Hakikat Masa Lalu

Satu minggu kemudian.

Edgar telah bekerja di sebuah perusahaan dan mendapat tawaran gaji yang sangat cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Jadi kedepannya Edgar sudah tidak mendapat jatah uang bulanan dari orang tuanya. Papa dan Bundanya bangga dengan pencapaiannya itu. Bukan hanya keluarganya yang bangga, tentu saja Edgar memiliki seseorang yang spesial baginya yang juga bangga terhadapnya. Orang itu adalah Lilie.

Hari ini sepulang bekerja, Edgar menjemput Lilie di kantor. Di gedung pencakar langit itu, Edgar melangkahkan kakinya di sana. Rasanya seperti nostalgia. Tiga bulan yang lalu, Edgar datang ke sini dengan tujuan untuk mengenal Lilie dan bisa mendekatinya. Harapannya kecil agar Edgar memiliki Lilie, tapi Edgar tidak menyerah, ia ingin berjuang. Saat ini Edgar kembali ke gedung tersebut dengan keadaan yang sudah berbeda. Ia tidak lagi menjadi karyawan magang di sini, tapi Edgar datang untuk menjemput seseorang yang dicintainya dan juga mencintainya.

Edgar memutuskan menunggu Lilie di lobi gedung, di mana adas sofa khusus untuk menunggu.

Ketika Edgar masih menunggu, netranya mendapati keberadaan Marcel di sana. Tanpa Edgar duga, Marcel mengajaknya berbicara.

“Ini soal Lilie. Saya udah bicara sama Lilie sebelumnya, jadi saya pikir saya harus bicara juga sama kamu,” ucap Marcel.

“Saya menyesal karena sudah meninggalkan Lilie dua tahun lalu, dan nggak tau sehancur apa Lilie karena itu,” lanjut Marcel lagi.

Marcel mengaku bahwa ia menyesal tidak tahu seberapa hancurnya Lilie dan itu disebabkan dirinya. Marcel akhirnya sadar bahwa tindakannya selama ini salah, bahwa seharusnya ia tidak perlu kembali ke hidup Lilie yang mana bisa membuka luka lama itu.

“Lilie pernah punya masa lalu sama saya Dia bahagia waktu itu, tapi saya nyakitin dia. Sekarang saya mau Lilie bahagia, walaupun bukan sama saya,” ucap Marcel.

Edgar dan Marcel masih berada di sana ketika Lilie mendapati kedua lelaki itu tengah mengobrol. Lilie tampak heran, tapi ia segera melangkah menghampiri mereka.

Kehadiran Lilie tersebut lekas menginterupsi Edgar dan Marcel. Marcel pun pamit dari sana setelah mengatakan bahwa pembicaraannya dengan Edgar telah selesai. Sepeninggalan Marcel, Lilie tanya apa yang Edgar bicarakan sama Marcel.

“Kok kamu sama Marcel bisa ngobrol?” tanya Lilie begitu dirinya dan Edgar berjalan bersisian menuju parkiran.

“Ngobrol biasa aja,” ujar Edgar kemudian.

Edgar pun hanya mengatakan kalau pembicaraannya dengan Marcel barusan adalah hanya tentang masa lalu yang sudah lewat. Kini Edgar dan Marcel bukan rival lagi, karena Marcel sudah memutuskan untuk mundur dari medan perang.

“Ohhh gitu,” ucap Lilie sembari manggut-manggut.

“Berarti dulu kalian jadi rival dong?” Lilie bertanya.

“Iya, kayak gitu deh kira-kira,” jawab Edgar diiringi tawanya. Lilie otomatis ikut tertawa.

Begitulah masa lalu. Lilie merasa bahwa masa lalu adalah hal yang patut dikenang sesekali, tapi tidak untuk diungkit dan menjadi distraksi di masa sekarang. Masa lalu akan tetap ada, tapi patutnya hanya untuk disimpan. Kemudian ketika masa laku itu tidak sengaja teringat, hadirnya hanya cukup untuk menghadirkan gelak tawa.

***

Terima kasih sudah membaca Chasing Lilie 🌸

Silakan beri dukungan untuk Chasing Lilie supaya bisa lebih baik lagi pada update berikutnya. Support apa pun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya 🍰

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 💕