The Plan
Sudah satu minggu berlalu sejak Marcel resmi mengakhiri hubungannya dengan Naomi. Marcel yang mengakhirinya lebih dulu, karena merasa sudah tidak tahan menjalin hubungan dengan Naomi.
Naomi tidak terima Marcel memutus hubungan dan mengatakan bahwa sikap Naomi lah yang membuat Marcel ingin mengakhiri jalinan asmara mereka. Naomi membalikkan fakta bahwa Marcel tidak bersungguh-sungguh dengan hubungan mereka. Marcel jarang punya waktu untuknya. Bahkan Marcel meminta asistennya untuk membalas pesan Naomi, berpura-pura bahwa yang membalas adalah Marcel. Namun Marcel bukan tanpa sebab melakukannya. Marcel merasa jengah dengan sikap Naomi yang kekanak-kanakan. Marcel mengatakan, Naomi bukanlah seorang putri kerajaan dan Marcel bukanlah seorang pangeran yang harus menuruti segala keinginannya.
Hakikatnya manusia memang tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki di dalam hidupnya. Naomi hampir memiliki segalanya, tapi perempuan tidak nampak puas.
Naomi Bachdim merupakan seorang pengusaha yang memiliki pendapat perbulan sekitar 1M di usianya yang masih terbilang cukup muda. Di usianya yang menginjak 29 tahun, Naomi telah berhasil menjadi pengusaha yang sukses di bidang fashion. Clothing line yang dibangun Naomi telah memiliki 12 cabang store yang tersebar di kota-kota besar. Naomi menjadi perempuan yang sukses dan mandiri secara finansial. Namun seperti tidak cukup dengan semua itu. Ketika berpacaran dengan Marcel, Naomi menganggap bahwa ia bisa mendapatkan segalanya lebih dari apa yang telah ia miliki sebelumnya.
Kini Marcel telah terlepas dari segala tetek bengek yang berhubungan dengan Naomi. Marcel pun merasa lega dan bebas.
Siang ini Marcel tengah berada di kantornya dan baru saja selesai menikmati waktu istirahat siangnya, ketika Arsen datang ke ruangannya untuk mengantarkan sebuah undangan padanya.
“Naomi ngirim undangan buat acara pameran fashion clothing line punya dia kolaborasi sama brand penyelenggaranya,” terang Arsen.
Marcel lantas melirik undangan yang diletakkan Arsen di mejanya, lalu detik berikutnya ia mengambil benda tersebut dan membaca tulisan yang tertera di sana.
Arsen berpikir mungkin ia akan mendapat tugas dari Marcel setelah perihal Naomi yang mengirim undangan. Entah apa tugas tersebut, Arsen tidak dapat menebaknya, karena bosnya itu sering kali bertindak di luar dugaannya.
“Ada tugas lanjutan buat gue?” Arsen lantas berinisiatif bertanya.
“Jelas ada,” ujar Marcel, lalu sebuah senyum tipis terulas di wajahnya. Marcel berdeham sekali, kemudian ia kembali berujar, “Cari tau semua yang berhubungan sama acara pameran itu. Yang paling penting, kontak perusahaan yang ngadain acaranya. Gue mau secepatnya lo bisa dapetin info yang gue minta.”
“Lo punya rencana apa?” Arsen bertanya.
“Kemarin Naomi nge-chat gue buat ngasih tau dia akan ngirim undangan. Dia bilang kalau gue nggak dateng, artinya gue belum moved on dari dia. Gue akan dateng ke acara itu, tapi gue nggak mau dateng sebagai tamu biasa. I will prove her that I already moved on.”
“Oke. Gue usahain besok infonya udah ada di lo,” ucap Arsen sebelum akhirnya berlalu dari ruangan Marcel.
Seumur hidup Arsen bekerja dengan seseorang, baru ketika ia bekerja dengan Marcel, kecerdasan otaknya terus berusaha dipacu untuk dapat mengikuti standar otak cerdas bosnya itu.
Arsen memang belum bisa menebak secara pasti apa yang akan dilakukan oleh Marcel. Namun yang pasti, Arsen yakin bahwa rencana yang disiapkan bosnya bukanlah suatu hal yang biasa.
***
Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹
Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi 💕
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~🍒