Pentingnya Sebuah Kejujuran
Hari ini akhirnya tiba, hari di mana Edgar datang ke kantor Lilie untuk melakukan interview. Lilie yang menjabat sebagai Social Media Manager merupakan user yang nantinya akan membimbing dan menjadi mentor Edgar selama ia magang di perusahaan itu.
Edgar telah sampai di gedung yang diberitahu Lilie melalui chat kemarin. Edgar pergi ke receptionist terlebih dulu untuk menukar KTP nya dengan card untuk akses masuk ke gedung. Setelah mendapat kartu akses, Edgar menaiki lift untuk sampai ke lantai 22, di mana ia akan bertemu dengan Lilie.
Sesampainya Edgar di lantai 22, ia bertemu seseorang di meja tamu. “Permisi Mbak, saya sudah ada janji dengan Kak Lilie untuk interview,” ucap Edgar pada perempuan di hadapannya itu.
“Oh iya, silakan. Saya antar ke ruangannya Kak Lilie,” ucap perempuan itu.
Edgar mengangguk dan segera mengikuti langkah perempuan tersebut. Mereka melewati beberapa long yang di kanan dan kirinya terdapat ruangan kaca. Jadi Edgar dapat melihat kegiatan yang sedang terjadi di ruangan-ruangan itu, tapi tidak dapat mendengar suara yang berasal dari dalam.
Begitu langkah Edgar berhenti di depan sebuah ruangan dengan pintu yang bertuliskan ‘Social Media Manager’, perempuan yang tadi mengantarnya pun pamit berlalu dan menyuruhnya untuk langsung masuk.
Sebelum meraih kenop pintu, Edgar terlebih dulu memanjatkan doa dalam hatinya dan juga berusaha mengatur degup jantungnya yang tiba-tiba menjadi tidak normal.
Rasanya saking gugupnya, Edgar ingin lari dari sini, tapi tidak mungkin juga ia menyia-nyiakan kesempatan yang telah datang padanya.
Cklek!
Edgar akhirnya meraih knop pintu dan membukanya. Seketika kedua netranya langsung bersitatap dengan sosok perempuan yang tengah duduk di kursi di balik mejanya.
Lilie adalah perempuan yang langsung menorekan senyum tipisnya kepada Edgar dan mempersilakan Edgar untuk duduk di kursi di depannya.
Edgar balas mengulaskan senyum tipisnya, lalu ia menarik kursi dan duduk di sana. Lilie terlihat ramah sekali menyambut kehadiran Edgar di sana. Edgar berusaha menatap mata Lilie, meski itu sulit, tapi akan aneh dan terkesan tidak sopan kalau ia melihat ke arah lain.
“Hari ini kita interview-nya santai aja ya. Saya sudah mempelajari CV kamu, jadi mungkin cuma mau nanya beberapa hal,” ucap Lilie sambil satu tangannya mengambil sesuatu dari laci mejanya.
Lilie melihat-lihat kembali lembaran CV yang telah ia print tersebut. Kemudian pandangan Lilie tertuju lurus pada Edgar sebelum mengajukan pertanyaan pertama. “Untuk kamu sendiri, dari perusahaan ini apa yang kamu harap bisa kamu dapatkan kalau diberi kesempatan internship di sini.”
Edgar berdeham sekali, sebelum akhirnya iam menjawab dengan cukup lugas. “Untuk saya sendiri Kak, saya berharap nantinya kalau diberi kesempatan, perusahaan ini dapat membuka jenjang karir untuk saya yang lebih luas lagi. Yang pastinya saya juga ingin berkontribusi terlebih dahulu sebelum mendapat kesempatan tersebut.”
“Oke,” Lilie mengangguk sekali setelah mendengar jawaban Edgar. Kemudian Lilie mengajukan dua pertanyaan lagi kepada Edgar, itu mengenai hal-hal yang menyangkut cara Edgar dalam memecahkan suatu masalah. Lilie mengajukan pertanyaan tersebut dengan harapan dapat melihat pandangan calon intern-nya ketika dihadapkan pada situasi harus berpikir cepat dan kritis untuk menangani masalah, tentunya dalam urusan pekerjaan.
“Oke, terima kasih ya Edgar sudah datang untuk interview. Mungkin terakhir nih, kamu ada yang ingin ditanyakan kepada saya. Kalau ada, silakan ditanya ya,” ujar Lili.
“Ada Kak. Tapi ini bukan pertanyaan. Apa boleh?”
Lilei sempat terdiam selama 2 detik, ia menatap lurus tepat ke manik mata Edgar. Kemudian Lilie mempersilakan Edgar menyampaikannya.
“Sebenarnya Kak, saya mau jujur tentang sesuatu,” ucap Edgar.
“Boleh. Silakan,” ucap Lilie akhirnya.
Edgar lantas jujur soal dirinya yang mengirim pesan melalui DM Instagram kepada Lilie. Itu adalah di mana saat Edgar menyapa Lilie dan dibalas oleh Lilie. Percakapan tersebut berakhir setelah Lilie mengirim foto seorang pria bersama seorang anak. Edgar mengatakan pasti kelakuannya waktu itu membuat Lilie tidak nyaman, jadi ia perlu meminta maaf langsung pada perempuan itu.
“Kak Lilie, saya minta maaf untuk kejadian itu. Saya ingin jujur, karena berharap ke depannya kalau Kakak menerima saya magang di sini, nggak ada yang ditutup tutupi antara kita,” terang Edgar.
Lilie tampak tidak terkejut sama sekali, bahkan ekspresi wajahnya terkesan lempeng saja, sampai Edgar tidak tahu apa yang ada di pikiran perempuan itu, tepatnya setelah pengakuannya barusan.
“Edgar, sebenarnya saya sudah tahu soal itu,” ucap Lilie akhirnya.
Edgar tampak sedikit tertegun, tapi Lilie kemudian malah tersenyum tipis. “Saya adalah calon user kamu, dan sama seperti intern sebelum-sebelumnya, saya akan mencari tahu beebrapa informasi tentang calon anak magang saya.”
Edgar sukses di buat kehilangan kata-katanya. Edgar masih diam selama beberapa detik, sampai akhirnya ia bicara lagi. “Kak Lilie, saya butuh banget internship ini untuk nilai magang saya,” ucap Edgar.
“Iya, saya paham. Saya akan profesional dan tidak melibatkan urusan pribadi, kok. Saya tertarik sama kamu karena kualifikasi kamu dan cara kamu menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Untuk hasilnya, nanti saya hubungi kamu secepatnya by WhatsApp ya,” jelas Lilie.
Edgar mengangguk. “Oke, Kak. Makasih banyak kalau begitu.”
“Sama-sama.”
Pertemuan Edgar dengan Lilie untuk interview tersebut pun berakhir demikian. Edgar memang telah berencana untuk jujur pada Lilie tentang apa yang terjadi sebelum mereka akhirnya bertemu dan Lilie mengenal Edgar sebagai calon anak magangnya. Bagi Edgar, tidak ada yang lebih penting dari sebuah kejujuran. Maka dari awal ketika ia akan mengenal Lilie, Edgar tidak ingin adayang ditutup tutupi di antara mereka. Meskipun Lilie sudah tahu sebelum Edgar membuat pengakuan, menurut Edgar ia harus mengaku secara langsung sebagai bentuk tanggung jawabnya atas perbuatannya waktu itu.
Chasing Lilie hal. 4 : My heart was beat so fast when I met you. You knew me as Edgar at interview, and as Edgar who sent a direct message to you on Instagram.
***
Terima kasih sudah membaca Chasing Lilie 🌸
Silakan beri dukungan untuk Chasing Lilie supaya bisa lebih baik lagi pada update berikutnya. Support apa pun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya 🍰
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 💕