Luka yang Hebat
Olivia mendapati pesan bertubi-tubi yang terasa menyakitkan yang dikirim Ghea kepadanya. Adik sepupunya marah sekali terhadapnya dan mengatakan hal yang tidak Olivia sangka akan dilontarkan orang yang ia sayangi kepadanya. Namun bukannya merasa sakit hati berkat perlakuan itu, Olivia justru merasa bersalah.
Olivia pun bersikeras ingin datang ke rumah Om dan Tantenya untuk menjelaskan semuanya secara langsung dari sisinya dan juga meminta maaf. Olivia meminta Marcel untuk mengantarnya, dan awalnya Marcel tidak setuju, tapi berakhir Marcel menuruti Olivia.
Olivia mengatakan ini belum selesai. Olivia ingin menyelesaikannya, dan kalau pun harus mendapati kemarahan Ghea di depan matanya secara langsung, Olivia akan siap untuk itu.
Siang ini akhirnya Marcel dan Olivia datang ke rumah itu. Giandi dan Filia menyambut kedatangan Olivia dan Marcel di ruang tamu. Mereka berempat duduk berhadapan di sofa yang dibatasi oleh sebuah meja.
Ternyata Om dan Tantenya itu sudah tahu mengenai hubungannya dan Marcel. Mungkin Ghea sudah memberitahu keduanya.
“Apa yang ingin kamu sampaikan Olivia?” ujar Filia yang tampak sinis menatap Olivia. Tatapan yang sebelumnya selalu hangat menatap Olivia, kini Olivia tidak menemukan lagi kehangatan yang sama. Giandi yang merupakan Omnya juga memilih bungkam, hanya menatap Olivia tanpa ekspresi apa pun di wajahnya.
“Om, Tante, Oliv mau minta maaf atas apa yang terjadi. Oliv juga mau ketemu sama Ghea untuk ngejelasin semuanya,” ujar Olivia.
Belum sempat Filia mengatakan sesuatu, tiba-tiba situasi di ruangan itu diinterupsi oleh seseorang. Tampak Ghea menuruni anak tangga dari lantai dua dan kini tengah menatap lurus pada Olivia.
Sesampainya langkah Ghea di hadapan Olivia, Ghea langsung berujar, “Untuk apa Kakak dateng ke sini? Mau ngapain?”
“Ghea, Kakak mau minta maaf sama kamu,” ucap Olivia sambil menatap ke arah Ghea.
Ghea tersenyum tipis, tapi detik berikutnya ekspresi wajahnya kembali menjadi datar dan dingin. “Permintaan maaf Kakak nggak akan ngerubah hidup aku yang udah hancur. Nggak akan ngerubah pernikahan aku yang udah batal. Kakak puas sekarang udah ngehancurin semuanya?” ucap Ghea bertubi-tubi.
Ghea mengatakan bahwa Olivia adalah penghancur hidupnya. Olivia telah merenggut kebahagiaannya dengan cara yang licik, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
“Ghea, kenyataannya nggak seperti yang kamu pikirin,” ujar Olivia.
“Terus gimana kenyataannya Kak? Seharusnya kalau Kakak tau aku dan Marcel udah dijodohin, kenapa Kakak nggak ngalah dan pergi aja? Kenapa Kak?” ucapan Ghea terasa menyakitkan, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga terasa menyakitkan untuk Olivia.
Olivia dan Marcel menjalin hubungan karena mereka saling mencintai, dan Olivia tidak tahu mengenai perjodohan Marcel dan Ghea. Olivia mencoba menjelaskan itu kepada Ghea, tapi Ghea tidak mau mendengar.
Ghea hendak melenggang dari ruang tamu, tapi Olivia berusaha menahannya. Bagi Olivia ini harus selesai, sekalipun Ghea begitu marah padanya.
“Kak, kamu egois. Kamu orang paling egois yang pernah aku kenal,” hardik Ghea tanpa memedulikan lagi nada bicaranya yang terdengar meninggi.
Giandi pun menegur putrinya untuk tidak bertindak labih jauh lagi, karena bagaimanapun Olivia adalah kakak sepupu Ghea. Namun Ghea tidak mau mendengar, justru ia tampak semakin marah dengan keadaan saat ini.
Ghea menatap Olivia dengan tatapan sinis, “Sampai kapan pun, aku nggak akan maafin kamu Kak,” ucap Ghea.
“Ghea, please dengerin aku dulu. Tolong maafin aku ..” Olivia meraih pergelangan tangan Ghea, tapi dengan cepat Ghea menepisnya.
Ghea yang tengah menatap penuh kemarahan itu, tiba-tiba mengangkat tangannya dan hendak melayangkan tamparan pada Olivia. Namun detik berikutnya, hingga beberapa saat kemudian pun, Olivia tidak merasakan apa pun yang ia duga akan menyakitinya.
Mata Olivia yang sebelumnya terpejam akhirnya membuka, lalu ia mendapati Marcel yang tengah melindunginya. Marcel berada di depan tubuhnya dan mencegah Ghea yang hendak menampar Olivia.
“Kamu nggak berhak melakukan itu ke Oliv,” ucap Marcel sambil menatap Ghea tepat di matanya.
“Ghea, kamu boleh marah, tapi kamu nggak bisa nyakitin Oliv,” tambah Marcel lagi, suaranya juga terdengar bergetar begitu mengucapkannya.
Ghea terkejut mendapati itu semuanya di depan matanya. Ghea bertanya pada dirinya sendiir, rasanya mengapa justru dirinya yang seperti ditampar oleh kenyataan yang ada?
Marcel terlihat sangat jelas mencintai Olivia dan begitu memperjuangkan perempuan itu, jadi rasanya tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Hanya saja rasanya sulit bagi Ghea untuk menerima semuanya.
***
Marcel dan Ghea berakhir bicara berdua, sementara Olivia menunggu mereka di mobil. Ghea yang meminta waktu untuk bicara dengan Marcel dan hanya empat mata.
Marcel meminta maaf pada Ghea atas pernikahan yang harus dibatalkan dan semua rasa kecewa yang harus didapati perempuan itu.
Mungkin ini tidak mudah bagi Ghea, tapi kenyataan yang ada memanglah seperti itu. Marcel mengatakan bahwa Ghea tidak akan bahagia bersamanya, sekalipun mereka menikah, Marcel tidak bisa memberikan kebahagiaan itu pada Ghea.
Selain itu Marcel menjelaskan bahwa jika Ghea ingin menyalahkan seseorang, maka yang patut disalahkan adalah dirinya. Olivia bukan penghancur kebahagiaan siapa pun, dan tidak ada yang berhak menyakiti Olivia selama Marcel masih ada untuk menjaga perempuan itu.
Marcel sudah akan pergi dari sana, tapi Ghea bergerak menahan Marcel dengan memegang tangannya.
Marcel menatap pada tangannya yang digenggam oleh Ghea, kemudian secara perlahan Marcel melepaskan genggaman itu.
“Aku pengen denger dari kamu soal semuanya,” ucap Ghea.
“Soal apa?”
“Kamu sama Kak Oliv,” ucap Ghea.
Ghea ingin mendengar dari mulut Marcel secara langsung tentang semuanya. Meskipun itu mungkin akan menyakitinya, tapi Ghea bersikeras ingin mendengarnya.
“Oke, kalau itu yang mau kamu denger,” ujar Marcel.
Akhirnya Marcel mengungkapkannya. Sejak awal Marcel sudah mengatakan ia tidak setuju dengan perjodohan, tapi orang tuanya tetap melanjutkan. Bagi orang tuanya, Marcel adalah aset untuk mereka, di mana Marcel harus menjalankan keputusan orang tuanya sekalipun ia tidak menginginkannya. Dari awal, Marcel ingin membatalkan perjodohan, tapi orang tuanya berserikeras dan selalu menahannya.
Marcel bertemu dengan Olivia dan mereka saling jatuh cinta, di mana posisinya Olivia belum tahu sama sekali soal perjodohan itu. Marcel belum mengatakannya pada Olivia, karena ia takut akan kehilangan Olivia. Kehadiran Olivia tidak pernah menjadi penghancur atau pun perebut. Olivia adalah perempuan yang Marcel cintai, perempuan yang ingin Marcel lindungi dan sangat ia hormati. Marcel tidak bisa menikah dengan Ghea karena Marcel tidak mencintainya. Jika dipaksakan, bukan hanya Marcel yang menderita, tapi Ghea juga.
“Ghea, ini emang nggak mudah. Kamu boleh marah atau benci sama aku, tapi kamu nggak bisa nyakitin Olivia, selama masih ada aku,” ujar Marcel sebelum akhirnya pamit berlalu dari hadapan Ghea.
Marcel benar-benar telah berlalu dari hadapan Ghea, meninggalkan Ghea di teras rumahnya.
Ghea pun hanya menatap kepergian Marcel dengan tatapan nanar. Hingga Marcel masuk ke mobil dan kemudian mobil itu meninggalkan pekarangan rumahnya, tapi Ghea masih terdiam di tempatnya.
Rasanya semua begitu tidak adil baginya. Ghea berpikir bahwa ia memiliki Marcel dengan adanya perjodohan itu, tapi rupanya tidak. Ghea berpikir bahwa cinta Marcel dan Olivia tidaklah kuat, hingga bisa dihancurkan dengan perjodohan yang telah di rencanakan, tapi kenyataannya tidak demikian.
Ghea hari ini mendapati sendiri di dengan mata kepalanya, bahwa rasa cinta Marcel pada Olivia begitu besar, semua tentang cinta mereka rupanya begitu kuat. Sekeras apa pun Ghea mencoba mengambil Marcel dari Olivia, Marcel tidak akan pernah sepenuhnya jadi miliknya, karena sejatinya telah ada perempuan yang memiliki hati pria itu.
***
Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹
Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi💕
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍒