It Will be More Hurt
Jam besuk di rumah sakit tidak lama lagi akan habis. Jadi ketika Alvaro baru datang untuk menjemput Gio, ia langsung mengajak anaknya untuk pulang.
“Gio, ayo kita harus pulang. Papa udah kasih kamu waktu tambahan sepuluh menit, tapi kamu tetep nggak nurut,” ujar Alvaro pada anaknya.
Gio menoleh pada Alvaro, “Papa, Gio masih mau di sini. Gio mau jagain Bunda Sienna.”
Alvaro langsung bertukar pandangan dengan Sienna. “Bukannya jagain, yang ada Bunda Sienna nggak bisa istirahat karena ada kamu,” ucap Alvaro lagi.
Mendengar ucapan Alvaro, Gio bukannya menurut, tapi justru semakin kekeuh tidak ingin pulang. Gio lantas mendekat pada Sienna, bocah itu berada di sisi kiri ranjang rawat dan memegangi tangan Sienna.
“Gio,” ujar Alvaro sekali lagi dengan nada tegasnya.
“Al,” ucap Sienna mengingatkan Alvaro dengan nada pelan. Kemudian Sienna meminta Alvaro coba berbicara dengan Gio dengan nada yang lebih sabar dan pemilihan kata-kata yang lebih tepat.
Alvaro nampak berpikir sejenak sebelum mengucapkan kata-katanya. Beberapa detik berlalu, setelah coba merangkai kata di kepalanya, Alvaro akhirnya berujar, “Gio, kata dokter, Bunda Sienna harus banyak istirahat. Gio mau Bunda Sienna cepat sembuh, kan? Gio bukannya bilang Gio khawatir kalau Bunda Sienna sakit? Biar cepet sembuh, orang yang sakit harus istirahat dengan baik.”
Gio nampak memikirkan kata-kata yang diutarakan Alvaro. Pemahaman anak kecil memang belum sebaik orang dewasa, jadi perlu dijelaskan dengan bahasa yang dapat diterima dengan mudah.
“Oke, Papa. Gio mau pulang sama Papa,” ujar Gio akhirnya.
Setelah mengatakannya, Gio pun berpamitan kepada Sienna. “Bunda, cepet sembuh ya. Bunda istirahat yang banyak,” ucap Gio.
“Iya, Gio. Terima kasih ya,” ujar Sienna sembari sekilas mengusap puncak kepala Gio.
“Sienna, gue sama Gio pulang dulu,” ucap Alvaro sebelum memgajak Gio berlalu.
Sienna mengangguk. “Iya hati-hati.”
Sepeninggalan Alvaro dan Gio dari ruang rawatnya, Sienna terpikirkan sesuatu. Tiba-tiba saja pikiran tersebut memenuhi kepalanya, yakni tentang hubungannya dengan Gio yang semakin hari semakin jauh. Mulaui ada rasa keterikatan batin antara dirinya dan Gio, yang Sienna tau Gio juga merasakannya. Ada attachment yang tidak bisa Sienna pungkiri, dan itu membuatnya semakin berat untuk melepas Gio. Namun Sienna harus melakukannya, itu demi kebaikan mereka bersama. Meskipun terasa sulit, Sienna akan mencobanya. Sienna tidak ingin semakin jauh dan semakin lama, karena jika demikian, kemungkinan Gio akan merasa lebih sakit lagi.
***
Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷
Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜
Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭