How Can Her?
Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit dan kondisinya telah membaik, Olivia akhirnya diperbolehkan untuk pulang dan menjalani rawat jalan.
Olivia dapat menghubungi Dokter Sarah jika terjadi sesuatu dan beliau juga akan memantau kondisi kehamilan Olivia.
Sore ini Olivia tengah duduk di ranjangnya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur.
Tania berada di apartemen Olivia sejak siang tadi, sahabatnya itu membantunya untuk sekedar menyiapkan makanan. Olivia masih belum terlalu pulih dan memiliki energi seperti sediakala, jadi katanya Tania khawatir dan akan menemani Olivia di apartemen.
Saat Olivia ingin ke toilet, bahkan Tania mengantarnya untuk sekedar memastikan Olivia tidak akan terpleset.
“Tania, gue cuma hamil,” ujar Olivia begitu mendapati Tania di depan kamar mandi, tepat setelah Olivia menyelesaikan panggilan alamnya.
“Gue khawatir sama lo. Lo hamil sendirian kayak gini. Kalau amit-amitnya lo kenapa-napa, nggak ada yang nolongin lo nanti,” cerocos Tania.
Olivia lekas menatap Tania dengan tatapan terharunya dan berterimakasih. “Makasih ya lo udah perhatian sama gue,” ujar Olivia.
“Yaelah, Liv. Santai aja kali, kayak sama siapa aja lo. Lo itu punya gue, inget ya. Lo nggak sendirian,” tutur Tania yang lantas segera diangguki oleh Olivia.
Olivia kemudian baru akan kembali ke kasurnya, tapi bunyi bel di pintu apartemennya membuat Olivia dan Tania lantas saling bertatapan.
“Marcel bilang sama lo kalau dia mau ke sini?” Tania bertanya.
Olivia menggeleng satu kali. Pasalnya memang Olivia tidak tahu apa pun tentang Marcel yang akan datang.
Olivia telah meminta Marcel untuk pergi dari hidupnya, maka mungkin pria itu tidak akan pernah kembali datang.
“Biar gue yang cek siapa yang dateng,” ujar Tania dan Olivia pun hanya mengangguk. Olivia lantas melangkah menuju kasurnya dan membiarkan Tania melenggang ke pintu.
Olivia merasa penasaran siapa yang datang, jadi ia memutuskan menunggu Tania kembali.
Belum lama Olivia menunggu di kamarnya, Olivia mendapati Tania kembali dan temannya itu memberitahu. “Yang dateng Marcel. Dia mau ngomong sama lo,” ucap Tania.
Olivia menghela napasnya panjang mendengar ucapan Tania.
“Liv, lo sendiri yang bilang kalau lo nggak mau egois, kan? Gue tau ini berat buat lo, tapi anak lo dan Marcel, mereka berdua punya ikatan yang kuat. Lo nggak bisa misahin anak sama bapaknya,” Tania mencoba memberi pengertian pada Olivia. Tania paham bahwa ini tidak mudah bagi Olivia, tapi bagaimana pun Olivia mengandung darah daging Marcel, jadi tidak bisa bersikap egois untuk urusan yang satu ini.
Olivia akhirnya mengangguk. Ia bersedia untuk bertemu dengan Marcel dan membiarkan Tania meninggalkan mereka berdua. Tania memutuskan pergi dan nantinya akan kembali setelah pembicaraan antara Olivia dan Marcel selesai.
Olivia melangkah keluar dari kamarnya dan segera mendapati Marcel keberadaan di ruang tamunya. Olivia lantas mengambil duduk di hadapan Marcel. Kini mereka berhadapan dan tengah saling menatap.
“Kamu mau ngomongin apa?” Olivia bertanya, tampak ingin buru-buru menyelesaikan pembicaraannya dengan Marcel.
“Aku nggak akan nyerah buat ngeyakinin kamu Lic. Aku nggak akan biarin kamu laluin ini sendiri. Aku juga pengen ambil peran untuk anakku, jadi tolong jangan minta aku buat pergi dari kamu,” tutur Marcel.
Marcel tidak ingin kehilangan untuk yang kesekian kalinya dan penyebanya adalah orang tuanya.
Olivia akhirnya mengetahui soal Marcel yang selama ini hidup di dalam penderitaan dan penyebabnya adalah orang tuanya sendiri. Orang tua Marcel bisa melakukan apa pun untuk mencapai tujuan mereka, termasuk menjauhkan Marcel dari orang yang pria itu cintai.
Marcel bertekad memperjuangkan Olivia dan tidak ingin menyerah terhadap apa yang menjadi kebahagiaannya.
“Gimana caranya?” Olivia akhirnya bertanya. Di pikirannya kini, hanya terlintar tentang bagaimana caranya mereka dapat melalui semua ini? Bagaimana caranya mereka bisa bersama?
Marcel lantas menatap Olivia lekat, lalu ia mengutarakannya, “Kamu nggak perlu khawatir. Aku cuma butuh kamu di samping aku untuk kita bisa berjuang bareng. Kamu cuma perlu ngelakuin dua hal Liv, jangan pergi dari aku dan percaya sama aku.”
Olivia terdiam di tempatnya, ia tampak sedang berpikir. Mendapati Marcel yang tidak menyerah, perlahan membuat Olivia sadar bahwa Marcel sungguh mencintainya. Olivia juga tidak dapat membohongi, bahwa ia begitu mencintai Marcel. Jauh di lubuk hatinya, Olivia ingin berjuang untuk cintanya dan hanya ingin mewujudkan keluarga bahagia impiannya bersama Marcel.
“Oke, tolong kasih aku waktu untuk mikirin ini. Nanti aku akan kasih jawabannya ke kamu,” ujar Olivia yang akhirnya memutuskan.
Sore itu Olivia akhirnya Olivia mengatakan bahwa ia membutuhkan waktu untuk berpikir dan tidak akan mendorong Marcel pergi dari hidupnya begitu saja. Olivia memberi kesempatan pada Marcel dan juga sebenarnya untuk dirinya sendiri.
Olivia tidak memberi jawaban pada Marcel secara langsung, tapi meskipun begitu, Marcel meminta Olivia mengizinkannya untuk beberapa jam berada di apartemen Olivia. Marcel tiddak langsung pulang setelah pembicaaan mereka. Jadi akhirnya Tania bisa pulang dan giliran Marcel yang menjaga Olivia dan merawatnya.
Marcel memastikan Olivia makan dengan benar, membuatkan susu untuk Olivia, dan memastikan Olivia meminum vitaminnya.
Hingga hampir pukul 7 malam, akhirnya Marcel baru pamit pulang. Waktu beberapa jam yang berharga tadi, Marcel gunakan untuk mengambil perannya sebagai calon ayah untuk anak mereka.
“Aku pulang dulu ya. Kalau kamu butuh apa-apa, please let me know,” ujar Marcel sebelum dirinya melangkah meninggalkan apartemen Olivia.
Olivia hanya mengangguk mengiyakan. Setelah itu Marcel benar-benar membawa dirinya pergi dari sana.
Olivia menutup pintunya dan masuk ke dalam. Olivia tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Olivia merasakan jantung berdebar di dalam sana, untuk kesekian kalinya Olivia merasa bahwa dirinya jatuh cinta pada Marcel. Olivia jatuh cinta dengan cara Marcel memperlakukan dan menunjukkan bahwa pria itu mencintainya dengan sangat tulus.
Sekeras apa pun Olivia berusaha tidak mencintai Marcel, Olivia rasa ia akan kidak mampu melakukannya.
Olivia telah jatuh terlalu cinta terlalu dalam pada Marcel, jadi katakan bagaimana caranya seseorang mendorong cintanya pergi di hidupnya?
***
Terima kasih telah membaca Fall in Love with Mr. Romantic 🌹
Jangan lupa kasih masukan biar kedepannya bisa lebih baik lagi💕
Semoga kamu enjoy dengan ceritanya, sampai bertemu di part selanjutnya~ 🍒