Fakta yang Menyayat Hati
Satu minggu kemudian.
Hubungan Alvaro dan Sienna masih tetap berjalan seperti biasa, meski seringkali pikiran mereka terbebani karena Fabio yang belum merestui hubungan keduanya. Hati Fabio belum tergerak, dan baik Sienna maupun Alaro paham bahwa beliau butuh waktu.
Alvaro mengerti bahwa Fabio hanyalah seorang pria yang tidak ingin putrinya sakit hati ketika harus bersama seorang lelaki. Tidak ada seorang ayah yang rela anaknya disakiti, Alvaro tahu itu karena ia juga seorang ayah yang selalu berusaha membahagiakan dan melindungi anaknya.
Beberapa hari sebelumnya, Alvaro sudah membicarakannya pada Sienna, bahwa ia ingin mengatakan kebenaran kepada orang tua Sienna mengenai status Gio. Alasannya sudah jelas, Alvaro tidak ingin ada rahasia di antara ia dan orang tua Sienna, tidak ada yang ingin Alvaro tutupi. Alvaro menghormati orang tua Sienna, maka dari itu Alvaro ingin bersikap transparan terhadap orang yang ia hormati.
“Malam Om, Tante. Maaf sudah mengganggu waktunya. Maksud kedatangan saya malam ini, saya ingin menyampaikan sesuatu sama Om dan Tante. Sebelumnya, saya dan Sienna sudah sepakat untuk membicarakan ini kepada Om dan Tante,” tutur Alvaro memulai pembicaraan.
Saat ini di hadapan Alvaro ada Fabio dan Renata. Sienna duduk di samping Alvaro, menggenggam tangannya di bawah meja. Alvaro tahu bahwa Sienna khawatir, dan perempuan itu tengah mencoba memberinya kekuatan.
Alvaro menjeda ucapannya, ditatapnya kedua pasang mata sosok di hadapannya. Dua sosok yang Alvaro hormati, karena Alvaro tahu betapa berharganya mereka bagi Sienna.
“Saya tidak memiliki anak angkat. Gio adalah anak kandung saya.” Setelah kalimat yang Alvaro ucapkan itu, suasana pun langsung hening. Tanpa perlu lebih jauh Alvaro mengucapkannya, Fabio dan Renata seperti sudah mengetahui kelanjutannya.Alvaro mendapati tatapan terluka di kedua mata Renata, wanita yang sebelumnya begitu nampak bahagia waktu Alvaro baru pertama kali datang ke rumah ini.
“Om, Tante. Maksud saya mengatakan ini, saya tidak ingin ada yang ditutupi. Sejak saya dan Sienna memutuskan menjalin hubungan, kita udah sepakat untuk terbuka tentang apa pun, baik di antara saya dan Sienna, maupun di antara orang tua Sienna, dan juga orang tua saya.”
Fabio dan Renta tidak memberikan respon apa pun. Mengetahui fakta kalau Gio bukanlah anak angkat Alvaro—melainkan anak kandungnya yang merupakan hasil hubungannya dengan Marsha—jelas saja orang tua Sienna kecewa.
“Mama mau istirahat di kamar,” ucap Renata pelan sebelum akhirnya beranjak dari kursinya. Renata berlalu begitu saja, dengan isakan yang sedari tadi sudah ia coba tahan.
Ketika sampai di kamar, tangis Renata akhirnya pecah juga. Renata memang kecewa terhadap Alvaro, tapi ia lebih sakit hati memikirkan bahwa putrinya begitu tegar dan masih tetap beraa di samping Alvaro, bagaimana pun masa lalu dan kondisi lelaki itu.
Fabio berdeham, kemudian ia mengatakan sebuah kalimat sebelum ikut menyusul Renata beranjak dari sana. “Terima kasih atas keberanian kamu mengakuinya. Kamu adalah seorang ayah, Alvaro. Di pundak kamu ada sebuah tanggung jawab, jadi kamu memang harus belajar menanggung apa yang perlu kamu pertanggungjawabkan itu.”
***
Sebelum berjalan menuju kamarnya, Sienna membelokkan langkahnya menuju kamar orang tuanya. Setelah mengetuk pintu dan dibukakan, Sienna mendapati Renata di sana. Kemudian Sienna mengatakan pada Renata bahwa ia perlu bicara berdua dengan Renata. Ada satu hal yang ingin Sienna sampaikan, dan Renata harus mengetahuinya.
“Sienna, apa ini tentang Alvaro?” Renata bertanya.
Sienna mengangguk sekali sebagai jawaban.
“Mama pikir, Mama ngga sanggup mendengarnya lagi.”
“Mah, dengerin Sienna dulu. Ini tentang kebenaran yang sesungguhnya yang menyangkut soal identitas Gio,” terang Sienna. Saat Renata hampir saja meninggalkan Sienna di ruang tamu, Renata akhirnya kembali mendaratkan dirinya di sofa.
“Maksud kamu apa?” tanya Renata.
“Mah, sebenarnya Gio bukan anak kandungnya Alvaro,” ucap Sienna.
Renata yang mendengar kalimat itu seketika tampak terkejut dan tidak percaya, tapi memang seperti itu lah faktanya. Renata yakin bahwa Sienna tidak mungkin mengatakan hal yang tidak benar, apalagi ini menyangkut soal Gio, sosok yang sangat putrinya itu sayangi.
“Mah, Sienna dapat mimpi kalau Gio itu bukan anak kandungnya Alvaro. Sienna nggak tau kenapa faktanya bisa seperti itu, tapi selama ini mimpi Sienna nggak pernah keliru, Mah.”
Renata masih termangu di tempatnya. Dua detik berikutnya, wanita paruh baya itu menghembuskan napasnya panjang. “Sienna, apa Alvaro udah tau soal ini?”
Sienna menggeleng. “Belum Mah. Untuk mimpi Sienna yang satu ini. Sienna belum cerita ke Alvaro.”
“Alasannya?”
“Sienna nggak sanggup, Mah. Alvaro sayang banget sama Gio, pasti ini akan nyakitin Alvaro.” Sienna mengatakan kalau ia memilih menyimpan fakta ini sendiri. Sienna sudah mendapatkan mimpi tersebut cukup lama, tepatnya saat ia tertidur di rumah Alvaro. Sienna belum menceritakannya pada siapa pun, dan Renata adalah orang pertama yang tahu.
“Mah, Sienna udah memutuskan. Sienna mau menyimpan ini, sampai pada saatnya fakta ini terungkap, dan Alvaro akan tau sendiri.”
“Sienna, tapi gimana caranya fakta ini terungkap, Nak? Kamu ingin melibatkan diri kamu ke dalam semua ini?” Renata menatap putrinya dengan tatapan terluka. Sebagai seorang ibu, Renata juga dapat merasakan apa yang tengah dirasakan oleh Sienna. Sienna merelakan dirinya tertarik ke dalam semua masalah ini. Sienna memutuskan akan mengungkap kebenaran yang menyangkut hidup Alvaro dan pastilah tidak mudah untuk berada di posisi putrinya saat ini.
“Mah, Sienna minta tolong. Tolong dukung Sienna dan restui hubungan Sienna sama Alvaro. Alvaro harus tau kebenaran yang selama ini disembunyikan rapat dari dia. Sienna nggak ingin Alvaro melalui ini sendiri. Jadi Sienna udah memutuskan untuk selalu ada di samping Alvaro. Mimpi yang Sienna dapat, bukan cuma tentang Gio, tapi ada satu lagi yang berkaitan sama Marsha.”
Sienna menjelaskan pada Renata mengenai semua mimpi yang ia dapatkan yang berhubungan dengan Alvaro, Gio dan Marsha. Mendengar rentetan kalimat tersebut, Renata pun hanya sanggup terdiam. Sebuah kebohongan besar telah dilakukan dan jika tidak terungkap, akan selamanya menjadi momok dan bangkai yang menyeramkan.
“Sienna, Mama ingin meragukan mimpi kamu untuk kali ini, tapi Mama juga takut kalau mimpi kamu memang benar adanya,” ujar Renata.
“Sienna juga berpikir seperti itu, Mah. Sienna ngga bisa berbuat apa pun untuk sekarang. Sienna cuma bisa ada di samping Alvaro dan Gio, sampai nanti waktunya tepat, kebenaran ini akan terungkap. Sienna nggak akan biarin selamanya kebenaran ini tersimpan rapi,” jelas Sienna.
Renata lantas setuju dengan keputusan yang diambil Sienna. Saat Sienna mengetahui masa depan seseorang, tidak semudah itu baginya mengungkapkan prediksi tersebut, terlebih ini menyangkut suatu hal yang besar.
Sebagai seorang ibu, Renata bertanya-tanya mengapa putrinya diberkati kemampuan ini, yang kadang juga membuat Renata merasa sedih. Sienna sudah banyak melalui hal berat sejak kecil, hingga terkadang Sienna lebih mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Namun satu hal yang Renata syukuri, Sienna dapat memutuskan sesuatu yang tepat. Renata merasa terenyuh dan bangga akan keputusan yang diambil oleh Sienna. Sienna dapat memutuskan sesuatu dan tidak takut untuk melangkah, terlebih itu untuk orang yang Sienna cintai.
Dari semua yang Renata dapatkan barusan, Renata jadi tahu bahwa putrinya begitu mencintai Alvaro. Sienna telah berada pada level tertinggi dari mencintai seseorang, yakni ketika dirinya tidak sanggup bahkan untuk sekedar melihat orang yang dia cintai terluka.
“Sienna, Mama mendukung kamu dan merestui hubungan kamu sama Alvaro,” ucap Renata akhirnya.
Sienna yang mendengar kalimat tersebut nampak tidak percaya, tapi ia bahagia mengetahui bahwa mamanya dapat mengerti perasaannya.
Renata kembali melanjutkan perkataannya sembari menggenggam tangan Sienna, “Keputusan yang udah kamu ambil, adalah keputusan yang tepat, Nak. Kamu berada di jalan yang benar, dan kamu melakukannya dengan tulus untuk orang yang kamu cintai.”
***
Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷
Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜
Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭