The Wrecked Heart
Valerie secara tiba-tiba datang ke kediaman Marcel. Valerie seorang diri menyambangi rumah putra semata wayangnya.
Rumah tersebut terlihat sepi di siang hari seperti ini. Valerie tentu memiliki maksud datang di waktu demikian, di saat cucunya tidak ada di rumah karena sedang bersekolah. Kemungkinan besar juga anaknya tidak ada di rumah, jadi Valerie akan menemui perempuan itu seorang diri.
Langkah Valerie kini telah sampai di ruang makan di rumah itu. Netranya di sana segera mendapati sosok Olivia di sana. Ada dua orang assiten rumah tangg yang langsung disuruh oleh Valerie pergi, untuk meninggalkannya hanya berdua dengan Olivia.
Olivia yang mendapati kehadiran Valerie di sana, lekas dengan sopan mempersilakan Valerie untuk duduk.
Namun Valerie menolak. “Kamu nggak berlaku sopan ke saya,” ujar Valerie masih sambil berdiri.
“Saya nggak akan pernah menganggap kamu menantu, sekali pun nanti anak saya menikahi kamu. Karena kamu tau, kamu adalah penyebab retaknya hubungan antara orang tua dengan anaknya. Karena kamu, anak saya sampai tega mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati suami saya dan juga saya,” ujar Valerie.
Tepat di depan wajahnya, Valerie mengatakan bahwa Olivia adalah penyebab nama keluarga Moeis tercoreng, dan Olivia tidak tahu diri dengan keberadaannya di hidup Marcel.
Setelah melontarkan kata-katanya, Valerie pikir Olivia akan memutuskan menyerah dan pergi, tapi rupanya tidak.
Olivia telah meyakinkan dirinya dan dengan tegas tapi tetap sopan, akhirnya Olivia berujar, “Mohon maaf Tante, tanpa mengurangi rasa hormat saya sama Tante, saya tidak pernah meminta Marcel untuk bersikap atau pun berkata-kata yang bisa menyakiti orang tuanya. Marcel cuma mengatakan apa yang dia rasain, Tante. Selama ini semuanya nggak bisa dia ungkapin, semuanya yang bikin Marcel tertekan.”
Tidak ada sosok yang patut untuk dituding sebagai penyebab retaknya hubungan Marcel dengan orang tuanya. Marcel hanya kecewa terhadap orang tuanya yang tidak pernah mengerti perasaannya.
“Apa maksud kamu ngomong kayak gitu? Kamu nyalahin saya dan suami saya? Tau apa kamu soal keluarga kami?” ucap Valerie bertubi-tubi.
“Saya mungkin udah lancang mengatakan ini sama Tante. Tante jelas lebih tau Marcel, karena Tante adalah Mamanya. Marcel selalu berharap kalau Tante bisa mengerti perasaannya, hanya itu yang dia butuhin. Saya minta maaf, tapi Marcel udah menyampaikan dengan baik-baik pada Papanya, mengenai rencana pernikahan kami. Marcel ingin mendapatkan restu orang tuanya, dan sebisa mungkin dia udah berusaha, Tante.”
Marcel dan Olivia hanya ingin menikah dan menyatukan cinta mereka, tidak ada yang salah dari keputusan tersebut. Selain itu Olivia mengatakan bahwa apa pun yang terjadi, Olivia akan tetap bertahan di sisi Marcel, karena ia mencintai pria itu.
“Apa yang kamu bilang barusan? Kamu masih punya keberanian untuk bertahan di sisi anak saya? Setelah kamu membuat anak saya lebih membela kamu dibandingkan orang tuanya,” Valerie mengulang ucapan Olivia yang sebelumnya.
“Iya, Tante. Karena saya mencintai Marcel,” ujar Olivia. Tidak sedikitpun Olivia mengalihkan tatapannya dari Valerie, meski rasanya tatapan Valerie menghunusnya dan jelas terpancar kebencian dari tatapan kedua iris itu.
Olivia ingin Valerie melihat kesungguhannya, bahwa alasan Olivia bertahan di sisi Marcel adalah karena Olivia mencintai Marcel.
Valerie dan Olivia masih di sana. Tanpa keduanya tahu, sedari tadi seseorang telah mendengar semua pembicaraan mereka.
Rupanya pembicaraan Olivia dan Valerie sejak tadi didengar oleh Marcel. Marcel baru kembali dari kantor dan kini berjalan menghampiri kedua Olivia dan Valerie.
Valerie yang mendapati Marcel di sana seketika langsung menatap ke arah Marcel. Begitu juga Olivia, yang tampak membeliak menatap Marcel, karena kehadiran pria itu tidak diduga olehnya.
Ketika akhirnya langkah Marcel sampai di hadapan Olivia dan Valerie, Marcel segera membawa dirinya untuk berdiri di samping Olivia.
Kemudian Marcel berujar sambil menatap Valerie, “Mah, Mama perlu tau satu hal. Kalau ada yang patut disalahin atas retaknya hubungan keluarga kita, itu adalah Mama dan Papa sendiri. Apa Mama sadar, kalau selama ini Mama nggak pernah mikirin perasaan Marcel.”
Kedua matan Valerie tampak berkilat ketika menatap Marcel. “Marcel kamu sadar nggak kamu lagi ngomong sama siapa? Mama ini yang melahirkan dan membesarkan kamu. Nggak ada perempuan baik-baik yang menjauhkan seorang anak dari orang tuanya.”
Ucapan Valerie tampak tidak dipedulikan oleh Marcel. Bagi Marcel itu seperti angin lalu, yang masuk ke telinga kanannya, lalu keluar melalui telinga kiri.
“Selama ini Marcel selalu coba buat menghargai dan menghormati Mama. Tapi apa Mah? Mama pernah nggak mikirin kebahagiaan Marcel?” lagi, Marcel mengatakannya.
Valerie seketika bungkam. Keterdiaman Valerie di sana, akhirnya membuat Marcel meminta Olivia meninggalkan ruang makan itu. Hanya akan Marcel yang bicara pada Valerie, ia tidak membiarkan Valerie bicara pada Olivia.
Namun sebelum Olivia melangkah pergi dari sana, perkataan Valerie tiba-tiba menahan langkahnya. “Kamu perempuan yang nggak tau diri dan nggak punya kehormatan. Seharusnya kamu tau posisi kamu, dan kamu itu nggak pantes untuk anak saya.”
Olivia mematung di tempatnya. Olivia hanya menatap pada Valerie, dan dari tatapan itu, Marcel melihat luka yang begitu jelas terpancar.
“Mah, tolong stop. Marcel bener-bener kecewa sama Mama,” ucap Marcel sambil tetap menatap Valerie.
Marcel kemudian meminta Olivia untuk tidak pergi dulu dari sana. Marcel ingin Olivia mendengar apa yang akan dikatakannya kepada Valerie.
“Mah, seharusnya kata-kata itu nggak diucapkan oleh wanita kepada wanita lain. Apalagi Mama tau kalau anak laki-laki Mama mencintai perempuan yang baru aja Mama sakitin.” Marcel menjeda ucapannya sesaat, ketika tiba-tiba merasakan lidahnya terasa kelu untuk sekedar berucap dan dadanya terasa sesak.
Valerie masih menatap Marcel di sana, wanita itu terdiam, padahal Marcel memberikan Valerie kesempatan untuk bicara.
Marcel akhirnya seacara sepihak memutuskan, bahwa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan oleh Mamanya kepada dirinya maupun Olivia.
Marcel pun bergerak meraih tangan Olivia, lalu ia menggenggamnya. Marcel akan membawa Olivia berlalu dari hadapan Valerie, tapi sebelumnya Marcel mengutarakan sekali lagi apa yang ada di pikirannya.
“Mah, Marcel sayang sama Mama dan sangat menghormati Mama. Tapi kalau Mama nggak bisa menghormati perempuan yang Marcel cintai, maaf Mah, Marcel sulit rasanya menghormati Mama. Marcel menghormati Mama,sama kayak Marcel menghormati Olivia. Sebagai sesama wanita dan seorang ibu, Mama harusnya nggak mengeluarkan kata-kata itu. Mama udah nyakitin Olivia, sama artinya Mama udah nyakitin Marcel, sama aja Mama udah nyakitin calon ibu dari cucu-cucu Mama nantinya.”
Usai mengatakannya, Marcel benar-benar berlalu dari hadapan Valerie sembari menggandeng tangan Olivia bersamanya.
Valerie masih terdiam di tempatnya, ia menatap putra semata wayangnya yang berlalu meninggalkannya.
Semua perkataan Marcel barusan padanya terasa benar, tapi Valerie tidak mau mengakui itu. Marcel begitu menghargai wanita yang dicintainya, tapi mengapa bisa begitu kecewa terhadapnya, padahal Valerie adalah ibunya? Apakah rasa cinta putranya sudah terkikis terhadap Valerie?
Valerie merasa terpukul, ia merasa begitu jauh dan tidak mengenali putranya. Apakah cinta seorang anak pada orang tuanya bisa berubah? Valerie tiba-tiba merasa takut akan hal itu. Valerie takut kehilangan cinta yang dimiliki seorang anak terhadap orang tuanya.
***
Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹
Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi💕
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍒