Official Girlfriend

Kurang lebih selama kurun waktu enam bulan kebelakang, hidup Kaldera rasanya seperti menaiki wahana roller coaster yang ada di taman hiburan atau sejenisnya. Kaldera seperti dibawa naik, kemudian dihempaskan turun begitu saja.

Saat Kaldera berpikir bahwa dunianya hancur karena ia telah kehilangan kekuatan dalam hidupnya, Raegan memasuki hidupnya. Saat Kaldera berada di dalam bahaya, pria itu menyelamatkannya dengan usaha yang tidak main-main.

Seperti wataknya, Raegan memang suka bertindak semaunya ; yang kadang membuat Kaldera bingung dan jadi khawatir terhadap pria itu. Namun di sisi lain, Reagan juga memiliki sisi lembut dan rasa peduli yang begitu tinggi terhadap orang-orang di sekitarnya. Kaldera tidak mengerti, bagaimana Raegan dapat mengubah hidupnya.

Reagantara Rahagi Gumilar.

Raegan memasuki hidup Kaldera, melindunginya, menghapus sedihnya, bahkan lelaki itu membuatnya bisa kembali merasakan yang namanya jatuh cinta, setelah Kaldera sempat merasa takut untuk merasakan perasaan itu lagi. Raegan berusaha membawa seluruh dunia untuk Kaldera, berusaha menghiburnya di kala sedih, selalu berada di sisinya, bahkan rela terluka untuknya.

Siang ini sepulang sekolah, Kaldera ingin melakukan sesuatu untuk keluarga Gumilar. Keluarga Gumilar adalah orang-orang yang beberapa bulan belakangan telah mengisi hari-harinya dan begitu baik menjaga, serta dan memberinya kasih sayang. Mama Indri, papa Satrio, dan tentunya mas Raegan, mereka berada di sisinya di saat sulit, meskipun Kaldera tahu mereka juga merasakan sedih karena kehilangan sosok yang sama-sama mereka cintai. Sosok yang telah pergi dan rasanya Kaldera sudah dapat merelakannya, hatinya kini telah merasa sanggup karena suatu alasan.

Kaldera baru saja meminta tolong pada mbak Yuni untuk membelikan bahan masakan yang dibutuhkan untuk memasak makan malam. Kaldera pulang sekolah lebih cepat, karena hari ini merupakan hari terakhir ujian akhir semesternya. Kaldera pun berencana akan membuat makan malam spesial tepat sebelum Indri dan Satrio pulang dari kantor. Indri dan Satrio telah rujuk dan melaksanakan pernikahan secara sederhana dan privat, keluarga mereka telah kembali utuh saat ini. Mereka belum sempat merayakannya, jadi sebelumnya memang mereka telah merencanakan makan malam bersama, sebagai bentuk rasa syukur atas utuhnya kembali keluarga mereka.

Saat Kaldera mendengar suara mobil yang begitu fameliar dari arah garasi, Kaldera segera melenggang dari dapur. Kaldera berjalan menuju ke ruang tamu dan ketika sampai di sana, ia mendapati Raegan yang baru saja pulang bekerja. Tiga hari yang lalu, Raegan sudah pulih dan bisa menjalani aktivitasnya seperti sediakala.

Hari ini Raegan memang pulang kantor lebih cepat, karena pria itu masih harus banyak beristirahat untuk memastikan kondisinya benar-benar kembali sehat. Raegan lekas menghampiri Kaldera dan menatap gadis itu lekat-lekat.

“Kal, do you want to know the one important thing? I have a crush on you and I like you,” Raegan mengucapkannya secara gamblang. Raegan bukannya melangkah pergi untuk mandi, pria itu malah tiba-tiba menyatakan perasaannya—yang kesekian kalinya kepada Kaldera. Raegan sudah menyatakan perasaannya entah sudah yang berapa kali, Kaldera sendiri sampai tidak dapat mengingatnya.

Kaldera lantas tertawa karena tingkah Raegan dan ekspresi wajahnya yang bisa menjadi semenggemaskan ini. Di luarnya saja terlihat diktator, kejam, dan tegas, tapi pria ini sebenarnya memang punya seribu cara untuk membuat Kaldera tersenyum dan tertawa karena tingkah spontannya.

Tidak berapa lama berselang saat Kaldera mulai mereda, Raegan bergerak menangkup kedua sisi wajah Kaldera dengan kedua tangan besarnya. Berikutnya, Raegan menyilakan helaian surai legam Kaldera ke belakang telinganya.

Sambil menatap Kaldera dengan tatapan penuh arti, Raegan pun berujar, “Kal, tolong lihat aku sebagai laki-laki. Apa selama ini kamu belum sadar? Semua yang aku lakukan, itu karena aku mencintai kamu. Aku ingin selalu ada di dekat kamu, jagain kamu, dan aku memandang kamu sebagai seorang perempuan, bukan seorang adik. Soal wasiat Zio waktu itu, aku benar-benar mau mewujudkannya. Zio ngasih dua cara agar kamu bisa menjadi anggota keluarga ini. Aku ingin mengambil pilihan yang kedua. Apa bisa, Kal?” tutur Raegan dengan pandangannya yang tidak sedetik pun lepas dari Kaldera.

Kaldera ingat itu. Zio memberi dua cara untuk menjadikan Kaldera bagian dari keluarga Gumilar. Cara nomor satu adalah mengangkat Kaldera menjadi anak bungsu di keluarga Gumilar. Artinya Kaldera akan menjadi adik bagi Raegan dan anak kedua di keluarga ini. Sementara cara nomor dua adalah menjadikan Kaldera menantu di keluarga Gumilar, dengan kata lain menjadikan Kaldera istri bagi Raegan. Kaldera akan menikah dengan Raegan di saat perempuan itu telah merasa bahwa dirinya siap.

“Aku serius sama ucapanku. Aku mencintai kamu Kal,” ucap Raegan, sorot matanya memancarkan kesungguhan yang begitu dalam. Kaldera seketika terdiam usai Raegan mengatakannya. Beberapa detik kemudian, Kaldera berusaha menjauh dari Raegan dan meminta pria itu untuk pergi mandi lebih dulu, tapi tatapan Raegan menguncinya, menahan Kaldera untuk tetap berada di sana.

Raegan lantas berdeham sekali, sebelum akhirnya pria itu kembali berujar, “Aku tau Redanzio sangat hebat sudah membuat kamu begitu mencintainya, bahkan sampai dia pergi meninggalkan kita semua. Aishh, anak itu.” Suara Raegan sedikit bergetar kala mengucapkannya, tapi ia berusaha untuk menutupinya dengan berdecak dan mengomel.

Raegan lantas melonggarkan dasi di kerah kemejanya saat perasaan tidak nyaman dan terasa menyesakkan itu kembali datang menghampirinya. Perasaan Raegan kini campur aduk. Ada rasa sedih mengingat kepergian adik kandungnya, tapi ada juga rasa pahit karena sebuah fakta bahwa gadis yang ia cintai masih mencintai lelaki lain. Lelaki lain yang bahkan keberadaannya sudah berbeda dunia dengan mereka saat ini.

Raegan meraup udara di sekitarnya kemudian menghembuskannya, helaan napasnya terdengar cukup berat. “Kal, tolong berusaha lihat aku dulu dan jangan memanggil siapapun saat kamu membutuhkan seseorang. Kal, I'm the only person that will be your keeper and caring of you.” Raegan menggerakkan tangannya untuk mengusap puncak kepala Kaldera dengan gerakan lembut.

“Aku akan membuat kamu mencintai aku, Kal. Ini konyol, tapi aku beneran cemburu sama Zio. Walaupun aku akui, dia lebih hebat dari aku dalam urusan mendapatkan hati kamu. Kamu tau, aku nggak pandai mengungkapkan kasih sayangku. Tapi Kal, izinin aku untuk nunjukin rasa sayang aku ke kamu. Izinin aku untuk membuka pintu hati kamu. Kalau Zio punya caranya, aku juga punya caraku sendiri.”

Raegan lantas menatap Kaldera tepat kedua di iris gelapnya. Dari tatapan itu, Kaldera dapat merasakan bahwa Raegan begitu sungguh-sungguh akan ungkapan cintanya.

“Mending kamu mandi dulu, aku mau masak sekarang. Mama sama papa dikitdikit lagi pulang dari kantor lho, Mas,” ujar Kaldera.

“Aku nggak akan lepasin kamu, sebelum kamu jawab pertanyaanku. Kal, would you be mine? Would you be my girlfriend?” tanya Raegan dengan tatapan penuh harapnya.

Kaldera berpikir sejenak. Kaldera merasa gugup, jadi ia mengalihkan tatapannya pada jari-jari tangannya yang bertaut. Raegan masih berdiri di sana, setia menunggu Kaldera untuk menjawab pertanyaannya.

Beberapa detik kemudian, Kaldera mendongak dan kembali menatap Raegan tepat di netranya. “Iya, aku mau,” ucap Kaldera.

“Mau apa? Aku nggak ngerti maksud kamu,” Raegan masih di sana dan meminta Kaldera untuk mengatakannya dengan jelas. Padahal Kaldera malu, pipinya bahkan sudah memerah seperti tomat rebus.

“Iyaa ... aku mau ... jadi pacar kamu,” ujar Kaldera akhirnya. Segera setelah Kaldera mengatakannya, sebuah senyum terpatri di wajah Raegan. Senyum itu terlihat sangat cerah, sampai-sampai Kaldera juga dibuat terpana berkat keindahan pemandangan ciptaan Tuhan yang ia lihat di hadapannya.

Kaldera pun tersenyum kecil. Senyuman tersebut rasanya begitu menyirami hati Raegan dengan begitu sopannya, membuat percikan asmara di dalam dirinya menggelora dengan begitu dahsyat.

“Kal,” ujar Raegan seraya meraih tangan Kaldera untuk digenggam.

Perlahan tapi pasti, Kaldera membalas genggaman tangan itu. Kaldea menatap Raegan tepat di matanya, ia tenggelam pada mata indah itu.

“Aku mau kita menjalin hubungan dengan tujuan menikah. Apa kamu bersedia untuk itu?” tanya Raegan.

Kaldera tampak berpikir selama beberapa detik. Kemudian dengan sebuah senyum manis yang terulas di wajahnya, Kaldera akhirnya memberikan jawaban dengan sebuah anggukan pasti. Kaldera bersedia menjalin hubungan dengan tujuan menikah, ia ingin hidup bersama Raegan, mendampinginya, dan menghabiskan banyak waktu dengannya.

“Oke, aku mandi dulu kalau gitu. Terima kasih, Kal.” Raegan mengulaskan senyum simpulnya setelah mendengar jawaban Kaldera. Kaldera pun mengangguk pelan, lalu ia melangkah menuju dapur dan mencuci tangannya di wastafel sebelum hendak memasak.

“Kal,” ucap Raegan lagi, rupanya Raegan kembali berbalik dan menghampiri Kaldera di dapur, bukannya berjalan ke arah kamarnya yang berada lantai atas.

“Kenapa Mas?” tanya Kaldera yang kini kembali menatap Raegan. Kaldera yang kemudian mendapati Raegan menatap ke arah bibirnya, seketika mengerti akan suatu hal. Namun Kaldera tidak mau berasumsi, bisa saja ia telah salah mengira. Kemudian Kaldera nampak bingung saat Raegan tidak juga beranjak dari posisinya. Raegan akhirnya mengutarakannya dan meminta izin kepada Kaldera untuk mereka melakukannya.

Kaldera seketika merasakan jantungnya berdegup dengan kencang, entah bagaimana pikirannya memerintahnya agar menatap ke arah bibir Raegan. Jarak yang semakin terkikis di antara mereka dan sesuatu yang mendorong Kaldera dari dalam dirinya, akhirnya membuat Kaldera mengizinkan Raegan untuk melakukannya.

Raegan akhirnya mendekat pada Kaldera, lalu pria itu sedikit memiringkan kepalanya. Kemudian secara perlahan tapi pasti, Raegan mulai bergerak untuk mempertemukan belah bibirnya dengan bibir Kaldera.

Cuph.

Terdengar sebuah bunyi kecupan yang lembut ketika Kaldera merasakan bibir kenyal Raegan mendarat di atas di bibirnya. Kaldera baru merasakannya untuk pertama kali, jadi sensasi ini adalah hal yang begitu beru sekaligus terasa indah baginya. Tangan Raeagan yang bergerak mengusap lembut belah pipi Kaldera, sukses menimbulkan gelenyar di dalam diri Kaldera, rasanya seperti ada aliran listrik di dalam tubuhnya, sangat menggebu dan menakjubkan. Raegan kemudian bergerak sedikit memperdalam ciuman mereka yang membuat Kaldera otomatis menjengitkan tubuhnya, memberi respon bahwa ia juga begitu mendamba Raegan.

Raegan & Kaldera Kisses

Raegan dan Kaldera masih saling mencumbu, menimbulkan bunyi indah yang memenuhi ruangan dapur yang sebelumnya sunyi. Dengan lembut Raegan menghela lengan Kaldera untuk berada di atas bahunya. Satu lengan Raegan yang bebas lantas menarik pelan pinggang Kaldera, guna memangkas habis jarak yang masih tersisa di antara mereka.

Selang 2 menit kemudian, Raegan dan Kaldera mengurai pagutannya dan mereka saling menatap. Raegan pun tidak kuasa menarik ujung-ujung bibirnya untuk membentuk sebuah senyuman. Begitupun dengan Kaldera, gadis itu tersenyum penuh afeksi, menatap memuja pada Raegan dengan kedua netranya.

Raegan kemudian menghela tubuh mereka untuk saling mengisi. Raegan meletakkan dagunya di pundak Kaldera, kedua lengannya memeluk torso Kaldera dengan mesra. “I was hope that I could hug you like this, Kal,” ucap Raegan di sela-sela kegiatan berpelukan mereka. Kaldera balas melingkarkan lengannya di torso Raegan, lalu ia memberi usapan lembut di punggung lebar itu.

Beberapa detik kemudian, Raegan pun mengurai halus pelukan mereka. Tatapan mereka bertemu dan mengisyratkan bahwa mereka sama-sama menginginkan satu sama lain. Raegan lantas menghela Kaldera mendekat padanya, pria itu kembali mencumbu belah bibir Kaldera.

“Akhh ....” Lenguhan kecil seketika lolos dari bibir Kaldera saat ciuman Raegan semakin terasa memabukkan. Tempo ciuman Raegan tidak terlalu cepat, tapi itu justru yang membuat Kaldera dapat menikmati setiap inci dari bentuk serta tekstur bibir Raegan yang begitu lembut. Kaldera pun memiringkan sedikit kepalanya, memudahkan Raegan untuk memperdalam ciumannya.

Tangan besar Raegan yang menangkup sisi kanan wajah Kaldera, usapan lembutnya yang turun hingga ke rahang Kaldera, berhasil membuat semuanya terasa sangat indah. Cara Raegan menginginkankannya, memberitahu seluruh netra Kaldera bahwa pria di hadapannya ini sungguh mencintainya.

Setelah sekitar 2 menit ciuman tersebut terjadi, Raegan perlahan menjauhkan bibirnya dari bibir Kaldera. Mata mereka bertemu dan saling mengunci satu sama lain. Kaldera gugup bukan main, ketika sisi wajahnya ditangkup menggunakan satu tangan Raegan.

Dengan tatapan Raegan yang begitu memujanya, Raegan kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Kaldera. Kali ini Kaldera berusaha untuk membalas pagutan itu. Kaldera melakukannya sesuai apa yang dikatakan oleh hatinya.

Pada detik berikutnya, ciuman tersebut berubah menjadi adegan yang sangat mendebarkan sekaligus begitu indah bagi Raegan maupun Kaldea. Nafas mereka yang saling berhembus dan beradu, saliva mereka yang bertemu, membuat mereka dapat menikmati setiap detik yang bergulir dari momen penyatuan tersebut.

Raegan mencium Kaldera dengan sangat lembut, sehingga bagi Kaldera rasanya seperti menikmati es krim vanilla di tengah siang bolong yang terik.

Belah bibir Raegan yang ukurannya sedikit lebih besar dari milik Kaldera, sukses melahap seluruh bibir mungil Kaldera. Gerakan Raegan begitu halus, temponya terasa pelan tapi terasa pasti. Sesekali Raegan juga memberi celah bagi Kaldera untuk memimpin kendali. Mereka seimbang melakukannya dan saling melengkapi satu sama lain.

Meski ini yang pertama kali bagi Kaldera, ia mencoba untuk melakukannya dengan baik. Itu terbukti berhasil rupanya, ketika Kaldera membalas ciumannya, jantung Raegan seketika berdegup sangat kencang di dalam rongga dadanya. Kaldera telah berhasil membuat hormon oksitosin dan serotonin dalam diri Raegan menggelora dengan hebat. Kedua hormon tersebut adalah hormon yang berperan penting dalam menimbulkan perasaan bahagia pada diri seseorang.

Selang beberapa menit kemudian, ciuman tersebut akhirnya terurai. Raegan menatap Kaldera dengan tatapan penuh afeksinya. Kaldera baru menyadari, selama ini tatapan Raegan tidak pernah berubah ketika menatapnya. Apakah telah selama itu Raegan mencintainya? Kaldera tidak sadar itu dimulai sejak kapan, tapi yang jelas tatapan itu sangat mampu mengetuk pintu hatinya.

Mereka masih saling menatap intens, lalu Raegan mengusapkan ibu jarinya pada bibir ranum Kaldera. Bibir Kaldera nampak sedikit memerah akibat kegiatan mereka barusan. Raegan tersenyum kecil, membuat Kaldera secara otomatis ikut menarik kedua ujung bibirnya untuk membentuk senyum yang begitu cantik di mata Raegan. Rongga dada Kaldera rasanya masih meletup-letup, membuncah tanda bahwa ia bahagia, tanpa sebuah alasan yang rasanya tidak perlu ia jelaskan lagi melalui frasa.

“Aku mandi dulu,” ucap Raegan kemudian.

Kaldera pun mengangguk pelan. Setelah itu, Raegan segera berbalik dan melenggang dari hadapan Kaldera. Kaldera masih berdiri di tempat yang sama, dengan hatinya yang berdebar tidak normal. Kaldera merasakan debaran itu cukup kuat, hingga rasanya jantungnya bisa meloncat keluar dari dalam rongga dadanya.

***

Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮

Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂