Prioritas dan Pendamping Hidup

Sienna memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Kalau pun Sienna akan menyesal suatu hari, setidaknya sekali saja ia telah bersikap egois dengan memilih apa yang hatinya inginkan. Perkataan Alvaro soal memperjuangkannya, membuat Sienna ingin melakukan hal yang sama. Sienna ingin berjuang untuk dirinya, untuk Alvaro, dan untuk masa depan mereka yang akan datang. Maka Sienna telah setuju untuk bicara dengan Alvaro di sebuah restoran. Sienna dan Alvaro akan menuju tempat itu secara terpisah, dengan tujuan untuk menghindari pertanyaan orang-orang sekitar tentang hubungan keduanya. Meskipun Alvaro ingin berada di mobil yang sama dengan Sienna, tapi rasanya sekarang hal tersebut belum memungkinkan.

Semua take di tempat shooting telah selesai dilakukan. Pekerjaan hari ini di tempat itu telah beres. Biasanya memang ada acara kumpul-kumpul yang diadakan oleh para cast setelah shooting, tapi untuk kali ini Alvaro mengatakan bahwa ia tidak bisa menghadiri acara itu.

Sorry gue duluan ya, ada urusan penting,” ujar Alvaro sambil menjabati tangan satu persatu lawan mainnya dan beberapa crew yang ada di sana.

“Urusan apaan sih? Berhubungan sama anak lo?” tanya seseorang.

A kind of it, it’s relate about my son too,” Alvaro menjawab.

“Oh ya? Let me guess. Gio mau punya mama baru nih?” celetuk salah seorang aktor yang merupakan lawan main Alvaro di sana. Alvaro hanya tertawa saja menanggapi celetukan itu. Setelah benar-benar izin pamit pada semuanya, Alvaro pun berlalu dari sana. Kepada supirnya Alvaro meminta diantar ke sebuah restoran yang telah ia janjikan bertemu dengan Sienna.

Ila menghampiri Avaro sebelum ia pergi. “Al, good luck ya. Gue selalu doain yang terbaik buat lo,” ucap Ila.

Alvaro mengangguk. “Iya Mbak, makasih banyak ya. Soal yang kemarin juga, makasih karena lo berhasil mewujudkan keinginan gue untuk ketemu sama Sienna.”

Ila mengulaskan senyum tipisnya. “Kayaknya Sienna bikin lo yakin banget buat berjuang ya. Semoga dia adalah pelabuhan terakhir lo, bisa jadi yang terbaik untuk lo, dan untuk Gio juga.”

Alvaro pun berharap sama dengan apa yang Ila harapkan. Alvaro akan memperjuangkan Sienna, dan gadis itulah yang membuat tekad kuat Alvaro untuk memperjuangkan apa yang menurutnya pantas baginya.

***

Sienna telah sampai lebih dulu di sebuah restoran bintang lima yang telah diberi tahu Alvaro. Tadi saat Sienna baru datang, ia menyebutkan nama Alvaro kepada seorang pertugas. Kemudian seorang manajer resto langsung mengantarnya ke salah satu ruangan VIP yang disediakan oleh restoran itu.

Sienna masih menunggu Alvaro datang. Selama Sienna menunggu, 3 orang pelayan mulai menyajikan hidangan di atas meja. Ada sebuah menu utama yang merupakan main course, appetizer sebagai menu pembuka, dessert, serta yang terakhir adalah minuman.

Dessert yang disajikan membuat Sienna terpana kala melihatnya. Seinna ingin segera mencicipinya, karena jenis dessert yang kini tersaji di dapan matanya, adalah jenis makanan dengan buah strawberry sebagai hiasan di atasnya. Baiklah, Sienna telah memutuskan akan menyantapnya nanti saja, ia memilih menunggu Alvaro datang.

Dessert 1

Dessert 2

Dessert 3

Tidak lama waktu berselang, ketika pintu ruangan VIP yang dibukakan oleh seorang pelayan, nampak sosok Alvaro di sana. Saat tatapan mereka bertemu, Sienna mendapati senyuman kecil di paras itu.

Alvaro lantas menarik kursi di hadapan Sienna dan duduk di sana. Alvaro menyapukan pandangannya ke meja mereka yang kini tengah dipenuhi sajian makanan. Terlebih pada bagian dessert di sisi kiri, Alvaro nampak puas karena request-nya dipenuhi dengan baik oleh restoran ini.

Alvaro dan Sienna memutuskan untuk menyantap makanan pembuka terlebih dahulu. Sienna menyuapkan sendok kecil makanan itu ke mulutnya, dan salama itu Alvaro hanya dapat fokus memperhatikan Sienna. Bahkan hidangan kesukaaannya jadi tidak terlalu menarik baginya.

“Sienna, gue nggak bermaksud menghindari lo setelah pernyataan itu,” ucap Alvaro membuka pembicaraan.

Sienna meletakkan sendok kecilnya, kini ia memfokuskan perhatiannaya pada Alvaro. “Gue yang menghindar, dan gue pikir itu untuk kebaikan kita berdua.”

“Kenapa menghindar? Apa ada yang salah kalau kita menjalin hubungan? Sienna, tolong jawab jujur pertanyaan gue. Apa nggak ada sedikit aja perasaan lo untuk gue?” Alvaro bertanya sembari tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Sienna.

“Kalau itu emang benar, suatu hari gue akan mundur. Tapi satu hal, izinin gue berjuang dulu untuk lo, untuk kita, dan juga untuk Gio,” ujar Alvaro.

Alvaro menunggu Sienna membuka suara. Sienna berdeham sekali, sebelum akhirnya ia berujar sembari menatap Alvaro tepat di manik matanya. “I started to have feeling for you, but I’m scared to start having a relationship with you.”

Why?” Alvaro bertanya dengan perasaan berdebar di dalam hatinya yang begitu terasa nyata. Alvaro tidak pernah tahu bahwa Sienna memiliki ketakutan yang begitu besar untuk menjalin hubungan dengannya.

Tatapan mereka masih saling mengunci. Dari sorot mata Sienna, Alvaro dapat merasakan ketakutan yang dirasakan oleh Sienna. Jika mereka berhubungan, hubungan mereka ke depannya memang mungkin akan dipenuhi oleh rintangan. Terlebih dari sisi Alvaro sendiri. Tentang masa lalu Alvaro, hubungannya dengan Marsha, dan pekerjaannya sebagai artis yang mungkin akan menyulitkan hubungan Alvaro dengan Sienna nantinya. Menjadi publik figur tidaklah mudah, Alvaro harus berusaha melindungi orang-orang yang ia sayang dari sorotan publik yang seringkali mencampuri kehidupan pribadinya.

I will tell you something that maybe you can’t trust.” Sienna pun akhirnya memutuskan bahwa ia akan terbuka pada Alvaro. Sienna akan terbuka tentang alasannya menolak Alvaro dan takut memulai hubungan dengan lelaki itu.

I could see someone destiny through my dream,” ucap Sienna kemudian. Sienna akhirnya mengatakan pada Alvaro kalau ia memiliki kelebihan untuk bisa melihat masa depan seseorang melalui mimpinya. Ketakutan Sienna soal menjalin hubungan dengan Alvaro, adalah karena Sienna bisa melihat masa depan Alvaro. Sienna menjelaskan bahwa dalam mimpinya, Sienna mendapati Marsha kembali dan meminta hak atas keluarganya, yakni atas Alvaro dan Gio.

Kini Alvaro sudah tahu soal kemampuan yang dimiliki oleh Sienna. Alvaro memang terlihat terkejut setelah mendengarnya, tapi tanpa di sangka, Alvaro mempercayai kemampuan yang dimiliki Sienna.

“Lo percaya?” Sienna bertanya untuk memastikan.

Alvaro mengangguk yakin. Justru Sienna yang kini menatap Alvaro dengan kedua alisnya yang bertaut, Sienna tampak heran. Sienna berpikir bagaimana bisa Alvaro mempercayainya begitu saja.

“Sienna, gue percaya sama cerita dan kemampuan yang lo punya. Gue nggak meragukan mimpi yang lo alamin,” tutur Alvaro.

Alvaro mengatakan ia tidak meragukan mimpi Sienna dan ia mempercayai kemampuan yang dimiliki oleh Sienna. Namun satu hal, Alvaro berpendapat bahwa mimpi Sienna hanya sebagian dari takdir yang ada, bukan secara keseluruhan. Mungkin benar Marsha akan kembali dan meminta hak itu. Marsha memang ibu kandung Gio, tapi di hati Alvaro sudah tidak ada nama perempuan itu. Hanya ada Sienna seorang diri yang kini mengisinya. Alvaro ingin membangun masa depan bersama Sienna, dan melupakan masa lalunya dengan Marsha.

Sienna kehilangan kata-katanya. Ia tidak menyangka Alvaro mempercayainya, bahkan Alvaro tidak terlihat ragu terhadapnya sama sekali. Sienna ingat, saat dulu sebagian temannya tahu soal kemampuannya, mereka memberikan respon yang Sienna takuti. Mereka ragu dan justru sempat menjadikan itu sebagai bahan gurauan. Namun kini sosok yang baru mengenalnya beberapa bulan, tidak meragukannya sama sekali.

“Kenapa lo bisa langsung percaya sama gue?” tanya Sienna setelah ia terdiam beberapa saat.

“Sienna, let me tell you one thing. Saat lo mau menjalani hubungan sama seseorang, hal pertama yang harus lo lakuin adalah percaya sama orang itu. Sejak lo deket sama Gio, gue nggak punya keraguan terhadap lo. Gue percaya lo bener-bener tulus sayang sama Gio. Bagi gue, itu udah cukup. Kebahagiaan Gio memang prioritas gue, tapi ke depannya gue akan punya prioritas lain. Gue punya prioritas untuk membahagiakan orang yang gue sayang, orang yang akan jadi pendamping hidup gue.”

Setiap kalimat yang Alvaro ucapkan secara perlahan telah berhasil meluluhkan hati Sienna. Tatapan yang terasa tulus dari kedua mata itu, mampu membuat hati Sienna berdesir hangat. Rasanya Sienna seperti menemukan hal yang selama ini ia cari. Sienna menemukan sebuah rumah, yang di dalamnya terdapat sebuah rasa nyaman dan rasa hangat.

Setelah obrolan itu, tidak terasa piring yang berisi makanan utama milik Sienna maupun Alvaro telah bersih. Setelah meneguk minumannya dan meletakkan gelasnya, Sienna menatap Alvaro dan ia berujar, “Al, gue udah buat keputusan. Kasih gue waktu untuk memikirkan ini. Setelah itu, gue akan kasih tau lo jawaban gue.”

Sienna akan memikirkan semuanya terlebih dulu. Sienna akan mempertimbangkan sebelum memberi jawaban atas pertanyaan Alvaro soal menjadi kekasihnya. Sienna akan memberitahu Alvaro secepatnya soal keputusannya untuk melangkah bersama atau justru memilih untuk mundur. Sienna memang takut akan takdir karena ia diberi kemampuan untuk mengetahui takdir lebih dulu. Namun Alvaro meyakinkan Sienna bahwa Sienna tidak perlu takut. Hari-hari yang Sienna akan lalui, Sienna tidak akan melaluinya sendiri. Sienna akan memiliki tempat pulang di mana ia akan selalau merasa nyaman serta dilindungi, dan Alvaro yang akan membangun tempat itu untuk Sienna.

Setelah penurutan Sienna itu, raut wajah Alvaro seketika berubah. Lelaki itu kehilangan kata-katanya, tapi air mukanya tidak dapat menutupi perasaan bahagianya.

Beberapa detik kemudian, akhirnya Alvaro berujar, “Sienna, makasih udah ngasih gue kesempatan.”

Sienna mengangguk, lalu dengan cepat kedua ujung bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman.

Alvaro memperhatikan senyum cantik itu, Mendapati senyuman itu, rasanya Alvaro seperti mendapatkan kebahagiaan yang tidak ternilai harganya. Perempuan yang kini ada di hadapan Alvaro, sejak empat belas tahun yang lalu hingga sekarang, merupakan sosok yang tidak berubah, sosok yang berkali-kali telah berhasil memporak-porandakkan hatinya.

***

Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷

Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜

Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭