Satu Persatu Fakta yang Terungkap
Leonel telah ditetapkan sebagai tersangka sejak keputusan sidang beberapa hari lalu. Namun polisi masih melakukan pencarian dan belum menemukan keberadaan Leonel.
Aksa kini telah bebas dari penjara, lelaki itu dapat menjalani hari-harinya seperti remaja lelaki pada umumnya. Namun ada yang terasa hilang dari dalam dirinya. Aksa memang mendapatkan kembali hidupnya, tapi ia kehilangan sosok sahabat terbaiknya.
Sore ini sepulang sekolah setelah Aksa berziarah dai makam Zio, kini Aksaberada di depan sebuah rumah yang terlihat sangat megah. Tidak lama setelah Aksa menekan bel di dekat pagar tinggi itu, seorang lelaki bertubuh tinggi dan kekar membukakan pagar untuknya. Aksa dipersilakan masuk dan langsung diantar ke tempat tujuannya.
Hari ini Aksa telah sepakat untuk melakukan diskusi dengan Raegan dan Kaldera. Begitu memasuki ruangan dengan pintu ganda putih, Aksa tidak hanya menemukan Raegan dan Kaldera di sana, tapi ada 3 orang lelaki yang tidak Aksa kenali.
“Lo duduk dulu,” ujar Raegan mempersilakan Aksa untuk duduk. Aksa mengangguk sekali, ia meletakkan tas sekolahnya di kursi lalu menarik kursi dan mendudukinya.
“Kenalin mereka adalah Romeo, Barra, dan Calvin.” Raegan mengenalkan tiga orang lelaki kepada Aksa. Aksa lantas melirik Kaldera yang duduk di sampingnya. Kaldera hanya mengangguk sekali, mengisyaratkan kalau ia sudah lebih dulu mengenal orang-orang tersebut.
“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Barra sambil menatap lurus ke arah Aksa. Seketika Raegan, Romeo, Calvin, dan Kaldera menatap ke arah Barra. Barra mengedikkan kedua bahunya, pria itu masih menatap Aksa dengan tatapan intens dan sedikit mengintimidasi.
“Dia bisa dipercaya,” ucap Raegan akhirnya. Raegan beranjak dari duduknya, lalu ia melangkah ke arah sebuah lemari dan membuka salah satu lacinya. Sekembalinya Raegan, lelaki itu menunjukkan sebuah pistol di tangannya dan mengarahkannya kepada Aksa.
Aksa nampak terkejut dan matanya membelalak menatap ke arah pistol yang ada di tangan Raegan. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, aksi Raegan itu sudah dapat menjelaskan bahwa Aksa akan berurusan bukan dengan orang sembarangan. Jadi Aksa harus dapat dipercaya dan jika berkhianat, harusnya lelaki itu sudah tahu apa konsekuensi yang akan dihadapinya.
Raegan masih mengarahkan pistolnya kepada Aksa, tapi saat Kaldera meminta Raegan menjauhkan benda itu dari Aksa, Raegan perlahan-lahan akhirnya menjauhkannya.
“Seiring berjalannya waktu, lo akan tau sendiri lo berurusan dengan siapa. Kalau lo mengkhianati kepercayaan kita sekecil apa pun itu, lo akan tau sendiri akibatnya,” terang Romeo. Aksa lantas mengangguk dengan cepat dan berjanji bahwa ia bisa dipercaya.
Calvin sedikit bergerak dari posisi duduknya, pria itu meletakan kedua lengannya di atas meja. “Polisi sampai sekarang belum bisa menemukan keberadaan Leonel. Jadi kita harus cari cara, tanpa bantuan polisi atau bahkan siapa pun, kita harus bisa menemukan Leonel.” Calvin menjelaskan apa yang akan menjadi topik utama pembicaraan mereka saat ini.
“Status Kaldera yang akan jadi saksi di persidangan waktu itu masih bersifat rahasia, tapi Leonel mengetahui itu. Jadi kemungkinan besar Leonel memang memiliki koneksi dengan pejabat tinggi negara atau mungkin penegak hukum itu sendiri,” ujar Raegan. Semua yang ada di ruangan itu memikirkan perkataan Raegan dan mereka juga setuju dengan pemikiran tersebut.
Sesuai yang diungkapkan oleh Kaldera soal Leonel yang mengetahui bahwa Kaldera akan bersaksi, mereka pun sepakat berasumsi kalau Leonel punya hubungan dengan pejabat negara yang memiliki jabatan tinggi.
“Gue masih nyimpen bukti yang mungkin bisa dipakai untuk selidikin Leonel,” ujar Aksa tiba-tiba. Seluruh pasang mata di ruangan itu kini menatap ke arah Aksa.
“Mungkin bukti ini bisa jadi jalan pembuka untuk menemukan Leonel,” tambah Aksa sambil mengeluarkan sebuah memory card dari ponselnya.
***
Kaldera menemukan Aksa begitu ia melangkah keluar dari kelasnya. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, kini murid-murid satu persatu mulai berhamburan keluar dari kelas mereka.
“Kal, hari ini gue pergi ke suatu tempat untuk ngelacak bukti yang ada di memory card itu,” terang Aksa.
Aksa dan Kaldera berjalan bersisian keluar dari gedung sekolah. Saat langkah mereka sudah sampai di depan gerbang, Kaldera menoleh pada Aksa dan berujar, “Lo yakin bisa ke ngelakuinnya sendiri?”
Aksa mengangguk. “Gue bisa, Kal. Nanti kalau udah berhasil gue cari tau, gue akan infoin ke lo.”
“Kal,” ujar Aksa lagi.
“Hmm?” Kaldera segera menoleh pada Aksa dan memberikan enuh atensinya kepada lelaki itu.
“Apa lo tau siapa sebenarnya mas Raegan dan teman-temannya? Lo keliatan percaya banget sama mereka,” ujar Aksa.
Kaldera lantas mengulaskan senyumnya sekilas. “Lo akan tau nanti, tapi mungkin nggak sekarang. Yang jelas mereka orang-orang baik dan gue percaya sama mereka,” ujar Kaldera.
Tidak lama setelah itu, sebuah mobil hitam berhenti di depan Aksa dan Kaldera. Kaldera yang sudah fameliar dengan mobil itu, lantas berujar kepada Aksa. “Sa, gue balik dulu ya. Kalau lo butuh bantuan buat ngelacak bukti itu, kasih tau gue atau mas Raegan aja. Oke?”
“Oke,” ujar Aksa diiringi senyum kecilnya.
Kaldera pun mengangguk dan lantas melangkahkan kakinya menuju sisi kiri mobil. Begitu Kaldera sudah memasuki mobil itu, kaca di sisi pengemudi mobil itu terbuka. Aksa masih di sana, jadi ia sempat bersinggung tatap dengan Raegan.
Tidak lama setelahnya, Raegan kembali menutup kaca mobilnya dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran sekolah. Aksa memang dibuat penasaran tentang siapa sebenarnya Raegan dan teman-temannya. Aksa merasa bahwa mereka bukanlah orang sembarangan. Namun jika Kaldera mempercayai Raegan dan teman-temannya, maka Aksa pikir ia bisa membuat dirinya untuk percaya juga.
***
Keesokan harinya …
Bukti yang ada pada memory card Aksa telah berhasil dilacak. Aksa yang sejak bekerja pada Leonel dan penasaran dengan sesuatu yang tidak sengaja ditemukannya, telah menduplikat bukti tersebut. Aksa adalah hacker muda yang pintar dan cerdik. Tepat saat Aksa ingin kabur bersama bukti itu, Leonel menemukannya dan akan menghabisinya malam itu juga.
Bukti di dalam memory card tersebut menunjukkan bahwa ternyata Leonel melakukan sabotase dokumen rahasia yang berhubungan dengan administrasi negara. Dari sana kecurigaan pun mulai bermunculan. Jelas sekali jika Leonel memanfaatkan koneksi dengan pejabat negara yang memiliki jabatan tinggi untuk mengetahui status Kaldera sebagai saksi yang padahal itu masih menjadi rahasia. Tidak mungkin Leonel bisa melakukan semuanya sendiri, pasti Leonel memiliki orang yang menjadi back up-nya.
Hari ini Raegan memerintahkan dua anggota gengnya yang terbaik untuk melakukan sebuah misi. Mereka harus membuntuti anggota geng Tacenda untuk mencari tahu koneksi yang dimiliki oleh Leonel itu, Leonel bekerja untuk siapa, dan apa tujuan Leonel mesabotase dokumen rahasia negara.
Setelah dua hari membuntuti secara sembunyi-sembunyi, hari ini akhirnya Alaric dan Gifari berhasil mendapatkan jejak keberadaan anggota Leonel. Dua anggota geng Raegan itu menggunakan drone untuk dapat mengetahui situasi yang tengah terjadi.
Dari atas sebuah rooftop, mereka menerbangkan drone untuk merekam situasi di ruangan privat di sebuah restaurant milik hotel mewah.
“Drone kita nggak bisa menjangkau ruangan itu. Kita nggak bisa melihat siapa mereka,” ujar Alaric dengan raut wajahnya yang tampak kesal.
“Tapi target kita sudah masuk ke dalam. Kita harus secepatnya mendapatkan informasi,” ucap Gifari.
“Oke, gini aja. Lo tetap jalanin drone-nya, gue akan nyamar sebagai pramusaji restoran dan masuk ke dalam untuk terus pantau keadaan.” Alaric dengan cepat memutar otaknya untuk merubah sedikit rencana awal yang sudah mereka rencanakan.
***
Alaric dan Gifari berhasil mendapatkan beberapa foto dari kegiatan mereka membuntuti anggota geng Leonel itu. Salah satu tangan kanan Leonel yang bernama Taraka menemui seseorang yang diduga merupakan orang penting pemerintah. Beberapa anggota lainnya lantas segera telah membuat mind mapping yang bisa membantu mereka untuk memecahkan teka-teki tersebut.
Malam ini Raegan datang ke markas Aquiver dan di sana anggota gengnya telah berkumpul. Begitu Raegan melangkah memasuki ruangan itu, semua yang ada di sana langsung beranjak dari posisi mereka. Mereka lantas sedikit membungkukkan badan sebagai tanda hormat kepada ketua mereka.
Setelah Raegan menarik kursi kebesarannya dan duduk di sana, Alaric menghampirinya dan menunjukkan hasil foto yang diminta oleh Raegan.
Raegan melihat hasil-hasil foto itu dengan seksama. Dugaan mereka selama ini tepat sasaran. Leonel pasti memiliki back up orang yang punya jabatan tinggi di hukum.
Raegan lantas meletakkan kembali foto-foto itu di atas meja. “Cari tau siapa orang yang di foto itu,” ujarnya.
“Kami sudah mencari tau itu Bos,” ujar Alaric.
Raegan menatap anggotanya dengan alis yang tertaut. Namun detik berikutnya, sebuah smirk terulas di wajah tegasnya.
“Orang yang menemui Taraka adalah sekretaris dari ketua Mahkamah Agung,” ujar Gifari kemudian.
“Kalian sudah memastikan kalau itu benar?” Raegan berdiri dari kursinya. Ia menatap satu persatu anggotanya yang telah ia didik dengan ketelatenan selama bertahun-tahun. Meskipun sempat vakum dari pekerjaan ini, begitu Raegan kembali anggotanya tetaplah orang-orang yang handal dan setia kepadanya.
“Sudah, Bos. Kami dapat pastikan kalau orang yang ditemui Taraka adalah seorang sekretaris yang bekerja untuk ketua Mahkamah Agung,” jawab Alaric.
Raegan lantas mengangguk sekilas. “Oke, kerja yang bagus.”
“Bos, apa setelah ini ada acara makan-makan seperti dulu yang sering kita lakukan?” tanya seorang anggota begitu Raegan baru akan melangkah pergi dari sana.
Raegan pun berbalik dan muncul sebuah kerutan di keningnya. Detik berikutnya pria itu mengangguk dan mengiyakan ide tersebut. “Sebelum kalian harus bekerja lebih keras lagi kedepannya, kalian berhak mendapatkannya. Saya akan atur jadwal makan malam untuk besok.”
“Terima kasih Bos,” ujar mereka secara bergantian. Terlihat raut-raut bahagia di wajah para lelaki bertubuh kekar itu. Sudah cukup lama mereka tidak melakukannya. Kali ini Raegan akan kembali melakukan tradisi tersebut bersama para anggota gengnya.
***
Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮
Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂