Penyerangan Besar dan Terungkapnya Bukti

Hands

Jauh sebelum Kaldera datang ke hidupnya, Raegan tidak pernah berpikir bahwa ia menyesal menjadi seorang mafia. Namun sekarang Raegan berkeinginan untuk memiliki kehidupan yang normal, membangun keluarga kecilnya sendiri, dan hidup tanpa diselimuti oleh perasaan takut maupun cemas.

Namun ketakutan Raegan kian semakin besar. Raegan takut ia tidak bisa memberikan jaminan keamanan dan hidup yang tentram pada Kaldera. Sejak menyadari perasaannya terhadap Kaldera, Raegan memiliki pemikiran bahwa ia tidak ingin menyerah. Raegan tidak ingin menyerah terhadap kisah asmara dan masa depannya yang ingin ia wujudkan bersama Kaldera. Namun setelah semua yang terjadi, atau haruskah Raegan melepaskan Kaldera dan kembali menyerah pada urusan percintaan dalam hidupnya?

Raegan sekarang belum memiliki jawaban tersebut. Raegan kembali memberikan ketakutan pada Kaldera dan mama, dua orang yang begitu ia cintai. Malam ini ketika mereka tengah tidur dengan nyaman di rumah, sekitar pukul 1 malam tiba-tiba rumah mereka dibobol orang sekelompok orang.

Raegan segera meminta Indri dan Kaldera untuk keluar melalui pintu belakang. Di sana telah ada dua orang bodyguard yang menunggu mereka dan akan mengamankan keduanya. Mereka harus segera pergi dari rumah. Rumah pun bahkan sudah bukan menjadi tempat yang aman.

Seperti yang sudah-sudah, Kaldera dan Indri tampak khawatir. Raegan berusaha meyakini keduanya bahwa ia akan segera membereskan masalah tersebut, yang terpenting sekarang adalah keselamatan Indri dan Kaldera karena mereka adalah kelemahan bagi Raegan. Seorang lawan pasti akan menyerang titik lemah lawannya, bukankah begitu? Indri telah masuk ke mobil lebih dulu, tapi rupanya Kaldera malah berbalik dan kembali menghampiri Raegan.

“Mas, kamu—”

“Kal, kamu pergi sekarang ya,” Raegan menyela ucapan Kaldera dan memintanya untuk segera pergi dengan mobil itu.

Terdengar suara langkah kaki dan barang-barang pecah yang dijatuhkan ke lantai dari arah rumah bagian dalam. Di halaman belakang rumah itu, Raegan mendapati tatapan penuh ketakutan bercampur khawatir di wajah gadis yang dicintainya.

Raegan segera meraih tangan Kaldera dan menggenggamnya. Raegan menatap Kaldera lekat-lekat, lalu itu mengusapkan ibu jarinya di punggung tangan itu. “Aku janji semuanya akan baik-baik aja.” Raegan tahu apa yang dikatakannya adalah hanya sebatas pengharapan, bukannya sebuah janji yang sungguh-sungguh.

Kaldera masih menatap Raegan, gadis itu tidak mengalihkan tatapannya ke arah lain. Sampai akhirnya Raegan meraih tangan Kaldera, tapi kali ini Raegan menggenggamnya untuk membawa Kaldera segera memasuki mobil. Setelah mengatakan sesuatu pada Arjuna soal lokasi tujuan untuk Indri dan Kaldera, kaca mobil pun segera di tutup.

Begitu mobil mulai berjalan, dari kaca di sisi kiri Raegan masih mendapati Kaldera yang tidak melepaskan tatapannya darinya. Raegan sengaja mengalihkan tatapannya ke arah lain. Semakin ia melihat mata itu, maka akan semakin sulit bagi Raegan untuk membiarkan Kaldera pergi darinya.

***

Sekretaris Satrio yang bernama Hermawan serta Erwin yang merupakan pengacara keluarga mereka, baru saja kembali dari kantor kejaksaan. Jaksa yang secara sembunyi-sembunyi diminta Satrio untuk menyelidiki kasus sabotase data, telah menemukan bukti kalau data administrasi negara yang disabotase digunakan untuk kepentingan Mahkamah Agung. Selain itu mereka menemukan kalau duplikat datanya ditemukan di kantor Mahkamah Agung.

Raegan tadinya ingin pergi ke kantor kejaksaan juga, tapi Satrio melarangnya untuk ke sana. Maka dari itu di sinilah Raegan sekarang, di kediaman Satrio.

“Raegan, untuk urusan dengan kejaksaan, tolong jangan gunakan cara kamu.”

“Maksud Papa?” tanya Raegan.

“Papa tau kamu bisa melakukannya. Tapi ini ranah hukum, Raegan.”

“Apa papa percaya sama orang kejaksaan itu?”

Satrio terdiam tidak dapat segera menjawab pertanyaan Raegan.

“Lantas apa yang ingin kamu lakukan?” Satrio justru malah melempar pertanyaan balik pada Raegan.

“Sekarang situasi kita semua udah nggak aman, Pah. Kemarin malam rumah dibobol,” terang Raegan. Seketika Satrio membelalakkan matanya dan tampak kekhawatiran di wajah pria paruh baya itu.

“Raegan yakin kalau sindikat Leonel cukup luas. Sekarang sulit bagi kita untuk percaya sama orang luar, termasuk orang-orang lembaga hukum itu sendiri. Jadi tolong Pah, tolong izinin Raegan untuk pakai cara Raegan sendiri. Papa tolong bantu diakhir nanti. Papa dapat memastikan Leonel dan orang dari lembaga hukum yang bersindikat dengannya akan merasakan hukum itu sendiri, sebagaimana seharusnya.”

***

Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮

Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂