Luka yang Mendatangkan Bahagia
Ketika Raegan sampai di rumah, pria itu lekas mempercepat langkahnya kala melihat lampu di ruang tamu masih menyala. Rupanya begitu sampai di ruang tamu, Raegan mendapati Kaldera berada di sana.
Raegan lantas melirik jam di dinding, jarum pendek dan jarum panjangnya sama-sama menunjuk ke angka 12. “Kamu kenapa belum tidur?” tanya Raegan sembari berjalan menghampiri Kaldera.
Kaldera bukannya menjawab pertanyaan Raegan, tapi fokusnya hanya tertuju pada wajah Raegan yang terluka.
“Kamu tunggu di sini, aku ambil kotak obat dulu buat obatin luka kamu,” tutur Kaldera. Detik berikutnya Kaldera sudah beranjak dari hadapan Raegan. Raegan lantas mengambil tempat di sofa dan menunggu Kaldera kembali.
Tidak beberapa lama ketika Kaldera kembali, perempuan itu segera menyiapkan peralatan untuk mengobati luka di wajah Raegan. Ada juga di dekat bibir yang lumayan parah, jadi ketika Kaldera mentotolkan kasa di ujung bibir itu, Raegan meringis pelan dan menjauhkan wajahnya dari Kaldera.
“Tahan sebentar aja, yaa?” tutur Kaldera.
Raegan akhirnya mengangguk pelan dan menurut saja, ia mendekatkan kembali wajahnya dan membiarkan Kaldera melanjutkan kegiatannya. Selama Kaldera mengobatinya, Raegan justru keasyikan memandangi wajah Kaldera yang berjarak cukup dekat dengannya.
“Kamu nggak penasaran sama hasilnya?” tanya Raegan.
“Hasil apa?” Kaldera masih fokus mengobati luka itu, jadi ia tidak melihat Raegan yang rupanya tengah berusaha menahan senyuman.
“Soal Aquiver yang bobol markas Tacenda,” ujar Raegan lagi.
“Ohh soal itu. Emang gimana Mas hasilnya?” tanya Kaldera yang kini telah bersitatap dengan Raegan. Terlihat pancaran sendu dari mata Raegan, jadi Kaldera menebak mungkin hasilnya belum berakhir dengan baik.
“Mas, apapun itu hasilnya, jangan terlalu kecewa apalagi sampai nyalahin diri kamu sendiri.” Kaldera kini telah selesai mengobati luka Raegan, perempuan itu lantas bergegas merapikan peralatan yang digunakannya dan memasukkannya kembali satu persatu ke dalam kotak obat.
“Kal, aku belum berhasil menemukan Leonel ataupun sesuatu yang bisa membuktikan perbuatannya yang mesabotase dokumen negara. Aku baru bisa melumpuhkan anggota Leonel dan bisnis ilegalnya satu persatu,” ungkap Raegan. Raegan menceritakan bahwa kedepannya masih banyak hal yang perlu ia dan Aquiver lakukan. Ini belum ada apa-apanya. Mungkin akan banyak rasa khawatir, kecewa, sedih, maupun rasa takut yang akan Raegan berikan kepada Kaldera.
Setelah obrolan yang cukup mendalam dan serius itu berakhir, Kaldera meminta Raegan untuk segera beristirahat. Raegan mengucapkan terima kasih pada Kaldera karena telah mengobati lukanya. Mereka akhirnya berjalan bersama menuju ke kamar. Letak kamar Kaldera berada tidak jauh dari kamar Raegan, jadi Raegan menunggu Kaldera sampai gadis itu masuk ke kamarnya lebih dulu. Setelah memastikan Kaldera memasuki kamarnya, Raegan baru berjalan menuju kamarnya.
Raegan masih merasakan sedikit nyeri di lukanya, tapi rasa sakit itu seperti teralihkan oleh perasaan gembira di dalam hatinya. Selama Raegan menjadi seorang mafia, belum pernah ia merasa sebahagia ini saat mendapatkan luka di wajahnya.
***
Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮
Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂