Rencana Rujuk & Perempuan Berlian
Satrio telah mendapat penanganan medis yang terbaik segera setelah dilarikan ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, didiagnosa bahwa ada kandungan arsenik dengan kadar yang cukup tinggi di tubuh Satrio.
Beruntungnya Satrio segera dilarikan ke rumah sakit. Arsenik dengan kadar yang tinggi dapat menjadi racun jika dikonsumsi. Racun arsenik adalah arsenik buatan atau disebut juga dengan arsenik anorganik, yang umumnya digunakan untuk keperluan pertambangan, termasuk tambang batu bara dan peleburan tembaga.
Jika tidak segera mendapat pertolongan, keracunan arsenik dapat menyebabkan kematian.
Kalimat yang dikatakan dokter terus terngiang-ngiang di dalam benak Indri. Indri terduduk di depan ruang rawat Satrio. Indri berusaha mempersiapkan dirinya sebelum menemui mantan suaminya. Perasaan Indri campur aduk, ia panik dan khawatir mendapati kenyataan bahwa Satrio hampir saja tidak terselamatkan.
Begitu mendengar kabar tentang Satrio, Indri segera menuju ke rumah sakit. Meskipun status Satrio adalah mantan suaminya, tapi Indri masih menghormatinya dan ingin membantu merawatnya. Indri melakukannya karena Satrio adalah ayah dari anak-anaknya.
Indri beranjak dari duduknya, ia meraih gagang pintu dan kemudian membukanya. Begitu melihat kehadiran Indri di sana, Satrio berusaha bergerak dari posisi tidurannya. Kini Satrio dengan posisi duduknya menatap Indri lurus-lurus.
“Makasih sudah datang,” ucap Satrio dengan suara pelannya.
Indri balas menatap Satrio. Setelah perpisahan mereka, Indri baru menyadari bahwa dirinya masihlah perempuan yang mengkhawatirkan Satrio saat lelaki itu tidak baik-baik saja.
“Indri, saya ingin meminta maaf sama kamu,” ujar Satrio. Indri seketika nampak terkejut mendengarnya.
“Kamu minta maaf untuk apa?” Indri bertanya, ia tidak mengerti alasan Satrio mengatakan itu.
“Saya minta maaf atas perpisahan kita. Saya sadar kalau semuanya terjadi karena keegoisan saya. Indri, saya terlalu memikirkan pekerjaan dan selalu berpegang teguh pada apa yang saya yakini benar, tanpa memikirkan kamu dan anak-anak kita,” ungkap Satrio dengan tatapan penuh penyesalannya.
Indri seketika terdiam, perempuan itu tidak dapat merespon kata-kata Satrio. Rasanya memang menyakitkan mengingat momen perpisahan itu. Namun kini rasanya lebih sakit bagi Indri ketika melihat Satrio merasakan sakit akan semua yang telah terjadi di antara mereka.
“Indri, kamu sudah berusaha bertahan semampu kamu. Tapi pada akhirnya, kembali lagi saya yang selalu menyakiti kamu. Saya mohon maafkan semua kesalahan saya,” ujar Satrio dengan suaranya yang sedikit bergetar.
Indri berusaha mengalihkan tatapannya dari kedua mata Satrio. Sesuatu telah mendesak untuk keluar dari pelupuk matanya, tapi Indri masih berusaha menahannya.
“Indri, saya ingin memperbaiki semuanya,” Satrio menjeda ucapannya sesaat. Satrio menatap Indri lekat-lekat, tepat di iris matanya. “Tolong izinkan saya untuk berubah menjadi yang lebih baik untuk kamu dan untuk keluarga kita.” Satrio lantas meraih satu tangan Indri, membuat Indri langsung menoleh dan menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
“Saya ingin rujuk sama kamu dan akan saya menunjukkan kesungguhan saya. Sampai saat ini, saya masih mencintai kamu dan akan selalu seperti itu,” terang Satrio.
Tepat setelah itu air mata Indri lolos juga dari pelupuk matanya. Tatapan mendalam dan penuh cinta ketika Satrio menatapnya, membuat Indri akhirnya sadar bahwa perasaannya terhadap Satrio sama sekali tidak berubah hingga detik ini. Dengan sebuah anggukan yakin, Indri pun akhirnya memutuskan. Indri mengizinkan Satrio untuk menunjukkan kesungguhannya, untuk memperbaiki apa yang sebelumnya sempat hancur di antara mereka.
***
Saat hari sudah mulai sore, Raegan dan Kaldera datang menjenguk Satrio di rumah sakit. Sesaat lagi waktu besuk akan berakhir, jadi Indri dan Kaldera memutuskan memberi ruang pada Satrio dan Raegan untuk berbicara berdua.
Satrio pun memulai pembicaraan lebih dulu. “Raegan, Papa ingin meminta maaf atas semuanya,” ucap Satrio.
Raegan seketika menatap Satrio lurus-lurus. “Minta maaf untuk apa Pah?” tanya Raegan dengan raut bingungnya.
“Papa minta maaf atas keluarga kita yang akhirnya jadi tercerai-berai. Papa sadar kalau kesalahan terbesarnya ada di Papa,” ungkap Satrio.
Raegan lantas terdiam sesaat. Pandangannya yang semula menatap lantai, kini beralih pada Satrio. “Papa udah berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga kita.”
Raegan akhirnya memaafkan papanya. Sekeras dan secuek apa pun sikap Raegan pada papanya sejak perceraian orang tuanya, Raegan tetap menyayangi papanya dan rela berdarah untuk melinduginya. Seperti janji Raegan pada diri sendiri, Raegan akan melindungi orang-orang yang ia sayangi. Orang tuanya, teman-temannya, dan tentu Kaldera.
Satrio juga menyampaikan kesungguhannya untuk rujuk dengan Indri. Kala mendengar itu, Raegan sempat tidak percaya. Namun akhirnya ia ikut bahagia untuk itu. Bagi Raegan yang terpenting adalah kebahagiaan orang-orang yang ia cintai. Jika rujuk dapat membuat Indri dan Satrio bahagia, Raegan tentu akan mendukung keputusan itu.
“Raegan, mama kamu udah cerita semuanya,” ujar Satrio.
“Cerita soal apa, Pah?” tanya Raegan.
“Soal kamu yang ingin berhubungan serius dengan Kaldera,” ucapan Satrio itu seketika membuat Raegan tertegun. Raegan memang telah menceritakan pada Indri tentang perasaannya terhadap Kaldera. Raegan pun akhirnya juga terbuka pada papanya soal perempuan yang ia cintai dan soal Kaldera yang masih menganggap Raegan sebagai seorang kakak, bukannya seorang pria.
“Apa benar Kaldera termasuk ke dalam orang-orang yang kamu sayang yang kamu ingin lindungi?” tanya Satrio.
Raegan menjawab pertanyaan itu dengan sebuah anggukan yang terlihat sungguh-sungguh. Dari tatapan Raegan, sebagai seorang ayah tentunya Satrio dapat melihat kesungguhan Raegan terhadap Kaldera.
“Raegan, kalau Papa boleh memberi kamu saran, kamu harus berusaha lebih keras lagi untuk membuat Kaldera yakin sama kamu,” ujar Satrio.
“Tapi Raegan bingung gimana caranya, Pah. Kalau suatu hari memang Raegan nggak bisa meyakinkan Kaldera, Raegan akan melepas Kaldera. Kaldera berhak untuk bahagia dan selalu merasa aman. Raegan takut nggak bisa memberikan itu kepada Kaldera,” aku Raegan, tatapan lelaki itu tampak nanar.
Satrio lantas menyunggingkan senyumnya, sejenis senyum seorang ayah yang begitu telah memahami apa yang sedang dirasakan dan dihadapi oleh anaknya. “Dengar perkataan Papa, Raegan. Semakin sulit seorang perempuan untu kamu digapai, artinya perempuan itu semakin berharga selayaknya sebuah berlian. Kamu tau kan, untuk mendapat berlian, tentu jalan yang harus kamu tempuh tidak mudah,” ujar Satrio panjang lebar.
Satrio dapat melihat perubahan baik pada diri putra sulungnya dan itu terjadi juga karena eksistensi Kaldera di hidupnya. Raegan ingin meninggalkan pekerjaan sebagai mafia karena Kaldera, gadis itu adalah alasan utamanya. Kaldera memasuki hidup Raegan dan membuatnya ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi Satrio berpikir bahwa Kaldera adalah perempuan yang tepat untuk anaknya.
“Papa punya dua anak laki-laki dan dua-duanya jatuh cinta pada perempuan yang sama. Papa jadi penasaran, sebaik dan semengagumkan apa perempuan itu. Mama kamu pasti sudah mengenal Kaldera lebi jauh dari pada Papa. Kalau boleh, Papa juga ingin mengenal calon menantu Papa. Gimana, menurut kamu?”
***
Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮
Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂