Hal yang Lebih Penting

Hari-hari telah berlalu sejak Alvaro mengadakan konferensi pers. Masih ada beberapa media yang dengan gencarnya memberitakan bahwa Alvaro telah selingkuh. Awalnya Alvaro tidak terlalu peduli, tapi saat mereka mulai mengulik sosok perempuan yang waktu itu terlihat bersamanya di konferensi pers, Alvaro rasanya tidak ingin diam. Namun lagi-lagi Seinna mengingatkan Alvaro dan menyarankan untuk lebih baik tidak angkat bicara mengenai hal tersebut. Media itu haus akan bahan berita, dan seperti sebuah pancingan, jika Alvaro terpancing lalu akhirnya terperangkap, maka sebenarnya ia telah kalah. Alvaro membiarkan media mendapat apa yang mereka mau dan membuat mereka merasa menang.

Baru seumur-umur dalam hidupnya, Sienna menemukan namanya terdapat di berbagai platform media dan menjadi perbincangan khayalak. Kejadian waktu itu memang tidak terduga, dan entah dari mana juga media bisa mendapat informasi tentang dirinya.

Perempuan yang disebut-sebut terlihat bersama Alvaro di konferensi pers, adalah Sienna Skyla Malinka ; yang lantas diduga adalah kekasih Alvaro yang belum diungkap secara resmi oleh Alvaro sendiri.

“Al, udah biarin aja. Nggak usah dipeduliin, taro hp-nya ya,” ujar Sienna, ia meraih ponsel di tangan Alvaro dan meletakkan benda itu di atas meja.

Sienna lantas menghela satu sisi wajah Alvaro, meminta lelaki itu untuk menatapnya. “Kita punya hal-hal yang lebih penting yang harusnya kita fokus pikirin, dari pada pemberitaan itu,” ujar Sienna.

“Berita-berita itu udah keterlaluan, mereka menggiring opini publik, terus ujung-ujungnya jadi fitnah. Sienna, harusnya lo nggak perlu ngelaluin ini, gue minta maaf,” ujar Alvaro tampak merasa bersalah. Beberapa hari ini Sienna mendapat ujaran kebencian di sosial media dan Alvaro khawatir soal itu.

“Pasti ini bikin lo nggak nyaman,” lagi, Alvaro berujar dengan nada khawatirnya.

“Rasanya emang nggak nyaman, Al.” Sienna jujur tentang itu. Namun ia tidak bermaksud membebani Alvaro. “Setiap gue keluar rumah, takut ada yang ngenalin. Tapi kenyataannya, nggak separah yang kita bayangin, kan. Seiringnya waktu, masyarakat juga nggak akan terlalu peduli lagi dan mereka akan lupa dengan sendirinya,” pungkas Sienna. Sienna tahu suatu hari ia akan menghadapinya saat ia telah memutuskan menjalin hubungan dengan Alvaro, tapi bukan itu poinnya. Setiap masalah pasti akan datang, tapi ada waktunya juga untuk berlalu dan sirna.

“Oke. Kalau makin parah, bilang sama gue, ya. Gue bakal urus ini dan pastiin mereka nggak nyerang lo lagi, mau secara langsung atau pun di sosial media.”

Sienna kemudian mengulaskan senyumnya, lalu ia mengangguk. Senyum tersebut otomatis tertular pada Alvaro. Melihat senyum kekasihnya ini, Alvaro selalu merasa nyaman ; rasanya emosinya mudah surut dan ketegangannya berangsur mereda.

Alvaro lantas mendekatkan posisinya dengan Sienna, tangan Sienna yang masih berada di sisi wajahnya, Alvaro mengambilnya lalu ia beralih menggenggam tangan itu.

Alvaro mengeratkan genggaman itu, lalu sedikit digoyangkan. Sambil menatap netra Sienna dalam-dalam, Alvaro lantas bertanya, “Apa yang lebih penting yang harusnya kita fokus pikirin?”

Sienna nampak berpikir sejenak, matanya memicing dan timbul kerutan di dahinya. “Banyak, salah satunya keluarga kita.” Sienna menjeda ucapannya, ia menangkap basah Alvaro yang tengah menatapnya selekat ini ketika Sienna berbicara. Seolah setiap kata yang Sienna ucapkan begitu penting bagi Alvaro dan lelaki itu benar-benar akan mendengarkannya.

“Kita harus fokus untuk ngasih kasih sayang yang utuh untuk Gio. Terus fokus bicarain kelanjutan hubungan kita.” Sienna melanjutkan ucapannya, yang mana seketika rentetan kalimat itu berhasil mencetak senyum di wajah Alvaro.

“Gue udah ngomong sama mama dan juga orang tua lo, soal rencana pernikahan kita,” ujar Alvaro.

Alvaro telah berbicara pada mamanya, juga pada orang tua Sienna tentang rencananya untuk menikahi Sienna. Niat itu sudah disampaikan dan tentunya disambut baik oleh kedua belah pihak dan mereka akan segera membuat perencanaannya.

“Sky, kapan kira-kira lo siap untuk pemberkatan di gereja?” Alvaro bertanya.

“Hah?” kerutan di kening Sienna seolah menjelaskan kebingungannya.

“Iya, kira-kira kapan tanggal dan bulannya. Biar gue bisa perkirakan dan siapin semuanya,” Alvaro malah bertanya lagi.

You’re not even purpose me yet,” ujar Sienna.

Sienna pun segera melayangkan protesnya kepada Alvaro. Alih-alih bertanya apakah Sienna bersedia menikah dengannya, Alvaro justru bertanya kapan Sienna siap melakukan pemberkatan di gereja.

Seolah-olah memang Sienna sudah menerima lamaran Alvaro dan bersedia untuk menikah dengannya, padahal lelaki itu belum melamarnya secara resmi.

“Oke-oke.” Alvaro terkekeh. “You have any request for the purpose? Atau … lo lebih suka sesuatu yang rahasia dan surprise, jadi biar gue yang planning semuanya?”

“Hmm … I want to request one thing, maybe,” ujar Sienna kemudian.

“Oke, apa itu?”

“Mawar pink yang banyak, di taman, terus tamannya yang ada air mancurnya.”

Alright. Tapi itu lebih dari satu lho, Sayang.”

“Nggak boleh emangnya?” Sienna bertanya dengan sedikit mengerucutkan bibirnya.

Alvaro lantas mengarahkan tangannya untuk mengusap belah pipi Sienna, nampak gemas dengan tingkah kekasihnya barusan. “Boleh, Sayang. Alright, you will get what you want.”

***

Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷

Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜

Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭