Grateful You're Here

Satu bulan telah berlalu sejak Sienna dan Alvaro memutuskan menjalin hubungan. Belum banyak yang mengetahui tentang hubungan keduanya. Namun sebagian memang sudah tau, terutama orang-orang terdekat Alvaro. Setelah Inggit, lalu disusul orang-orang yang bekerja dan tinggal di rumah Alvaro. Gina, mbak Ida, Aufar, dan beberapa pekerja lainnya.

Sementara Gio, tentu anak itu tidak mengerti apa-apa. Satu hal yang bocah 6 tahun itu ketahui adalah, ia merasa senang karena bunda Sienna-nya jadi lebih sering ke rumah dan menghabiskan waktu bersamanya dan juga papanya. Gio tidak tahu, bahwa bunda dan papanya sering menghabiskan waktu berdua tanpa dirinya. Seperti pasangan pada umumnya, Alvaro dan Sienna beberapa kali butuh waktu untuk berduaan saja, dan itu adalah hal yang wajar.

Suasana rumah sianh ini sedang sepi karena pembuat keramaian sedang tidak ada, karena Gio belum pulang dari sekolahnya. Sienna datang ke rumah dan bertemu Gina di ruang tamu yang sedang membersihkan area di dekat sofa.

“Eh Ibu,” sapa Gina sambil mengulaskan senyum sopannya.

Sienna membalas sapaan Gina dengan seulas senyum. “Gin, Gio pulang sekolah jam berapa ya hari ini?” tanya Sienna ketika ia teringat sesuatu.

“Sekitar jam 4 sore Bu. Soalnya ada les renang dulu habis pulang sekolah.”

“Oh gitu. Jadi gini Gin, hari ini saya nggak bisa temenin Gio les. Saya minta tolong kamu yaa, bisa?”

“Oh, iya Bu, bisa. Nanti saya yang temenin Gio.”

“Oke, makasih ya Gin.”

Tepat setelah itu, terlihat sosok Alvaro yang berjalan menuju Sienna dari arah kamarnya. Alvaro segera sampai di hadapan Sienna. Jarak mereka yang sudah dekat itu, membuat Gina mengerti dan kemudian segera berlalu dari hadapan keduanya.

“Al, tadi masih ada Gina,” ujar Sienna.

“Gina udah paham,” ujar Alvaro pelan sembari mengulaskan senyum tipisnya.

Kemudian Alvaro meraih tangan Sienna, menggenggamnya dan mengajak Sienna untuk menuju kamarnya.

“Harusnya gue temenin Gio les renang lho hari ini,” ujar Sienna.

“Gio ada Gina yang temenin. Kalau papanya Gio nggak ada yang temenin.”

Sienna sukses membelakkan matanya ke arah Alvaro berkat ucapan enteng lelaki itu. Alvaro hanya terkekeh mendapati hal tersebut. Begitu langkah mereka telah sampai di kamar, Alvaro menutup pintunya dan menguncinya.

“Kenapa dikunci?” tanya Sienna yang baru sadar karena sebelumnya ia sedang menyapa Lily, kucing anggora putih yang sedang berada di kamar Alvaro.

Alvaro berjalan menghampiri Sienna, kemudian mengambil Lily dari gendongan Sienna. “Mau dibawa ke mana Lily-nya?” tanya Sienna.

“Lily, kamu keluar dulu yaa,” ujar Alvaro sambil mengusap bulu halus Lily.

Sienna mengikuti langkah Alvaro yang membawa Lily keluar. Ketika Alvaro meletakkan Lily di lantai dan hampir menutup pintunya, Lily mengaum kecil, mengeluarkan bunyi ‘meow’ lembut dari bibirnya.

“Kasian Lily,” ujar Sienna. Namun Alvaro tetap menutup pintunya dan kembali menguncinya, sehingga Lily tidak bisa melangkah masuk ke dalam.

“Al,” Sienna memelas, meminta Alvaro untuk membuka pintunya.

“Apaa ... Sayang?” Alvaro malah tersenyum jenaka ke arah Sienna. “Tunggu dulu sebentar di sini ya,” ucap Alvaro yang lantas menghilang di balik tembok yang menuju walk in closet di kamar itu.

Sienna pun menunggu Alvaro, ia duduk di tepi kasur. Sienna sedikit merasa gugup, jantungnya berdebar, dan sedari tadi sebenarnya Sienna mencoba menyembunyikan senyuman di wajahnya.

Selang 5 menit kemudian, Alvaro sudah kembali. Sienna langsung menoleh dan mendapati Alvaro telah mengganti pakaian yang sebelumnya lelaki itu kenakan.

“Kenapa ganti baju?” Sienna bertanya karena ia tidak mengerti mengapa Alvaro mengganti pakaiannya.

“Udah kotor baju yang tadi. Kan mau tidur,” jelas Alvaro.

Ketika Alvaro mulai menjamah kasur, Sienna dapat menghirup aroma parfum fameliar yang biasa Alvaro pakai. Alvaro telah lebih dulu merebahkan dirinya di kasur, baru setelah itu Sienna menyusul.

Sienna merebahkan tubuhnya dengan posisinya yang membelakangi Alvaro, hal tersebut membuat Alvaro terkekeh pelan. Namun tanpa mengucapkan apapun, Alvaro mendekat lebih dulu. Kemudian dengan gerakan lembut, satu lengan Alvaro menghela pinggang Sienna untuk didekap.

Sienna masih diam di tempatnya, sampai ketika beberapa menit berselang, Sienna mulai mendekatkan diri dan menyandarkan punggungnya di dada bidang Alvaro. Sienna memberi usapan lembut di lengan keras dan berotot Alvaro yang mendekap pinggang rampingnya.

“Sienna,” ujar Alvaro dengan suara pelannya.

“Hmm? Lo belum tidur?” Sienna memutuskan membalikkan badannya. Jadi kini Sienna bisa melihat wajah Alvaro. Wajah Alvaro nampak setengah mengantuk, matanya terlihat agak sayu.

“Ada kamar baru yang masih direnovasi, belum sepenuhnya jadi,” ujar Alvaro.

“Kamar siapa?”

“Kamar gue. Nanti gue nggak tidur di kamar ini lagi.”

Sienna mengerti tanpa meminta Alvaro menjelaskan maksud dari ‘kamar baru’ yang akan Alvaro tempati itu. Sienna dapat paham rasa sakit yang dialami Alvaro, sehingga membuat lelaki itu memutuskan membuat kamar baru untuknya. Kamar ini, pasti telah menyimpan banyak kenangan antara Alvaro dan Marsha. Maka dari itu, untuk mengobati dirinya, Alvaro benar-benar ingin meninggalkan semua yang berhubungan dengan Marsha, semua yang berhubungan dengan masa lalu mereka. Dari pancaran mata Alvaro, Sienna dapat melihat rasa sakit yang lelaki itu coba sembunyikan.

Beberapa menit berlalu, Sienna hanya memperhatikan Alvaro yang sudah memejamkan matanya, tapi Sienna tahu Alvaro belum sepenuhnya tidur. Kini giliran Sienna yang mendekat lebih dulu. Sienna melesakkan dirinya ke dalam pelukan Alvaro, lalu ia membiarkan Alvaro merengkuh tubuhnya. Begitu mereka sudah saling mendekap, Sienna dapat merasakan deru napas hangat Alvaro di dekatnya, dan juga wangi tubuhnya. Sebelum Alvaro benar-benar pergi ke alam mimpinya, lelaki itu menyematkan sebuah kecupan lembut di kening Sienna.

Alvaro kemudian berucap pelan di dekat Sienna. “Gue bersyukur lo ada di sini, Sienna.”

***

Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷

Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜

Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭