Honeymoon Berkedok Business Trip

Ketika menjalani suatu hubungan, setiap orang pastinya menginginkan dan mendambakan sesuatu dari pasangannya. Maka sejatinya hubungan yang tetap bisa berjalan harmonis, adalah ketika di mana satu sama lain dapat saling melengkapi dan mengisi bagian kosong untuk pasangannya.

Olivia mendambakan seseorang yang bisa menjadi support system baginya. Begitu sebaliknya, Olivia juga ingin bisa menjadi seseorang yang selalu mendukung pasangannya dan berada di sisinya. Maka tempo hari saat Marcel mengatakan akan pergi bisnis trip ke Surabaya, Olivia berusaha mengatur jadwalnya agar ia bisa menemani Marcel untuk perjalanan bisnis selama 2 hari. Akhirnya Olivia bisa mengosongkan jadwalnya dan ikut bersama Marcel untuk menghadiri sebuah pertemuan.

Malam itu Marcel mengenalkan Olivia kepada kolega-kolega bisnisnya. Secara bangga, Marcel menyebut Olivia sebagai kekasihnya. Olivia cukup banyak tahu tentang dunia bisnis sejak dirinya memulai karir sebagai fashion designer, jadi Olivia mengobrol dengan para perempuan hadir di sana yang merupakan istri maupun kekasih dari pria yang merupakan kolega bisnis Marcel.

Malam ini Olivia menjadi pusat perhatian banyak orang di acara itu. Sosok Olivia yang humble dan mudah bergaul, menjadikan orang yang bahkan baru mengenalnya tampak tertarik dan nyaman ketika membagi pikiran atau bertukar cerita dengannya.

Hingga saat mereka sampai di hotel setelah menghadiri jamuan acara makan malam, Marcel berujar pada Olivia, “Semua orang tadi di sana ngeliatin kamu, Babe. Melotot mata mereka.”

“Yaa .. terus?” Olivia berujar dengan nada menggantung, karena ia tidak paham ke mana arah bicara Marcel.

Babe, bahkan tadi salah satu kolega bisnis aku, dia bilang seandainya kamu bukan pacarku, dia akan jodohin kamu sama anak pertamanya.”

“Dia cuma becanda, Babe. Astaga .. kamu nih. Don’t take it too serious, oke?” ucap Olivia sambil memperhatikan raut wajah Marcel. Olivia lantas menangkup kedua sisi wajah kekasihnya dengan kedua tangannya.

“Kamu kalau kayak gini gemesin tau, nggak?” ujar Olivia sambil menatap wajah Marcel dengan jarak yang cukup dekat.

“Aku cemburu, Babe,” aku Marcel.

“Yaudah, besok aku nggak ikut kamu bisnis trip lagi. Problem solved, right?

“Tapi nanti nggak ada yang temenin aku dong. It’s hard to choose, Babe. Aku seneng kamu ikut aku bisnis trip, jadi nggak perlu kangen sama kamu kalau kita lagi jauhan.”

Setelahnya Olivia tidak kuasa lagi menahan tawanya. Saat Olivia masih tertawa, Marcel menghela tubuh mungil Olivia untuk masuk ke pelukannya. Marcel memeluk mesra Olivia, lalu ia melayangkan sebuah kecupan di bahu Olivia yang sedikit terekspos.

Don’t be jealous. I’m already yours, hmm?” ujar Olivia.

“Alright. I just tought they’re looked at you because you are too gorgeous. You are attractive, and the way you talk, you can make the world seems better. Harusnya aku nggak masalah sama itu. Aku harusnya bangga, karena kamu pacarku,” tutur Marcel panjang lebar.

“Aku juga bangga sama kamu. Temen-temen desainerku pas di New York banyak yang muji kamu. Mereka bilang, harusnya industri model bisa cari model yang mirip kamu. They said you’re looked so fine that night.”

“Oh ya?”

Olivia lantas mengangguk. “I’m so lucky to have you,” ujar Olivia sambil menatap Marcel tepat di iris hitam legam itu. Olivia terhanyut pada binar indah mata Marcel yang selalu menatapnya dengan tatapan teduh dan penuh cinta itu.

“Oh iya, Babe. Aku kan bawa dress Versace yang kamu suruh aku beli itu, yang kamu bilang bagus. Tadi aku mau pake pas ke acara, tapi nggak jadi karena kamu bilang yang dateng rata-rata kolega bisnis senior,” ujar Olivia.

“Ohh .. dress yang ketat itu, Babe?”

“Iya, yang warna hitam. Nggak mungkin aku pake itu ke acara pertemuan kolega bisnis kamu. Dress-nya emang bagus sih, tapi lumayan seksi. Next time deh, mungkin kalau acaranya nggak formal bakal aku pake.”

Babe,” ujar Marcel.

“Ya?”

“Kamu pake dress itu di depan aku aja, yaa?”

“Kamu inget emang dress-nya yang mana?”

“Inget. Dress-nya itu ketat banget, Babe. Jangan dipake keluar. Ya?”

“Iya.”

Kemudian ketika tatapan Marcel dan Olivia saling mengunci, detik yang terus berlalu, membuat mereka hanyut dan mengetahui apa yang sama-sama keduanya inginkan.

Olivia kemudian sedikit berjinjit agar ia bisa menyamai tinggi tubuhnya dengan Marcel. Tatapan Olivia lantas turun pada belah bibir Marcel yang tampak lembap dan berwarna merah muda alami.

I wanna kiss you so bad,” Olivia berujar pelan di dekat Marcel.

You can, Babe,” balas Marcel.

Begitu Olivia akan mendekatkan dirinya dan meraup bibir Marcel menggunakan bibirnya, gerakannya tiba-tiba terhenti. “Babe, you want me to wear the Versacy dress?”

You will look so fine with the dress,” ujar Marcel.

Oke, wait me for a minute. I'll be right back,” ucap Olivia sebelum akhirnya melepaskan dirinya dari dekapan Marcel. Namun belum dua langkah berlalu, Olivia berbalik lagi, lalu ia memberikan sebuah ciuman yang cukup sensual di atas bibir Marcel. Olivia menempelkan bibirnya dengan cukup kuat pada bibir Marcel selama beberapa detik. Marcel baru akan membalas ciuman tersebut, tapi Olivia lebih dulu menjauh dan meninggalkan sebuah senyum menggoda yang membuat Marcel ingin segera menerkam kekasihnya.

***

Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹

Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi 💕

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍒