Her Fiance
1 tahun kemudian.
Lilie mendapat promosi di kantornya sehingga bisa naik jabatan. Karena kinerja dan hasil pencapaiannya untuk perusahaan, Lilie pun berhasil diangkat menjadi Chief Marketing Officer di perusahaan IT’S CLEINE.
Hari itu diadakan sebuah perayaan untuk pencapaian Lilie. Divisi yang ada di kantor turut diundang datang ke acara tersebut. Edgar juga datang ke sana, tapi bukan sebagai karyawan, tapi Lilie memperkenalkannya sebagai tunangannya.
Kepada rekan kerjanya bahkan atasannya di kantor, Lilie dengan bangga mengenalkan sosok yang datang ke acara pentingnya itu. Mereka yang ada di sana turut bahagia dan mendoakan yang terbaik untuk Lilie dan Edgar.
Edgar dan Lilie telah bertunangan, sebuah cincin cantik tersemat di jari manis Lilie dan orang-orang selama ini tidak menduga bahwa itu adalah cincin tunangan.
Acara makan-makan sederhana tersebut berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Saat waktu sudah malam menunjukkan pukul 8, satu persatu mulai berpamitan dan berlalu. Lilie dan sekretarisnya jadi yang terakhir berada di tempat itu, tentu saja ada Edgar juga menunggu Lilie sampai acaranya selesai.
“Yuk, kita pulang,” ujar Lilie yang menghampiri Edgar dan langsung meraih tangan lelaki itu untuk ia genggam.
“Jadi … ceritanya hari ini sekalian pamerin tunangan kamu gitu?” gurau Edgar begitu ia dan Lilie melangkah bersisian meninggalkan gedung kantor.
“Iya dong,” ucap Lilie dengan santai, seutas senyum pun tersemat di wajah cantiknya.
Saat Edgar dan Lilie sudah berada di dalam mobil, Edgar pun berujar, “Sayang, selamat ya buat kenaikan jabatan kamu. Aku bangga banget sama kamu.”
Lilie langsung mengulaskan senyumnya. “Makasih ya, Sayang. Apa yang aku capai, bukan zuma karena usahaku, tapi ada peran kamu juga. Kamu selalu ada untuk aku, semangatin aku kalau lagi ngerasa capek sama kerjaan. Aku bersyukur banget punya kamu,” tutur Lilie.
“Kalau nanti kita nikah, kamu mau tetep kerja atau gimana?” Edgar kemudian bertanya.
“Kalau memungkinkan untuk aku masih kerja, aku akan kerja. Tapi prioritasku nanti bakal beda. Kalau kamu. maunya aku tetep kerja atau di rumah aja?” Lilie ingin mendiskusikan hal tersebut dengan Edgar, karena baginya in iakan jadi keputusan bersama untuk mereka.
“Sayang, kamu udah sejauh ini kejar karir kamu dan cita-cita kamu,” ujar Edgar.
“Iya, aku paham apa yang kamu khawatirin. Aku emang cinta sama pekerjaanku, tapi aku akan rela kalau itu untuk keluarga kita nantinya. Menurut aku keluarga lebih penting,” Lilie coba menjelaskannya pada Edgar dan mengungkapkan pendapatnya. Bagi Lilie, memang tidak masalah jika suatu hari nanti ia harus meninggalkan pekerjaannya kalau itu adalah demi keluarganya.
“Oke. Nanti kita bicarain lagi dan liat kedepannya kondisi kayak gimana, ya?” ujar Edgar akhirnya.
“Oke.”
***
Edgar menghentikan mobilnya di depan pagar putih rumah Lilie. Lilie belum ingin masuk rupanya, mereka masih di dalam mobil.
“Nanti dulu aku turunnya, soalnya masih mau sama kamu,” ujar Lilie blak-blakan.
“Iya, oke,” ujar Edgar diiringi sebuah senyuman di wajah tampannya. “Kamu kalau kayak gini gemesin banget tau nggak,” tambah Edgar setelahnya.
Lilie dan Edgar tengah bertatapan dalam keheningan, hingga detik-detik yang akhirnya berlalu, Lilie mencondongkan sedikit tubuhnya agar mendekat pada Edgar. Kemudian dengan satu gerakan pasti, Lilie lebih dulu menempelkan bibirnya pada bibir Edgar. Lilie memejamkan matanya, begitu juga yang Edgar lakukan. Edgar memberi respon tubuh yang menandakan bahwa ia terkejut, tapi detik berikutnya Edgar berusaha membalas cumbuan Lilie.
Belah bibir merka saling menyambut, Edgar memberikan ciuman yang terasa sangat lembut bagi Lilie. Seolah Lilie adalah permata yang begitu Edgar jaga, dan tidak sampai hati untuk melukainya sedikit pun.
Entah sudah berapa detik mereka melakukannya, hingga perlahan keduanya sama-sama menjauh. Lilie tersenyum malu, begitupun dengan Edgar.
“Aku turun dulu ya,” ucap Lilie sambil tangannya meraih bukaan pintu mobil. Namun belum sempat Lilie membukanya, Edgar menahan gerakan itu.
Edgar kemudian menghela halus pinggang Lilie agar kembali mendekat padanya. Edgar juga mengunci kembali pintu mobilnya dengan menekan kunci otomatis di samping kemudi.
Tatapan mereka bertemu dengan jarak yang dekat dan begitu intens. Edgar kemudian mengarahkan tangannya untuk mengusap lembut belah bibir Lilie. Lilie dapat merasakan hembusan nafas hangat Edgar yang menyapa kulit pipinya. Terasa ada sesuatu yang selama ini Edgar tahan, tapi kali ini tuas penahan milik lelaki itu seperti sudah lepas hingga kehilangan kendali.
Edgar bertanya apakah boleh satu kali lagi ia mencium Lilie. Lilie tak kuasa menahan senyumnya, tapi kemudian ia mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Edgar. Lilie menginginkannya, dan katakan bahwa pertahanannya juga sudah hancur.
Dengan sebuah gerakan pasti, Edgar akhirnya mencumbu bibir Lilie lebih dulu. Bibir yang rasanya manis itu, membuat Edgar memejamkan matanya kala ia mencium Lilie.
Lilie perlahan membalas ciuman itu, satu tangannya yang bebas menangkup sisi wajah Edgar agar memudahkan kegiatan yang mereka lakukan. Satu tangan Edgar yang bebas masih berada di pinggang Lilie, sedikit memberi usapan lembut di sana.
Mereka berciuman tidak terlalu lama, karena segera sadar juga untuk mengakhirinya, kalau tidak ingin digebrek oleh warga sekitar.
“Biasanya jam segini ada satpam komplek yang keliling buat ngecek-ngecek,” ucap Lilie.
Edgar pun tertawa mendegarnya. “Iya, nggak lucu kan kalau kita digebrek satpam terus diamuk sama warga.”
Sebelum Lilie turun dari mobil Edgar, perempuan itu mengusap bibir Edgar yang terkena lipstiknya. Lilie menggunakan tisu melakukannya, padahal itu hal yang terbilang biasa, tapi Edgar sukses dibuat membeku di tempatnya kala Lilie melakukannya.
“Aku turun dulu ya. Kamu hati-hati,” ujar Lilie.
“Oke,” hanya itu yang diucapkan Edgar, karena jujur saja lidahnya rasanya kelu untuk sekedar berucap. Edgar masih berada di sana sampai memastikan Lilie memasuki rumahnya.
***
Terima kasih sudah membaca Chasing Lilie 🌸
Silakan beri dukungan untuk Chasing Lilie supaya bisa lebih baik lagi pada update berikutnya. Support apa pun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya 🍰
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 💕