The Wedding Ceremony

Aryo's Wedding Car

Aryo mengendarai BMW putihnya untuk sampai ke venue pemberkatan pernikahannya hari ini. Pria itu tampil sempurna dengan kemeja putih yang dilapisi tuxedo hitamnya. Rambutnya telah ditata rapi oleh seorang hair style beberapa menit yang lalu. Persiapan untuknya sendiri cukup simpel dan tidak memakan waktu yang lama. Berbeda dengan Tiara yang saat ini masih di make up oleh dua orang makeup artist profesional.

Aryo bertemu para sepupu dan tantenya, mereka berbincang sebentar sampai Rama menahan pergerakannya ketika ia beranjak dari tempatnya.

“Lo mau kemana?” tanya bodyguard-nya itu.

“Mau ketemu Tiara,” jawab Aryo.

Rama memerhatikan sekitarnya dan menyapukan pandangannya sekilas, “Mana boleh ketemu sekarang, sabar kali. Ohya, gue punya info baru. Laporannya gue kirim ke lo nanti malam,” ujar Rama.

“Sialan. Jangan nanti malam,” desis Aryo.

Rama terkekeh mendapati wajah kesal atasannya itu, “Oh ya, gue lupa. Malam pertama sama istri nih ceritanya. Semangat ya Bos,” Rama menepuk pundak Aryo sebelum melenggang pergi dari hadapan atasannya itu.

***

The Altar

Aryo on His Wedding Day

Aryo berdiri gagah di depan altar dan pandangannya menatap lurus ke arah Tiara. Perempuan itu berjalan dengan anggun, satu lengannya berada di lengan ayahnya. Sesekali gadis itu melihat ke arah hadirin sembari melemparkan senyum cantiknya.

Aryo memerhatikan paras menawan itu, dressdan bride veil putih yang sederhana dan elegan itu tampak sempurna dikenakan Tiara. Aryo menyaksikan semua itu dan merasakan kedua matanya memanas. Sejenak ia mengalihkan tatapannya dari sosok Tiara, guna mencegah air mata merembas dari pelupuk matanya. Saat Tiara sampai di hadapannya, Aryo menatap perempuan itu sembari mengulaskan senyum simpulnya.

Andi Lubis menyerahkan tangan putrinya pada Aryo, sebagai sebuah tanda bahwa seorang ayah telah merelakan putrinya untuk menjadi milik pria lain. Aryo menerima uluran tersebut, ia membawa lengan Tiara untuk melingkar di lengannya.

Seorang pendeta di hadapan keduanya menuntun Aryo dan Tiara untuk bergantian mengucapkan ikrar pernikahan.

Aryo meraih kedua tangan Tiara dan mengenggamnya, “Saya merima kamu, Tiara, untuk menjadi istri saya. Untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita,” tutur Aryo sambil menatap lembut paras Tiara.

Tiara balas menatap Aryo sembari tersenyum, ia berdeham sejenak sebelum gantian mengucapkan ikrarnya, “Saya menerima kamu, Aryo, menjadi suami saya,” ucap Tiara mengikuti apa yang Aryo ucapkan sebelumnya.

Prosesi tersebut berjalan dengan lancar dan sangat intimate. Kini keduanya pun telah menjadi sepasang suami istri yang sah di hadapan agama dan hukum negara.

Setelah memasang cincin di jari manis pasangan secara bergantian, pendeta mempersilakan mereka untuk memadu kasih sebagai sepasang jiwa baru yang telah disatukan. Tiara mendapati Aryo menatap matanya dan ia merasakan jantungnya berdebar kencang. Aryo memangkas jaraknya dengan Tiara, yang seketika membuat Tiara memejamkan kedua matanya.

Aryo menyematkan kecupan di keningnya dan Tiara otomatis membuka netranya. Perempuan itu tersenyum kikuk dan malah dihadiahi sebuah senyum jenaka dari Aryo.

“Kenapa gugup? Kita udah pernah melakukannya,” bisik Aryo di dekat Tiara.

Tiara mencebikkan bibirnya dan membuang pandangannya dari Aryo sebisa mungkin.

Look at me, Tiara,” tutur Aryo. Dalam hitungan dua detik, tangannya bergerak lembut untuk menghela sisi wajah Tiara. Kemudian Aryo memberikan ciuman lembut di bibir wanitanya. Dunia Tiara seperti berhenti ketika merasakan bibir lembab Aryo menyapa bibirnya. Hanya terjadi kurang dari 7 detik, Aryo pun kembali menjauhkan dirinya dari Tiara.

Lantas Aryo meraih tangan Tiara untuk digenggam, lalu melempar senyumnya ke arah para tamu, yang lantas berseru gembira menyaksikan momen bahagia keduanya.

***

Acara pemberkatan tersebut mengusung tema garden party, sesuai dengan keinginan yang Tiara utarakan sebelum pernikahan. Awalnya Tiara ragu, Aryo akan menuruti kemauannya dan perempuan itu mencoba untuk mengerti. Dimana konsep outdoor sendiri akan lebih repot untuk mengurus masalah privasinya. Namun semua itu dapat diatasi dan Tiara mendapatkan pernikahan impiannya.

Acara berjalan lancar dengan penjagaan yang sangat ketat. Tidak ada media yang diperbolehkan untuk meliput, sehingga dokumentasi hanya ada dari pihak pribadi.

Wedding Venue

Tiara mendapati Aryo menghampirinya ketika ia sedang bersama kedua adiknya, Kelvin dan Chelsea. Tanpa di sangka, adik lelakinya yang paling kecil itu mendekat pada Aryo.

“Kak Aryo, jangan dibawa pulang ya Kak Tiaranya ya. Kelvin masih mau sama Kakak,” tutur bocah berusia 5 tahun itu dengan wajah polosnya. Aryo nampak bingung menanggapi ucapan Kelvin, ia menatap ke arah Tiara dan sesaat mereka hanya saling bertukar pandang sambil tersenyum kikuk.

Saat situasi canggung seperti ini, bundanya menghampiri mereka dan mencoba untuk membujuk anak lelakinya itu. Kelvin diberi pengertian oleh bundanya dan kemudian ia langsung beranjak untuk memeluk tubuh Alifia.

“Sebentar aja kok adik kamu begini, nanti juga baikan lagi. Bunda coba kasih pengertian ke Kelvin pelan-pelan ya,” ucap Alifia sambil mengulaskan senyumnya pada Tiara dan Aryo. Kejadian itu berlangsung begitu saja dan akhirnya Kelvin mau dibujuk untuk pulang tanpa Tiara.

Sebelum benar-benar memisahkan diri, Aryo dan Tiara berpamitan pada kedua keluarga. Ayahnya dan Aryo berbicara berdua tanpa Tiara tahu apa yang sedang kedua pria itu bicarakan. Ayahnya itu terlihat tersenyum kepada Aryo dan raut bahagia terpancar di wajahnya.

Aryo benar-benar menampakkan sosok menantu dan suami idaman di hadapan kedua orang tua dan keluarganya. Namun bagi Tiara, sifat asli pria itu akan muncul ketika mereka hanya sedang berdua.

***

Tiara berpikir tentang hal apa yang harus ia mulai terlebih dahulu. Kehidupan pernikahannya tetap lah nyata, meskipun ia memiliki tujuan lain dari pernikahan ini. Tiara tidak terlalu menyukai ketika ia harus kembali beradaptasi, terlebih tanpa orang yang ia sayang berada di sekelilingnya.

Tiara melirik Aryo yang menyetir di sampingnya dengan hanya satu tangan memegang kemudi. Meskipun mereka sudah mengambil jalan tol, mereka tetap harus menempuh perjalanan yang cukup lama untuk sampai ke tempat tujuan.

“Kenapa nggak pakai supir aja?” tanya Tiara yang sejujurnya ingin tahu kenapa Aryo memilih menyetir dengan jarak tempuh yang cukup jauh di hari pernikahannya sendiri. Setelah pernikahannya, Tiara menjadi tahu seberapa kaya pria yang dinikahinya, tapi pria ini rupanya cukup pelit, pikirnya.

“Biar cuma ada kita berdua di sini,” jawaban Aryo membuat Tiara terdiam dan terpatahkan sudah spekulasi di dalam kepalanya. Namun jangan salah berpikir Tiara akan diam saja dan menelan mentah-mentah perkataan spesies buaya darat bernama Aryo Bimo. Aryo memang menikahi seorang perempuan bukannya hantu, tapi Tiara tidak sudi kalah omongan dengan Aryo. Aryo pikir dirinya itu siapa, bisa membuatnya tidak berkutik hanya dengan kalimat yang berorientasi mesum dari lelaki itu.

“Lo mau berapa babak? Tujuh ? Sepuluh? Ayo kita lakuin,” ucap Tiara menantang Aryo. Tidak disangka oleh Tiara, pria itu menepikan mobilnya di sebuah rest area yang tidak terlalu ramai. Mereka masih berada di dalam tol, jadi hanya dapat berhenti di rest area saja.

I’ve been read in some article, doing something in car can gave a different sensation.” Tiara mendekatkan tubuhnya pada Aryo dengan berani. Namun pria itu hanya menatapnya dan bergeming di tempatnya. Setelah beberapa detik, Tiara yang merasa kalah pun kembali menjauhkan tubuhnya dari pria itu.

Tiara memainkan jemarinya tanpa berniat sedikit pun melihat kearah Aryo lagi. Lelaki itu memang sialan. Tiara pastikan Aryo tidak akan mendapatkan apapun darinya.

***

Ketika sampai di hotel dan membersihkan diri, Tiara berniat mendiamkan Aryo dan langsung menjamah kasur berukuran king size di dalam president suit room yang telah disiapkan untuk mereka.

Tiara sama sekali tidak dapat memejamkan matanya sejak satu jam yang lalu. Sehingga hanya Aryo saja yang tertidur sambil sesekali mendekap tubuhnya ketika pria itu ingin melakukannya. Dasar, lelaki hampir semuanya sama saja! Apa yang ada di dalam kepala mereka, orientasinya selalu tidak jauh dari wanita dan ranjang.

Saat ini, Aryo persis seperti bayi besar yang sedang dikeloni oleh ibunya. Tiara juga merasakan lelah pada tubuhnya, tapi Tiara pikir Aryo lebih lelah darinya karena pria itu langsung tertidur dengan pulas.

Belasan tahun yang lalu, saat Tiara mendapati kesulitan tidur, bundanya akan memeluknya dan itu membuatnya merasa nyaman, sehingga ia berhasil tertidur. Tiara mengarahkan tatapannnya pada langit-langit kamar, guna menetralisir perasaan yang kini kembali datang dan terasa mengganggunya.

Sadar diperhatikan, Tiara menoleh pada Aryo yang terbangun dari tidurnya dengan keadaan masih memeluk tubuhnya.

“Jam berapa sekarang?” ujar suara husky Aryo yang kini memasuki indra pendengaran Tiara.

“Lo bisa lanjut tidur, resepsinya masih empat jam lagi,” ucap Tiara.

“Lo kenapa nggak tidur?” Aryo melepaskan dekapannya pada Tiara dan menatap gadis itu dari posisi baringannya.

Gadis itu memasang wajah datar dan minim ekspresinya, ia menjawab pertanyaan Aryo dengan hanya menggelengkan kepalanya. Tiara mengalihkan tatapannya dari Aryo, ia menatapi kukunya yang hari ini nampak cantik karena di hias oleh nail art bernuansa biru cerah.

“Jangan nyalahin siapapun, kalau nanti malam lo kecapean, Tiara. Acara resepsinya sampai malam.” Setelah mengatakannya, Aryo membalikkan tubuhnya untuk melanjutkan kembali tidurnya. Bagi Tiara, tidak penting bagaimana Aryo bersikap padanya sekarang maupun nanti. Tiara yang akan mengontrol sikapnya terhadap Aryo.

Tiara harus dapat mengatur apa yang ia tampilkan di depan Aryo. Begitu pun dengan apa yang tidak boleh ia tampilkan saat bersama pria di sampingnya ini.

***

Terima kasih telah membaca Emergency Married 💍

Berikan feedback berupa like, reply, hit me on cc, atau boleh juga dm aku ya. Aku menerima kritik dan saran yang membangun. Kalau ingin curhat apapun dan tanya-tanya juga boleh kok~

Semoga kamu enjoy sama ceritanya yaa, see you at next part!! 🌷