Thinking About His Feeling
Sudah terhitung sebanyak empat kali Gio bertemu dengan Sienna. Akhir pekan ini, Gio pergi bersama Sienna untuk menonton film di bioskop. Namun kali ini Alvaro tidak dapat ikut menemani. Semuanya berjalan baik selama dua minggu belakangan ini.
Chemistry yang terbangun di antara Gio dan Sienna, berhasil memberikan perubahan positif terhadap Gio. Beberapa kali Gio meminta Alvaro mengirimkan hadiah untuk Sienna. Gio terlihat sangat menyayangi Sienna. Begitupun sebaliknya, Sienna terlihat menyayangi Gio, meskipun tidak memiliki ikatan darah dengannya. Sienna mengisi peran sosok ibu yang dibutuhkan oleh Gio, dan Alvaro sangat berterima kasih pada Sienna berkat hal tersebut.
‘Tok Tok Tok’
Terdengar ketukan di pintu kamar Alvaro ketika ia baru saja selesai mengenakan pakaiannya. Alvaro telah mandi begitu ia sampai di rumah. Namun Alvaro belum bertemu dengan anaknya, karena ternyata Alvaro sampai di rumah lebih dulu ketimbang Gio.
Begitu Alvaro membuka pintu, ia mendapati Gio di sana.
“Gimana tadi filmnya? Seru?” tanya Alvaro.
“Seru banget Pah filmnya. Lain kali Papa harus ikut Gio sama bunda Sienna nonton film ya,” ujar Gio.
“Iya, lain kali Papa ikut deh,” ucap Alvaro sembari mengusap puncak kepala anaknya. “Maaf ya, tadi Papa nggak bisa nyusul. Nanti kalau Papa libur, Papa temenin Gio main ice skating, oke?”
“Oke, Papa,” balas Gio sembari mengacungkan ibu jarinya.
“Papa, Gio mau tanya sesuatu sama Papa,” ujar Gio sebelum anak itu pamit pergi ke kamarnya.
“Gio mau tanya apa?” Alvaro pun mengajak Gio ke ruang keluarga, mereka duduk berhadapan di sofa dan Alvaro membiarkan Gio bertanya padanya.
“Gio pengen bunda Sienna beneran jadi bundanya Gio, selalu temenin Gio. Gio tau, Gio punya mama Marsha. Tapi mama nggak ada untuk Gio, padahal Gio butuh mama. Gio mau tanya, gimana caranya bunda Sienna jadi bundanya Gio.”
Rentetan kalimat yang Gio lontarkan seketika membuat Alvaro bungkam. Alvaro kehilangan kata-katanya dan ia tidak bisa langsung memberi jawaban kepada anaknya.
“Papa, Gio nggak tau caranya, jadi Gio tanya ke Papa,” ujar Gio lagi.
“Oke, Papa akan jelasin ke Gio,” Alvaro menjeda ucapannya sejenak. “Bunda Sienna, bisa jadi bundanya Gio kalau bunda Sienna menikah sama Papa. Tapi Gio kan tau, Papa sudah punya mama dan menikah dengan mama.”
“Jadi, nggak bisa yaa Pah?”
Alvaro mengangguk. Meskipun Gio tampak tidak sepenuhnya memahami ucapannya, bocah itu akhirnya hanya mengangguk sok paham. Alvaro memilih jujur pada anaknya dan mengatakan mekanisme yang sebenarnya, tanpa ada yang ditutupi. Mungkin Gio belum paham sekarang, tapi suatu hari pasti anaknya dapat mengerti.
Setelah mengantar Gio ke kamarnya, Alvaro kembali ke kamarnya sendiri. Perlahan-lahan Alvaro mulai bisa memberi pemahaman pada Gio dan lebih bijak memiih cara unutk menangani anaknya.
Ketika Alvaro akan beranjak ke ranjangnya, netranya mengarah pada frame kecil yang berada di nakas samping kasur. Frame itu merupakan foto pernikahannya dan Marsha yang masih berada di posisi yang sama. Namun Alvaro merasa hatinya tidak lagi bersama orang yang ada di foto itu. Alvaro memandangi sejenak foto itu, lalu tanpa berpikir lagi, Alvaro memindahkan frame itu ke laci nakas. Selain hatinya yang mulai berubah, beberapa posisi juga seharusnya berubah. Setiap pagi saat Alvaro terbangun dan melihat foto itu, rasanya hatinya seperti dihujam oleh jarum. Alvaro tidak ingin lagi terjebak pada rasa sakit itu, ia ingin terbebas. Jika harus memulai sesuatu yang baru dengan orang yang baru, Alvaro akan bersedia memulainya.
Alvaro memutuskan merebahkan tubuhnya di ranjang setelah selesai dengan pikirannya. Hari ini merupakan hari yang cukup panjang baginya. Alvaro mendapati beberapa rintangan di tempat shooting. Sebagai seorang aktor laga, Alvaro ingin totalitas dan memberikan yang terbaik untuk film yang dibintanginya. Sebisa mungkin Alvaro tidak ingin shoot-nya digantikan oleh stunt man. Alvaro akan puas dengan hasilnya, tapi konsekuensinya, ia harus rela merasa lebih lelah dan bahkan mengalami cidera jika melakukan semua perannya sendiri.
Saat Alvaro akan memejamkan matanya, tiba-tiba saja otaknya memutar kilas balik kebersamaannya dengan Sienna dan juga Gio. Ucapan Gio pada Alvaro juga terngiang di kepalanya. Perlakuan tulus Sienna pada Gio, membuat Sienna terlihat menarik di mata Alvaro. Sienna yang ceria, lembut, dan penuh kasih sayang, berhasil menyentuh sisi terdalam hati Alvaro. Sienna berhasil memasuki pikiran Alvaro, dan bahkan rasanya melekat pada dirinya seperti sebuah tato.
Alvaro sekilas menggelengkan kepalanya, di berusaha menepis suara-suara di dalam kepalanya yang memberi tahu bahwa ia tertarik kepada Sienna dan telah memandang Sienna dengan cara yang berbeda.
Alvaro yang tidak bisa tidur akhirnya mengubah posisinya menjadi duduk. Alvaro mengambil ponselnya di atas nakas dan membuka kunci layarnya. Di galeri ponselnya, Alvaro melihat dua buah foto yang ia ambil waktu dirinya, Gio, dan Sienna pergi ke taman hiburan. Di foto itu, Alvaro berniat mengambil potret Gio, tapi tidak sengaja Sienna ikut masuk ke dalam frame. Di potret tersebut, Sienna terlihat menatap ke arah kamera dan menampakkan senyum kecilnya. Satu foto lagi yang akhirnya membuat Alvaro menarik kedua ujung bibirnya secara otomatis. Di foto itu terlihat Gio dan Sienna membuat bentuk hati dengan kedua tangan mereka. Hanya dengan melihat foto itu, Alvaro bisa merasa nyaman dan seperti menemukan rumahnya.
Alvaro akhirnya bertanya kepada dirinya sendiri. Apakah Alvaro sungguh memiliki perasaan pada Sienna? Alvaro akan memastikannya, dan ia harus memutuskan sesuatu. Bagi Alvaro saat ini, kriteria perempuan pendamping yang ia inginkan, semuanya terdapat pada diri Sienna. Alvaro menginginkan perempuan seperti Sienna, yakni perempuan yang bisa menyayangi anaknya terlebih dulu. Hidup Alvaro bukan hanya tentang dirinya, tapi juga anaknya. Sejak Gio lahir, Alvaro sudah memutuskan untuk menempatkan Gio sebagai prioritas utamanya.
***
Terima kasih telah membaca The Destiny of Love 🌷
Tolong beri dukungan untuk The Destiny of Love supaya bisa lebih baik lagi. Support apapun dari para pembaca sangat berarti untuk author dan tulisannya. 💜
Semoga kamu enjoy sama ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍭