Permintaan Maaf

Marcel sebelumnya telah menceritakan pada Olivia mengenai percakapannya dengan orang tuanya. Selain itu Marcel juga memberitahu soal Valerie yang mendatangi kantornya secara tiba-tiba. Valerie meminta Marcel untuk mempertimbangkan keputusannya pindah ke Swiss.

Siang ini Olivia mendapati kedatangan Valerie di rumah. Marcel ingin kembali dari kantor, tapi Olivia mengatakan bahwa itu tidak perlu. Olivia dan Valerie akan bicara berdua, jadi Olivia meminta pada Marcel untuk memberi ruang baginya dan Valerie.

Jadi kini di ruang keluarga itu, Olivia dan Valerie tampak tengah duduk berhadapan. Olivia menatap Valerie, sebagai tanda bahwa dirinya menghormati Valerie saat akan bicara. Meski rasanya masih ada luka di hatinya, tapi Olivia tetap menghormati Valerie sebagai ibu dari Marcel.

Dua buah cangkir berisi teh disajikan di hadapan keduanya. Valerie telah sekali menyesap teh itu, begitu juga dengan Olivia.

Valerie lalu menatap Olivia lurus-lurus. Kali ini tatapan kedua netra itu terlihat berbeda di mata Olivia. Ada penyesalan yang jelas kentara di sana.

“Olivia,” ujar Valerie yang akhirnya membuka suaranya. Untuk pertama kalinya, Olivia mendengar Valerie menyebut namanya.

“Saya ingin minta maaf sama kamu, dengan setulus hati saya. Tolong maafkan saya,” lanjut Valerie lagi. “Saya sadar kalau saya sudah salah dan bertindak kelewatan sama kamu. Saya sebelumnya sudah meminta maaf sama Marcel, tapi dia belum sepenuhnya bisa maafin saya kalau saya belum mendapat maaf dari kamu.”

Olivia tampak sedikit terkejut mendengar penuturan tersebut. Olivia masih diam, ia belum menanggapi, karena jujur saja Olivia malah merasa bingung harus memberi merespon seperti apa.

Setelah beberapa detik terdiam, akhirnya Valerie kembali berucap, “Olivia, Marcel menghormati kamu seperti dia menghormati saya sebagai ibunya. Seharusnya dari awal, saya bisa mengerti itu dan menyadari, anak saya nggak mungkin memilih kamu kalau kamu bukan yang terbaik untuk dia. Kamu adalah perempuan yang baik dan berhati besar, dan saya sadar akan hal itu. Anak saya beruntung, dia ketemu sama kamu dan bisa dicintai oleh kamu.”

Olivia lekas mendapati kedua mata Valerie yang tampak berkaca-kaca. Olivia tidak menyangka ia akan mendapati ini di hadapannya.

Kemudian Valerie meraih tangan Olivia, dan itu membuat Olivia terlihat membeliakkan matanya.

“Olivia, tolong ... maafkan saya. Saya benar-benar menyadari kalau saya sudah bersalah. Saya ingin memperbaiki hubungan dengan Marcel dan juga dengan kamu. Saya nggak ingin kehilangan orang-orang yang saya cintai. Marcel sangat mencintai kamu. Jadi sebagai ibunya, saya juga ingin melakukan hal yang sama dan menerima kamu selayaknya kamu adalah anak saya sendiri.”

Olivia perlahan mengulaskan senyumnya, lalu ia membalas genggaman tangan Valerie di tangannya. “Saya udah maafin Tante,” ujar Olivia akhirnya.

Valerie tampak membeliakkan kedua matanya, gesturnya menunjukkan bahwa ia tidak menyangka Olivia telah memaafkannya.

Maka Olivia kembali berujar untuk meyakinkan keraguan Valerie yang terlihat dari tatapannya. “Tante, saya nggak punya alasan apa pun untuk nggak memaafkan Tante. Setiap orang berhak mendapat kata maaf dan punya kesempatan untuk memperbaiki semua yang udah terjadi,” ujar Olivia.

“Terima kasih banyak, Olivia,” lekas Valerie berujar, lekas sebuah senyum haru terulas di wajah yang tidak lagi muda itu.

Olivia pun balas mengulaskan senyumnya dan merasakan genggaman tangan Valerie di tangannya mengerat.

Olivia akhirnya menyadari satu hal. Memang tidak mudah rasanya melupakan rasa sakit yang orang berikan kepada kita. Namun Olivia telah memaafkan Valerie. Karena setiap orang berhak memperbaiki diri, danorang yang bijaksana adalah yang orang tidak mudah lupa, tapi tetap memaafkan.

“Saya juga berterima kasih sama Tante,” ucap Olivia lagi.

“Kamu berterima kasih untuk apa?” Valerie tampak tidak mengerti, maka akhirnya ia mempertanyakan itu.

“Marcel selalu berharap, suatu hari orang tuanya akan terbuka hatinya. Marcel selalu ingin bisa memperbaiki hubungannya sama orang tuanya, Tante. Dia sangat sayang sama Tante dan juga menghormati Papanya,” terang Olivia.

Valerie akhirnya mengangguk. “Iya. Saya akan berusaha melakukannya untuk menebus kesalahan saya. Saya akan berusaha memperbaiki semuanya,” ucapnya.

Valerie sungguh ingin memperbaiki hubungannya dengan Marcel juga Olivia. Valerie tidak ingin kehilangan putranya, calon menantunya, cucunya, serta calon cucunya yang ada di kandungan Olivia.

“Marcel udah cerita banyak ke kamu ternyata,” ujar Valerie masih menatap pada Olivia. “Olivia, artinya anak saya udah bener-bener menganggap kamu adalah satu-satunya buat dia. Terima kasih, kamu telah mencintai dia,” ucap Valerie, dan itu sebagai penutup percakapan keduanya hari itu.

Valerie telah mendapat maaf dari seseorang yang hatinya telah ia sakiti. Akhirnya itu yang membuat Valerie sadar bahwa Olivia adalah perempuan yang benar-benar pantas untuk mendampingi putranya.

Olivia memiliki hati yang begitu lembut, bijaksana, dan juga pemaaf. Valerie sadar, anaknya membutuhkan sosok seperti Olivia. Valerie pun merasa bahwa anaknya sangat beruntung telah memiliki Olivia dan mendapat cinta yang tulus serta begitu besar.

***

Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹

Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi💕

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍒