Lamaran Resmi dan Restu dari Orang Tua

Raegan telah melamar Kaldera secara resmi. Malam itu mereka pergi untuk menikmati fine dining di sebuah restoran bintang lima. Setelah menyantap makanan penutup, Raegan memberikan sebuah cincin berlian kepada Kaldera dan meminta Kaldera untuk menikah dengannya.

Hari ini Raegan dan Kaldera telah berniat memberi tahu berita bahagia tentang rencana pernikahan mereka kepada Satrio dan Indri.

“Ada yang ingin Raegan dan Kaldera sampaikan sama Papa dan Mama,” ujar Raegan memulai pembicaraannya. Kaldera duduk di samping Raegan, sementara Satrio dan Indri duduk di hadapan mereka.

“Soal apa itu, Nak?” tanya Satrio kemudian.

Raegan menoleh ke samping, ia menatap Kaldera selama beberapa detik. Tanpa disangka-sangka oleh Kaldera, Raegan meminta Kaldera yang menyampaikan berita bahagia tersebut.

“Jadi gini Pah, Mah,” ucap Kaldera, sebuah senyum manis terukir di wajahnya. “Kaldera sama Mas Raegan berniat merencanakan pernikahan. Kita bermaksud memberitahu Papa dan Mama soal kabar bahagia ini, sekaligus kita ingin meminta restu,” ujar Kaldera.

Satrio dan Indri seketika nampak sedikit terkejut. Namun yang lebih dominan dari keterkejutan mereka adalah sebuah perasaan bahagia.

“Papa dan Mama merestui pernikahan kalian. Doa kita akan selalu menyertai kamu Nak,” ucap Satrio dengan sebuah senyum di wajahnya.

Indri pun juga mengulaskan senyum lembutnya seraya berujar. “Kalian sudah merencanakan ini sejak kapan? Raegan, kamu sudah melamar Kaldera?” tanya Indri bertubi-tubi, wanita itu terlihat begitu antusias.

Seperti ciri khas seorang Raegan yang lebih banyak aksi ketimbang ucapan, pria itu pun meraih tangan Kaldera yang sebelumnya tertutup oleh bantal sofa. Raegan lalu menunjukkan sebuah cincin yang tersemat di jari manis Kaldera, di hadapan Satrio dan Indri.

Melihat aksi itu, Indri seketika dibuat kehilangan kata-kata. Namun ada yang janggal, karena hanya Indri yang nampak terkejut, sementara Satrio terlihat biasa saja.

“Jadi Raegan kemarin nanya-nanya sama Papa tentang cincin. Papa udah punya firasat, tapi nggak mau keburu senang dan menduga-duga dulu,” terang Satrio kemudian.

“Raegan, kok kamu nggak nanya sama Mama? Mama kan perempuan, mungkin Mama lebih tau selera sesama perempuan. Selera Mama sama Kaldera hampir sama lho,” cetus Indri.

“Nanti nggak surprise lagi kalau Raegan cerita ke Mama. Mama suka keceplosan, apalagi Mama sama Kaldera sering ngabisin waktu berdua,” ujar Raaegan.

Indri akhirnya menyetujui statement tersebut. Benar juga apa yang dikatakan oleh Raegan. Mungkin jika Indri mengetahuinya lebih dulu, ia bisa kelepasan mengatakannya kepada Kaldera.

“Oh iya, kalian akan tetap tinggal di sini sama Papa dan Mama atau mau tinggal di rumah sendiri?” tanya Indri.

“Kalau soal itu, Kaldera sama Mas Raegan udah sempat diskusi Mah,” Kaldera menjawab pertanyaan itu

“Ohiya? Gimana jadinya? Sebenarnya Mama ingin kalian tetap tinggal di sini. Rumah ini pasti akan sepi tanpa kalian. Mama juga ingin liat cucu Mama setiap hari nantinya,” ucap Indri dengan tatapannya yang terlihat sedikit sendu.

“Mama sama Papa bisa sering-sering nginep di rumah Raegan dan Kaldera, atau nanti kita yang sering ke sini. Kita udah mutusin untuk tinggal sendiri, Pah, Mah. Rumah yang Raegan bangun dua tahun lalu, setelah Raegan dan Kaldera menikah, kita akan tinggal di sana,” ucap Raegan.

Akhirnya meskipun dengan sedikit berat hati, Indri tetap menyetujui keputusan Raegan dan Kaldera. Indri dan Satrio akan menunggu Raegan dan Kaldera memberi mereka cucu dan akan sering-sering berkunjung. Kedua orang tua mereka begitu bahagia mendapatkan kabar tersebut, sebuah perasaan yang tidak bisa diungkapkan hanya melalui kata-kata.

Terkadang manusia tidak pernah menyangka tentang sebuah takdir yang akan terjadi pada hidup mereka. Satu tahun ke depan, dua tahun ke depan, manusia hanya bisa berencana. Begitupun dengan Raegan, ia tidak pernah menyangka bahwa suatu hari dirinya akan menikahi mantan pacar adik kandungnya. Takdir rupanya semengejutkan ini.

Raegan dan Kaldera bertemu di saat keduanya sama-sama terluka. Kaldera terluka karena kehilangan kekasihnya, dan Raegan terluka karena kehilangan adik kandungnya sekaligus kekasihnya yang dulu ia cintai. Namun siapa yang menyangka, sampai hari ini mereka masih saling mencintai sedalam ini. Raegan dan Kaldera memiliki tujuan yang sama, jadi mereka memutuskan untuk melangkah beriringan untuk mencapai tujuan tersebut.

***

Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮

Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂