His Hope

Hari demi hari berlalu, sudah terhitung satu minggu sejak kejadian Edgar menjemput Lilie di bandara. Hubungan Edgar dan Lilie berkembang dengan baik. Itu terjadi begitu saja. Waktu kebersamaan mereka di kantor mendekatkan keduanya dan membuat mereka saling terbuka satu sama lain. Mereka cukup sering berbagi cerita, tapi sebisa mungkin tidak memperlihatkan kedekatan tersebut ketika berada di kantor.

Sore ini pekerjaan Lilie telah selesai lebih cepat dari biasanya. Jadi sepertinya ia tidak perlu kerja lembur dan bisa pulang kantor on time.

Lilie menoleh ke sampingnya, ia menemukan Edgar yang juga tengah menatap padanya. Keduanya kemudian cepat-cepat mengalihkan pandangan ke arah lain.

Lilie kembali berkutat pada pekerjaannya di laptop, padahal sebenarnya ia sudah menyelesaikannya. Edgar masih duduk di kursinya juga, sampai para rekan kerja di ruangan itu satu persatu mulai berhambur pulang dan meninggalkan ruangan.

Tersisa kini Edgar dan Lilie di sana. Lilie terlihat tengah mematikan laptopnya dan mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Edgar melakukan hal yang sama dengan yang Lilie lakukan. Beberapa detik kemudian, usia keduanya siap untuk meninggalkan ruangan, Edgar menahan Lilie.

“Kak, kemarin udah jadi pergi ke Pasar Lama Tangerang?” Edgar bertanya pada Lilie.

“Oh itu, belum sempet sih. Temenku jadwalnya pada bentrok, jadi belum reschedule lagi buat pergi ke sana.”

Beberapa hari lalu, Lilie memang berencana untuk mencoba street food di Pasar Lama Tangerang bersama teman-teman lamanya. Edgar mengetahui hal tersebut karena Lilie sempat mencari tahu soal akomodasi yang bisa dirinya jangkau untuk pergi ke Pasar Lama Tangerang, yang notabenenya berjarak cukup jauh dari kantor. Lilie berencana akan pergi ke tempat itu sepulang bekerja, tapi jadi tertunda karena hari itu satu temannya ada yang mendadak tidak bisa turut serta. Rencana itu akhirnya terpaksa dibatalkan.

“Tapi masih pengen ke sana Kak?” Edgar bertanya algi.

“Pengen sih. Tapi yaudahlah, mungkin nanti aku bisa ke sana sendiri,” terang Lilie.

“Bukannya tempatnya jauh dari rumah Kakak ya?”

“Iya, sebenernya jauh. Tapi nggak papa, aku biasa pergi ke mana mana sendiri kok,” tanpa sadar, Lilie mengucapkannya begitu saja.

“Mau pergi ke sana sama aku nggak Kak?” celetuk Edgar secara spontan. Edgar tidak berpikir panjang soal ajakan itu, ia hanya mengikuti saja apa kata hatinya.

Lilie langsung menatap Edgar dengan tatapan tidak percaya. Selama dua detik keduanya pun sama-sama diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata apa pun.

“Ke sananya naik motor?” Lilie justru bertanya.

“Iya. Atau mau naik angkutan umum juga nggak papa. Gimana?” Edgar menawarkan alternatif.

Lilie pun mengangguk setuju. “Naik angkutan umum aja, kita bisa naik kereta ke sana. Soalnya tempatnya lumayan jauh, mending naik angkutan umum aja.”

“Oke. Jadi aku tinggal motor di kantor aja kalau gitu.”

Edgar pun juga ikut menyetujuinya. Edgar sebenarnya tidak tahu alasan pasti Lilie ingin naik angkutan umum ketimbang naik motor. Namun sepertinya karena jarak tempuh yang cukup jauh, jadi lebih nyaman naik angkutan umum. Bolehkah Edgar berharap kalau Lilie memikirkannya yang harus mengendarai motor dengan jarak tempuh yang tidak dekat?

“Kak, kenapa nggak mau naik motor?” Karena penasaran, Edgar akhirnya memutuskan bertanya.

Lilie tampak terkejut mendapat pertanyaan itu. Kini keduanya tengah berjalan bersisian untuk kelaur dari gedung kantor. Mereka akan menuju stasiun KRL terdekat dari kantor untuk naik kereta dari sana.

“Karena tempatnya lumayan jauh. Kasian kamu ngendarain motornya. Lebih aman sama nggak cape naik angkutan umum, beneran deh,” jelas Lilie akhirnya.

Mungkin Edgar belum tahu pasti bahwa Lilie telah memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Namun sepertinya, Edgar sudah mendapat lampu hijau dari Lilie. Bolehkah Edgar berharap jika Lilie menyukainya?

***

Terima kasih sudah membaca Chasing Lilie 🌸

Silakan beri dukungan untuk Chasing Lilie supaya bisa lebih baik lagi pada update berikutnya. Support apa pun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya 🍰

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 💕