Sebuah Senyum yang Fameliar
Sienna telah membuat keputusan bahwa ia akan membantu Bella. Pemotretan untuk produk parfum di mana Bella menjadi penanggungjawabnya, akan dilakukan di studio yang masih berada di gedung yang sama. Peralatan makeup telah dibawa oleh Hani dan Fia. Sienna berada di lift yang berbeda dengan para asistennya, ia pergi bersama Bella dan berada di satu lift yang sama dengan perempuan itu.
“Sisi bilang sama saya, hasil makeup kamu bagus banget,” ujar Bella sambil menoleh ke arah Sienna yang berdiri di sampingnya.
Sienna hanya mengulaskan senyum kecilnya menanggapi ucapan Bella. Sebenarnya Sienna memiliki sedikit keraguan di dalam hatinya. Hasil-hasil riasannya pada kliennya selalu dibekali oleh mimpinya, sehingga itu membantu Sienna untuk menghindari kesalahan. Namun kali ini, Sienna harus merias artis yang katanya namanya cukup besar dan Sienna tidak ada persiapan apa pun untuk itu.
“Sienna, saya yakin kamu bisa. Ini kesempatan yang bagus juga untuk kamu. Kalau beliau suka dengan hasil makeup kamu, kemungkinan beliau akan memakai jasa kamu lagi. Kamu akan menyelamatkan pemotretannya hari ini, kamu akan sangat berjasa,” ucap Bella lagi.
***
Sesampainya Sienna di studio pemotretan itu, Sienna langsung bersiap-siap untuk merias. Sienna tidak memiliki banyak waktu, jadi mungkin Sienna akan merias artis itu dengan waktu yang lebih sedikit dibandingkan merias kliennya yang lain.
Hani dan Fia dengan cekatan menyiapkan peralatan makeup yang akan digunakan Sienna. Setelah Sienna mensterilkan tangannya dan menyiapkan kursi untuk sang artis, tidak lama kemudian sosok artis perempuan dengan tubuh tinggi semampai terlihat memasuki ruang rias. Perempuan itu nampak sangat cantik, senyumnya lembut, dan proporsi wajahnya bisa dibilang hampir mendekati kata sempurna.
“Saya mulai makeup-nya ya,” ucap Sienna dengan sopan kepada perempuan itu.
Perempuan yang sedang duduk itu menoleh kepada Sienna, lalu ia mengangguk.
“Kira-kira makeup-nya bisa selesai dalam berapa menit ya?” tanya perempuan itu dengan nada suaranya yang terdengar lembut dan ramah.
“Kurang lebih tiga puluh menit untuk hasil makeup simple glam,” tutur Sienna.
Sienna sudah mulai merias wajah perempuan itu, wajah sempurna yang selama ini ia lihat berseliweran di layar kaca. Pantas saja Bella sangat pemilih dalam memilih MUA untuk merias artis yang akan mempromosikan produk perusahaannya. Selain karena ini adalah project besar, alasan lainnya pastilah sosok artis ternama harus selalu tampil memukau dan sempurna di depan kamera.
Perempuan yang kini tengah dipoles wajahnya oleh Sienna adalah Marsha Iliana Tengker, aktris populer yang telah banyak membintangi sinema elektronik di televisi, beberapa film layar lebar, serta menjadi brand ambassador dari merek-merek ternama yang iklannya sering terpampamg di billboard besar maupun tayang cukup sering di televisi.
Setelah hampir 30 menit berlalu, kini Sienna telah selesai merias wajah Marsha. Riasan kali ini nampak sederhana, sesuai dengan tema pemotretan yang ingin diwujudkan.
Marsha beranjak dari kursinya dan perempuan itu menatap pantulan wajahnya di kaca rias. Detik berikutnya Marsha tersenyum manis sekali, lalu ia menoleh pada Sienna dan berujar, “Terima kasih. Saya suka banget sama hasil makeupnya.”
Sienna yang mendengar pujian itu ikut merasa senang. Sienna berhasil melakukannya dengan baik. Tanpa Sienna sangka, Marsha sangat puas dengan hasil polesannya, itu melebihi ekspektasi Sienna sendiri.
Marsha kemudian berlalu hadapan Sienna untuk mengganti pakaiannya sebelum sesi pemotretan dimulai. Sepeninggalan Marsha, Hani dan Fia menghampiri Sienna. Kedua asisten Sienna menatap Sienna dengan tatapan bangga. Mereka memang yakin Sienna mampu melakukannya, meski tanpa bantuan mimpi pembaca masa depan itu. Sienna beberapa kali kerap ragu terhadap kemampuannya, ia takut melakukan kesalahan tanpa adanya bantuan sang mimpi. Namun hari ini Sienna berhasil membuktikannya sendiri bahwa ia memang mampu.
Di tengah-tengah Sienna dan asistennya yang sedang merapikan makeup yang baru dipakai, tiba-tiba fokus mereka teralihkan oleh pintu ruangan yang dibuka. Di sana nampak kehadiran Bella dan seorang wanita yang lantas Sienna ketahui bernama Ila.
Tidak lama setelah kehadiran Bella dan Ila, menyusul kehadiran seorang pria dengan tinggi badan sekitar lebih dari 175 centi. Pria itu mengenakan sebuah kacamata rayban hitam dan sebuah masker yang menutupi wajahnya. Saat pria tersebut akhirnya membuka maskernya, Sienna baru bisa melihat wajah itu.
Lantas pria itu berbicara kepada Ila. “Marsha udah selesai dirias belum Mbak? Sekarang Marsha di mana?”
“Marsha udah dirias, Al. Tinggal ganti baju aja, habis itu kita bisa langsung mulai pemotretannya. Untungnya ada MUA pengganti,” jelas Bella. Seketika tatapan Bella, Ila, dan lelaki yang tadi dipanggil ‘Al’ tadi mengarah kepada Sienna. Sienna masih diam di tempatnya, sampai Bella menghampirinya dan langkahnya disusul oleh Ila dan juga lelaki itu.
Bella pun menjelaskan pada Sienna bahwa Marsha tidak sendiri melakukan pemotretannya. Sesuai dengan konsep iklannya nanti, produk parfum akan ditujukan untuk pasar kaum muda-mudi, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi perusahaan Bella menggaet dua artis ternama untuk berpasangan melakukan pemotretan.
Bella kemdudian meminta tolong pada Sienna untuk melakukan touch up riasan pada lelaki yang kini ada di hadapan Sienna. Sienna menganggukinya dan lantas meminta lelaki itu untuk duduk di kursi di hadapan cermin rias. Sienna memperhatikan wajah itu sejenak, supaya ia tahu apa yang perlu dilakukannya untuk merapikan tampilan wajah itu.
Hanya butuh sedikit usaha untuk merias wajah lelaki itu. Sebelumnya sudah ada makeup di wajahnya, jadi Sienna hanya perlu memberikan sedikit polesan saja.
“Sudah selesai makeup-nya,” ucap Sienna.
“Oke, terima kasih,” ujar lelaki itu.
Lelaki itu lalu bangkit dari kursinya. Detik berikutnya terlihat sosok Marsha memasuki ruangan rias dan menghampiri lelaki yang langsung mengarahkan netranya kepada Marsha.
“Jadi … hari ini kita pemotretan bareng nih?” ujar Marsha dengan seulas senyum cantik yang mengembang di wajahnya.
Lelaki di hadapan Marsha itu balas tersenyum sambil pandangannya tidak lepas dari Marsha. Sebelum lelaki itu meraih tangan Marsha dan hampir merangkul pinggang rampingnya, kemunculan Bella dan Ila di ruangan itu menginterupsi keduanya. Ila segera meminta lelaki itu untuk mengganti pakaiannya, karena waktu yang mereka miliki semakin sempit untuk melakukan pemotretan.
Sienna masih di sana dan ia menyaksikan saat lelaki itu tersenyum kepada Marsha. Kemudian ketika lelaki itu berlalu dari hadapan Marsha, Ila menghampiri Marsha dan memberikan sesuatu pada Marsha yang katanya ia temukan di mobil lelaki itu. Ila yakin bahwa bucket bunga mawar putih itu adalah untuk Marsha.
***
Di perjalanan pulang di dalam mobil, Sienna memikirkan kejadian yang baru saja didapatinya. Sienna merasa fameliar dengan paras lelaki itu, terlebih dengan senyumannya. Senyuman itu ... mirip dengan senyum orang yang Sienna lihat di taman bunga di mimpinya. Meskipun mimpi tersebut tidak terlalu jelas di mata Sienna, tapi Sienna begitu yakin bahwa senyuman lelaki itu mirip sekali dengan senyum orang misterius yang Sienna temui di dalam mimpinya.
Saat mobil yang ditumpangi Sienna berhenti karena padatnya lalu lintas, netra Sienna tidak sengaja melihat ke arah sebuah poster promosi sebuah film laga yang sebentar lagi akan tayang di layar lebar. Di papan billboard yang cukup besar itu, terpampang sosok aktor yang akan menjadi bintang utama di film action tersebut.
Sienna lalu bergerak mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu di kolom pencarian di ineternet. Muncullah nama aktor yang akan menjadi peran utama film The Last Mission. Alvaro Zachary, nama aktor itu. Berdasarkan apa yang tertulis di sana, Alvaro adalah seorang aktor yang telah memulai karirnya sejak usia 13 tahun. Alvaro diketahui telah menjalin hubungan asmara dengan Marsha Iliana Tengker selama 8 tahun belakangan.
Sienna memutuskan untuk membaca sedikit biografi soal Alvaro dan melihat beberapa fotonya yang beredar di internet. Saat netra Sienna menangkap foto masa kecil Alvaro, Sienna langsung teringat pada sosok yang dulu dikenalnya. Pikiran Sienna seketika melayang pada masa kecilnya sekitar belasan tahun yang lalu. Lebih tepatnya saat sekolah dasar, dimana ada seorang anak lelaki yang menyatakan perasannya kepada Sienna. Sienna berakhir menolak lelaki itu, bahkan terus terang mengindarinya saat tidak sengaja berpapasan dengannya.
Sienna tidak memiliki ingatan banyak tentang teman-teman sekolah dasarnya, karena waktu itu ia juga merupakan murid pindahan yang baru datang ke sekolah itu saat kelas 5. Namun Sienna ingat sekali bahwa nama anak lelaki yang menyatakan perasaan padanya adalah Alvaro, bocah lelaki yang dengan kedua pipi chubby-nya.
Sienna tentu tidak bisa melupakan kejadian yang membuatnya malu itu, saat Alvaro meminta Sienna menjadi pacarnya tepat di hadapan teman-temannya. Namun pertanyaan Sienna saat ini, benarkah Alvaro teman sekolah dasarnya adalah sosok yang sama dengan yang beberapa menit lalu Sienna temui?
Selain itu, seseorang yang ada di mimpi Sienna, mirip sekali senyumannya dengan Alvaro Zachary sang aktor laga terkenal itu. Apa arti dari mimpi yang dialami oleh Sienna kemarin? Mengapa Alvaro berada di dalam mimpinya, di saat Sienna bahkan tidak mengingat wajah itu dan Alvaro juga terlihat tidak mengenalinya saat mereka bertemu tadi?
***
Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷
Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜
Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭