda tidak bisa menyangkal lagi. Manda pun meminta izin pada dirinya sendiri, bolehkah sesaat ia menikmati semua ini dan menganggap bahwa yang dijalaninya sekarang adalah kenyataan, bukan hanya sekedar sandiwara?
Namun rasanya Manda terlalu tidak tahu diri untuk sekedar berharap. Manda lebih mudah untuk sadar akan posisinya yang sesungguhnya, hingga sulit baginya untuk memikirkan harapan itu.
—
Terima kasih telah membaca Marrying My Boss 💕
Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi 🌸
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍰