The Best Birthday Gift

2 tahun kemudian.

Kaldera Seeing Raegan's Sleep

14 Juli. Tanggal tersebut merupakan tanggal yang spesial dan akan selalu diingat oleh Kaldera, karena di tanggal tersebut, seseorang yang juga spesial baginya tengah berulang tahun. Kaldera sengaja bangun lebih pagi hari ini. Saat Raegan masih terlelap, Kaldera sudah mandi dan sedikit memoleskan makeup sederhana di wajahnya.

Ketika Kaldera selesai dengan dirinya, ia melenggang menuju kamar dan menghampiri Raegan di kasur. Raegan tampak masih nyenyak tertidur. Kaldera mengamati paras suaminya, ciri khas ketika Raegan tertidur adalah belah bibirnya yang selalu sedikit terbuka. Kaldera lantas mengulaskan senyum segarisnya.

Dengan suara lembut, Kaldera berujar di dekat Raegan, “Mas.” Raegan belum terbangun juga, membuat Kaldera berusaha memikirkan cara lain untuk membangunkan Raegan.

“Sayang, bangun yuk? Ini kan hari spesial kamu,” ucap Kaldera. Kaldera lantas mengarahkan jarinya untuk membuat garis tidak kasat mata di batang hidung Raegan. Berkat aksi Kaldera itu, Raegan sedikit bergerak di dalam tidurnya.

Kaldera Seeing Raegan's Sleep

“Mas, aku punya hadiah spesial untuk kamu. Kamu nggak liat hadiahnya nih?” ujar Kaldera lagi. Namun Raegan belum juga bangun. Oke, ini adalah ide terakhir Kaldera. Kaldera langsung memutuskan untuk melayangkan kecupan di pipi Raegan. Bibirnya mendarat tepat di pipi mulus Raegan. Kaldera pikir itu akan berhasil, tapi rupanya tidak juga. Baiklah, masih ada 1 pilihan lagi.

Kaldera mendekatkan dirinya, lalu dengan cepat ia mendaratkan bibirnya di atas bibir Raegan.

Cuph. Terdengar bunyi singkat saat kecupan itu diberikan Kaldera. Raegan akhirnya membuka matanya berkat sesuatu yang mendarat di bibirnya itu. Dengan wajah kantuknya dan tangannya yang mengucek mata, Raegan menatap Kaldera. Kening Raegan pun berkerut. “Kamu mau ke mana Sayang? Kok udah rapi?” tanya Raegan sambil mengamati penampilan Kaldera pagi ini. Sebuah parfum manis khas Kaldera terserap ke indera penciuman Raegan, selain itu istrinya nampak sedikit berdandan.

“Kamu lupa ya? Ini kan hari ulang tahun kamu,” ujar Kaldera.

“Oh iya. Aku baru inget,” Raegan pun bergerak dari posisi baringannya. Raegan menyandarkan punggungnya ke header kasur, lalu ia menarik Kaldera untuk dibawa ke dalam dekapannya.

“Selamat ulang tahun Mas,” ujar Kaldera.

“Iya, Sayang. Makasih ya,” balas Raegan.

“Mas, aku punya hadiah spesial untuk kamu,” ucap Kaldera. Kaldera mendongak untuk mempertemukan netranya dengan netra Raegan. Kaldera lantas beranjak dari dekapan Raegan dan melenggang keluar kamar.

Raegan menunggu Kaldera kembali karena Kaldera hanya memintanya tetap di tempatnya. Tidak beberapa lama Kaldera sudah kembali. Raegan duduk di kasur dan memperhatikan kedua lengan Kaldera bersembunyi di balik tubuhnya, sepertinya istrinya itu membawa sesuatu itu dan tidak berniat langsung memperlihatkannya pada Raegan.

Raegan

“Kamu tutup mata dulu,” ucap Kaldera yang kini sudah duduk bersila di hadapan Raegan. Raegan pun menurut saja, ia memejamkan matanya.

Kemudian Raegan merasakan Kaldera meletakkan sesuatu di kedua tangannya. Sesuatu itu tidak teralu berat, bahkan terasa cukup kecil di tangannya.

“Oke, sekarang kamu boleh buka mata,” ujar Kaldera memberitahu Raegan. Raegan terlihat tersenyum gugup, lalu detik berikutnya Raegan pun membuka mata.

The Gift

Raegan langsung menatap benda yang berada di tangannya itu. Sepersekian detik Raegan terdiam sambil memandangi benda itu lekat-lekat. Raegan mengeluarkan benda itu dari dalam kotaknya, lalu Raegan beralih menatap Kaldera. Tatapan Raegan tampak berbinar bahagia.

“Kal ini— ” ucapan Raegan tertahan.

Kaldera pun mengulaskan senyumnya. “Aku harap hadiah ini akan jadi hadiah yang nggak akan kamu lupakan. Sebenarnya aku udah test dari 2 minggu yang lalu, tapi aku mau jadiin kabar bahagia ini sebagai hadiah ulang tahun kamu,” jelas Kaldera.

Tanpa aba-aba, Raegan meletakkan benda itu di kasur, lalu ia merengkuh Kaldera ke dalam pelukannya. “Kal, kita udah nunggu ini cukup lama,” ucap Raegan.

Detik berikutnya, Raegan mengurai pelukannya dan menatap Kaldera. Raegan menangkup kedua sisi wajah Kaldera, ia menatap Kaldera penuh sayang. “Kal, aku bahagia banget. Makasih ya,” ucap Raegan. Kemudian Raegan menurunkan wajahnya dan berhenti di dekat perut Kaldera yang masih terlihat rata. Raegan lantas menyematkan sebuah kecupan ringan di sana.

Mendapati kejadian itu di depan matanya, Kaldera pun merasa begitu terharu dan bahagia. Mereka memang telah cukup lama menanti kehadiran sang buah hati. Raegan dan Kaldera sempat khawatir bahwa mereka tidak bisa memiliki anak, karena berkali-kali mengecek ke dokter kandungan, hasil semuanya baik dan normal. Namun rupanya mereka memang diminta untuk menunggu dan menghabiskan waktu berdua dulu tanpa hadirnya seorang anak.

Raegan menatap Kaldera sambil menorehkan senyum segarisnya. “Kal, ini adalah hadiah ulang tahunku yang terindah,” ucap Raegan.

***

Terima kasih telah membaca The Expert Keeper 🔮

Silakan beri dukungan untuk The Expert Keeper supaya bisa lebih baik kedepannya. Support dari kalian sangat berarti untuk author dan tulisannya 💜

Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya yaa~ 🥂