Masalah yang Timbul Akibat Gosip

Sejak Sienna lulus dari Sekolah Dasar, ia tidak pernah mendengar kabar mengenai Alvaro. Hanya satu yang Sienna ketahui, setelah ayah Alvaro meninggal dunia, Alvaro dan mamanya pindah dari kota Jakarta. Kemarin Sienna telah memastikan bahwa Alvaro Xander Zachary adalah Alvaro yang sama yang merupakan teman Sekolah Dasarnya. Soal mimpi Sienna di taman bunga mawar, Sienna berharap bahwa mimpinya yang satu itu tidak akan menjadi kenyataan di kemudian hari. Sienna tidak ingin bertemu lagi dengan Alvaro, ataupun memiliki urusan dengan lelaki itu.

Siang ini Sienna sedang berada di rumahnya. Sienna dapat bersantai karena tidak ada appointment makeup atau makeup class yang harus diampu olehnya. Saat Sienna sampai di ruang keluarga di rumahnya dan meletakkan piring berisi potongan mangga di atas meja, di sana para anggotanya juga tengah menikmati waktu santai di hari Sabtu ini. Ada papa dan mamanya, serta adik lelakinya yang tengah menonton sebuah tayangan televisi.

Adik lelaki Sienna mengambil piring yang bawa oleh Sienna dan langsung menikmati buah mangga yang dingin dan manis itu menggunakan sebuah garpu. Biasanya Sienna akan badmood kalau makanan kesukaannya diserobot oleh orang lain sebelum ia mencicipinya, tapi kali ini rupanya tidak. Sienna justru lebih fokus pada tayangan berita selebriti yang disetel oleh mamanya. Saat Sienna meminta untuk mengganti channel-nya, mamanya menahan remote-nya karena beliau masih ingin menonton acara itu.

“Mama jangan kebanyakan nonton gosip. Gosip tuh nggak bener,” cetus Sienna.

Renata seketika mendelik kepada putrinya. “Biarin dong, Mama kan mau nonton gosip. Lagi seru nih, Mama kepo ini gosipnya emang bener atau engga,” ujar Renata.

“Kak, gosip itu sebenarnya adalah fakta yang tertunda. Ini emang seru sih gosipnya, gue liat kemarin sempet trending juga di Twitter. Lagian ya, artis tuh banyak banget sih tingkahnya, heran gue. Segala punya anak di luar nikah lah, terus anaknya diakuin anak angkat, kok kayak bejat banget ya kelakukannya,” cerocos Christo, adik laki-laki Sienna.

Sienna tidak lagi ikut nimbrung di dalam pembicaraan itu dan ia memutuskan perfi dari sana. Christo keheranan melihat kakaknya yang tiba-tiba beranjak dari ruang tamu, bahkan meninggalkan mangganya begitu saja dan menyuruh Christo untuk menghabiskannya.

“Pah,” ujar Renata kepada suaminya yang duduk di sampingnya. Saat layar TV menampilkan iklan, Renata baru mengalihkan fokusnya pada hal lain, karena sebelumnya fokusnya hanya terarah pada layar datar itu saja.

“Kenapa Mah?” Fabio balas bertanya menanggapi istrinya.

“Papa inget nggak sih, dulu ada temen SD Sienna yang namanya Alvaro.”

“Yang mana sih Mah? Papa nggak ingat tuh,” ujar Fabio.

“Yang anaknya ganteng, yang pipinya chubby. Tapi kalau Mama inget-inget lagi, wajahnya agak mirip deh Pah sama aktor kesukaan Mama. Namanya juga mirip lagi, sama-sama Alvaro. Jangan-jangan mereka orang yang sama Pah. Kita tanya Sienna aja gimana?” celoteh Renata.

“Biar Christo yang tanya aja Mah,” celetuk Christo yang langsung bangkit dari duduknya. Christo nampak bersemangat dan lelaki itu segera berjalan menuju kamar Sienna. Namun beberapa saat kemudian, hanya angin kosong yang didapatkan oleh Christo.

“Gimana kata kakak kamu? Bener nggak?” Renata bertanya pada Christo ketika anak lelakinya telah kembali ke ruang keluarga.

“Kakak nggak mau jawab Mah. Aku malah diomelin, aneh banget sih tuh orang,” sungut Christo dengan wajah masamnya.

“Yah, padahal kalau bener, kan Mama mau minta tolong kakak kamu buat mintain tanda tangannya Alvaro. Atau kalau bisa, Mama mau ketemu gitu, mau minta foto bareng,” ujar Renata.

“Nggak bisa lah, Mah. Lagian kalaupun bener, Sienna kan cuma temen SDnya Alvaro, Alvaro juga udah lupa kali sama dia. Nanti kalau minta tanda tangan malah Sienna dianggep sok akrab lagi,” ujar Fabio yang lantas mau tidak mau dibenarkan juga perkataannya oleh Renata.

Keinginan Renata sepertinya memang terlalu jauh untuk bertemu dengan artis idolanya itu. Gosip kurang enak yang beredar soal idolanya, tidak serta merta membuat Renata langsung berhenti mengidolakan sosok Alvaro Zachary, sang aktor laga yang menurutnya sangat keren itu.

“Mah, Mama mau ke mana?” tanya Christo begitu melihat Renata beranjak dari sofa.

“Mama mau tanya ke kakak kamu. Mama juga akan pastiin, gosip Alvaro itu bener atau enggak. Mama yakin Alvaro laki-laki yang baik, nggak mungkin lah dia punya anak sama pacarnya di luar nikah.”

Christo dan Fabio akhirnya hanya bisa pasrah dengan tingkah Renata. Mereka sekarang benar-benar sadar bahwa ternyata begitu besar dampak yang diberikan seorang public figure terhadap fansnya, itu sudah seperti sebuah doktrin, dan begitulah kenyataan yang ada.

***

Saat hari baru saja beranjak sore dan Alvaro sedang bersantai di halaman belakang rumahnya yang luas, waktu indahnya tiba-tiba harus diganggu oleh sebuah panggilan telfon. Jika saja panggilan tersebut bukan dari orang yang penting baginya, Alvaro bersumpah tidak akan mengangkatnya.

“Hai kak Nat? Ada apa kak?” ujar Alvaro ditelfon.

Alvaro lantas mendengarkan ucapan orang di seberang telfon dengan seksama. Jika sebelumnya Alvaro menyandarkan punggungnya di kursi, kini pria itu langsung bangun dari posisinya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Natalie.

“Okey kak Nat, gue on the way ke kantor deh sekarang. Pak Parvez masih di sana kan?” Setelah Alvaro mengatakan itu, sambungan telfon pun dimatikan. Alvaro sedikit berdecak sambil melangkah memasuki rumahnya. Ketika melewati Inggit dan Gio yang sedang berada di ruang keluarga, mama dan anaknya itu menanyakan ke mana Alvaro akan pergi. Pasalnya hari ini Alvaro telah mengatakan bahwa ia tidak punya jadwal apa pun.

“Alvaro mau ke kantor dulu Mah, ada urusan penting yang mendadak banget,” ujar Alvaro memberitahu Inggit.

Inggit segera mengiyakannya. Inggit seperti sudah tahu apa yang harus Alvaro urus tanpa Alvaro mengatakannya. Itu sudah pasti tentang gosip tidak sedap yang beredar di media mengenai Alvaro, Marsha, dan Gio. “Al, kamu hati-hati. Kalau ada apa-apa, cepet kabarin Mama,” ucap Inggit sebelum Alvaro benar-benar melenggang pergi.

***

Film The Last Mission akan tayang di layar lebar beberapa bulan lagi. Film tersebut telah berhasil mengundang antusias yang luar biasa dari para penikmat film. Terlebih aktor yang akan membintangi film tersebut adalah aktor yang sudah terkenal akan kemampuan beraktingnya yang mumpuni.

Alvaro Zachary, sang bintang yang akan memerankan karakter utama di The Last Mission, adalah sosok memiliki nama yang cukup besar sebagai aktor laga. Setiap film yang dibintangi oleh Alvaro selalu dinantikan dan berakhir meledak di pasaran setelah penayangannya, bahkan berhasil mencapai jutaan penonton dalam waktu tayang satu minggu.

Promosi dari rumah produksi telah banyak dilakukan untuk membuat masyarakat semakin tertarik terhadap The Last Mission. Selain itu dalam menjalankan sebuah promosi, memakan dana yang jumlahnya tidak sedikit. Jadi ketika ada isu tidak sedap beredar mengenai sang aktor, pihak entertainment harus segera berdiskusi untuk mencari jalan keluar dari masalah yang muncul.

“Kemarin nama lo sempat trending di Twitter. Nggak cuma itu, muncul hashtag yang untuk memboikot The Last Mission, padahal belum ada bukti yang bisa membenarkan gosip tentang lo itu,” jelas Natalie yang merupakan executive producer dari film yang dibintangi oleh Alvaro.

Di hadapan Natalie dan Parvez, kini sudah ada Alvaro dan juga managernya, Ila.

“Sebelumnya saya udah sempat diskusi sama Natalie dan kuasa hukum perusahaan, soal solusi yang mungkin bisa kita lakukan untuk mengalihkan isu ini. Film kamu sebentar lagi akan tayang, kita harus menjaga nama baik kamu,” Parvez yang merupakan CEO dari IMD Pictures pun menjelaskan kepada Alvaro. Mereka memanggil Alvaro ke kantor karena ingin mendiskusikan solusi tersebut.

“Bagaimana Pak kira-kira solusinya? Kalau bagi saya, selama solusi itu tidak akan berdampak buruk untuk Marsha dan Gio, saya akan setuju,” ujar Alvaro. Perusahaan yang sama yang menaungi Alvaro dan Marsha jelas sudah tahu mengenai identitas Gio, bahwa anak laki-laki yang kini sudah berusia 6 tahun tersebut adalah anak kandung Alvaro dan Marsha. Selama ini, perusahaan selalu mencari cara dan menempuh segala upaya guna menyembunyikan hal tersebut demi kelangsungan karir kedua selebriti yang mana merupakan aset berharga perusahaan.

Ila kemudian menjelaskan pada Alvaro soal usulan yang sebelumnya telah disampaikan Natalie kepadanya. Setelah mendengarnya, Alvaro pun tidak lama-lama membuat sebuah keputusan.

“Kalau begitu, saya setuju untuk memajukan tanggal pernikahan saya dengan Marsha,” ujar Alvaro.

Sebelumnya usulan tersebut sudah dipikirkan oleh pihak agensi secara matang. Diyakini saat mereka mengeluarkan berita tentang tanggal pernikahan Alvaro dan Marsha, publik akan teralihkan perhatiannya dari isu miring soal anak angkat Alvaro. Publik akan lebih fokus pada kabar pernikahan kedua artis yang kerap kali mendapat julukan sebagai couple goals itu.

“Oke, saya harus pamit duluan. Good luck untuk gala premiere dua minggu lagi. Saya selalu yakin sama kemampuan akting kamu, perusahaan ini sangat beruntung memiliki kamu Alvaro,” ujar Parvez sebelum beliau pamit lebih dulu dari sana.

Di ruangan itu kini hanya tersisa Alvaro dan Natalie. Alvaro meminta Ila menunggunya di bawah selagi ia berbicara sebentar dengan Natalie.

Sorry Kak Nat, gue harus nanya ini. Gue penasaran, kenapa perusahaan yakin banget kalau kita bisa alihin isu dengan mempercepat pernikahan gue sama Marsha. Kalau kecaman publik justru semakin menjadi, gimana?” tanya Alvaro.

“Kita lihat aja nanti,” ujar Natalie. Natalie memicingkan matanya, lalu perempuan itu berujar lagi, “Gosip kemarin memang melahirkan haters-haters baru buat lo dan Marsha, tapi jangan lupa juga sama pendukung yang cukup fanatik terhadap hubungan kalian. Masyarakat itu gampang tersentuh sama hal-hal klise, Al, apalagi soal kehidupan percintaan artisnya. Menurut sebagian besar mereka, pernikahan itu sesuatu yang meaningful. Dengan lo sama Marsha came up soal tanggal pernikahan, agensi yakin berita itu bisa menyentuh sisi emosional mereka dan akhirnya rumor itu terlupakan gitu aja.”

Alvaro pun mengangguk-angguk mengerti setelah mendengarkan penjelasan Natalie. Kalau dipikir, itu memang masuk akal.

“Ini akan berhasil, bahkan bisa jauh lebih bagus untuk karir lo dan Marsha ke depannya,” ucap Natalie.

“Ohya? Lebih bagus gimana maksud lo?” tanya Alvaro.

“Pernikahan lo sama Marsha bisa jadi sesuatu yang menjual untuk nama kalian ke depannya. Dengan satu syarat, setelah menikah, lo maupun Marsha nggak berniat membuat gosip yang bisa menghancurkan pernikahan kalian sendiri. Gue harap lo sama Marsha bisa paham, kalau sekecil apa pun tentang kalian itu bisa jadi keberuntungan atau sebaliknya, bisa jadi bencana. So, be careful with everything.” Setelah mengatakannya, Natalie bangkit dari kursinya. Natalie menepuk pundak Alvaro sekali, sebelum akhirnya berlalu lebih dulu meninggalkan Alvaro di ruangan itu.

***

Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷

Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜

Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭