Extra Part : Only If I Leave The World

Saat acara di rumah tersebut benar-benar akan selesai, Alvaro di sana tengah mencari-cari keberadaan Sienna. Tersisa satu tamu pentingnya yang ingin pamit pulang, tapi justru istrinya tidak terlihat keberadaannya.

Alvaro telah bertanya pada beberapa orang di sana, seperti anak-anaknya dan juga asisten yang bekerja di rumahnya, tapi mereka mengatakan hal yang sama. Mereka tidak melihat keberadaan Sienna.

Setelah mencari-cari, Alvaro akhirnya menemukan Sienna di kamar tidur mereka. Alvaro pun sedikit merutuki kebodohannya, kenapa ia tidak terpikirkan bahwa istrinya berada di kamar.

“Sayang, aku cariin kamu lho. Ternyata kamu di sini,” ujar Alvaro begitu ia melangkah menghampiri Sienna.

Alvaro lantas mengatakan bahwa tamu pentingnya ada yang ingin pamit pulang, jadi ia mencari keberadaan Sienna.

“Kamu tadi ngapain ke sini?” Alvaro bertanya.

“Aku ngecek sesuatu. Aku kan belum datang bulan, aku kira tadi aku hari pertama. Nggak taunya belum juga pas aku cek,” ujar Sienna.

Sienna lantas memperhatikan raut wajah Alvaro, ada sesuatu yang coba pria itu sembunyikan. “Al, kenapa? Ada sesuatu?” Sienna bertanya.

“Sky, aku takut. Semalem aku mimpi kamu ninggalin aku,” ucap Alvaro dengan suaranya yang sedikit tertahan.

Alvaro masih menatap Sienna, pria itu memandangi paras wanita yang dicintainya dengan lekat, seolah Sienna bisa melakukan teleportasi dan menghilang dari hadapannya begitu saja.

“Sayang, hei. Dengerin aku ya,” Sienna dengan lembut menangkup kedua sisi wajah Alavro menggunakan kedua tangannya. Sambil menatap Alvaro dengan tatapan penuh arti, Sienna lantas berujar, “Aku nggak akan ninggalin kamu, kecuali aku pergi ninggalin dunia ini, Al. Selama aku masih hidup, aku mau selalu ada di samping kamu.”

Hanya jika takdir kematian yang membuat Sienna harus pergi meninggalkan dunia, maka Sienna akan pergi dari Alvaro. Namun jika bukan karena itu, Sienna tidak akan meninggalkan pria di hadapannya ini.

***

Ketika semua tamu benar-benar sudah meninggalkan rumah mereka dan anak-anak sedang bermain di lantai dua, Alvaro mengajak Sienna untuk masuk ke kamar.

Alvaro segera mengunci pintu kamar ketika Sienna sudah melangkah masuk. Sienna menoleh kepada Alvaro, wanita itu melemparkan senyum penuh selidiknya pada suaminya.

“Kenapa harus dikunci sih, Al?” celetuk Sienna sambil tetap mengarahkan tatapannya pada setiap gerakan Alvaro.

“Harus dikunci, Sayang. Nanti anak-anak tiba-tiba masuk, kan gawat,” tutur Alvaro.

“Apanya yang gawat? Emangnya kita mau ngapain?”

Pertanyaan Sienna itu dengan cepat mengundang senyum tipis nan menggoda di wajah Alvaro.

“Jahilnya Manda, ekspresinya, persis kamu banget kalau kayak gini,” cetus Sienna begitu jarak Alvaro sudah sangat dekat dengannya. Hanya tersisa 1 centi, jadi Sienna dapat dengan puas menikmati pemandangan paras suaminya yang memang mirip sekali dengan putri mereka.

“Amanda itu kamu versi cewek, persis banget. Wajah kalian, bener-bener plek ketiplek,” ucap Sienna lagi.

“Jahilnya kamu juga nurun ke Edgar, ya. Dia mirip kamu banget.” Setelahnya mereka tertawa bersama mengingat bahwa anak mereka mendapat jatah yang adil.

Dari bentuk wajah dan proporsinya, Edgar memang mirip sekali dengan Sienna, hampir tidak mengambil gen apa pun dari Alvaro. Sementara Amanda hampir 100% mewarisi gen Alvaro, baik dari bentuk mata, hidung, serta bibir. Selain itu, anak perempuan mereka cara bicaranya mirip sekali dengan Alvaro dan sifat jenakanya yang juga menurun dari papanya.

“Ini kita mau ngapain ya di dalem kamar, terus segala dikunci pintunya?” celetuk Sienna.

“Kamu ngiranya aku mau ngapain?” Alvaro malah bertanya.

“Nggak tau. Mau minta jatah kali,” ucap Sienna dengan enteng.

Alvaro seketika tertawa. Sienna mencebikkan bibirnya dan nampak sebal. “Yaudah kalau nggak mau,” ujar Sienna.

“Mau, Sayang. Aku mana bisa nolak kamu, sih. Nanti malem ya, sekarang kita tidur siang aja dulu sambil cuddle,” tutur Alvaro.

Alvaro kerap kali masih senang menjaili Sienna, itu tidak berubah setelah bertahun-tahun mengarungi pernikahan. Selain itu, cinta mereka rasanya masih sama ketika pertama kali berkencan. Seringkali pernikahan diragukan spark-nya akan menghilang setelah 5 tahun, tapi itu tidak bisa disamaratakan untuk semua orang, bukan? Sejatinya cinta itu bisa dipupuk secara terus menerus. Ibaratnya sebuah taman bunga, tentu perlu disirami dengan air, diberi pupuk, dan dirawat dengan baik agar tetap subur serta bunga-bunga di dalamnya dapat tumbuh dengan indah.

Sebelum memejamkan mata karena kantuk yang mulai datang, Alvaro dan Sienna melakukan rutinitas mereka yang selalu tidak pernah tertinggal. Alvaro mengecup bibir Sienna dengan lembut, lalu perlahan gerakannya semakin dalam, hingga saliva mereka akhirnya saling bertukar.

I love you, Baby. I always do,” ucap Alvaro sebelum akhirnya mengakhiri pagutannya di bibir Sienna.

Sienna mengulaskan senyumnya, lalu matanya yang sudah terasa berat segera terpejam begitu saja. Sienna merasakan Alvaro memeluk torsonya, membuatnya merasa nyaman dan jadi lebih cepat terlelap.

***

Beberapa jam setelah Sienna dan Alvaro terlelap, tiba-tiba Sienna terjaga dari tidurnya. Kedua kelopak matanya membuka secara spontan. Terdengar hembusan nafas tidak teratur yang lekas membuat Alvaro ikut terjaga dari tidurnya.

“Sayang, kamu habis mimpi ya?” Alvaro bertanya sembari menatap Sienna dengan tatapan khawatir.

Sienna lantas mengangguk pelan.

Setelah sekian lama, Sienna mendapatkan mimpi itu lagi. Mimpinya terasa jelas, jadi Sienna pikir itu adalah mimpi pembaca masa depan. Awalnya Alvaro mengira bahwa itu mimpi buruk, tapi ternyata sebaliknya, Sienna mendapat sebuah mimpi baik.

“Al, barusan aku mimpi kalau kita bakal punya anak lagi,” tutur Sienna. Itu memang mimpi baik, tapi yang membuat Sienna khawatir adalah tentang usianya yang tidak lagi muda.

“Kamu masih bisa hamil lagi, Sayang. Kan kamu masih 38, kata dokter yang rentan itu di usia 40, kan?” ucap Alvaro ketika ia ingat yang dikatakan oleh dokter obgyn.

“Oh, iya sih ya,” Sienna lantas membenarkan itu. Bisa saja dirinya mengandung lagi, dan memang kemungkinannya cukup besar untuk terjadi.

“Sayang, gimana kalau kita coba bikin mimpi kamu jadi kenyataan?” celetuk Alvaro.

Sienna seketika menoleh pada Alvaro dan menatap pria itu dengan tatapan malu-malu khasnya. Sienna merasakan jantungnya berdebar dengan tidak normal. Debaran itu kuat sekali, dan ia masih tetap merasakannya bahkan setelah hampir 12 tahun usia pernikahan mereka. Rasanya masih sama, Sienna masih mencintai sedalam ini.

Alvaro lantas membujuk Sienna agar mereka making love. Alvaro meminta Sienna mengenakan gaun sutranya, gaun yang selalu nampak cantik dikenakan oleh Sienna, dan Alvaro sangat menyukainya.

Manusia berhak berusaha mengubah takdirnya menjadi lebih baik, atau justru memilih diam saja dan membuatnya menjadi lebih buruk. Manusia pun diberi kesempatan untuk menentukan akhir dari hidupnya. Hal tersebut tergantung dari perjuangannya, usahanya, dan juga tekad kuat dari dalam dirinya.

***

Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷

Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜

Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭